FLASHBACK ONSebelum kalian bingung kenapa aku sangat mengistimewakan Gibran mari kuceritakan bagaimana kita menjadi pasangan dulu, mungkin kalian akan jatuh cinta juga seperti aku setelah membaca ini.
Gibran itu salah satu senior popular dikampusku kala itu, kami berbeda 2 tingkat, aku semester 2 dia semester 6. Sebenarnya sejak dulu masuk kuliah aku sangat tidak memperdulikan keberadaan Gibran yang banyak di elu-elukan kaum hawa angkatanku ,sampai suatu hari dia datang dan membuat aku tertarik.
Hari itu, hari dimana pertama kali kita bicara dibawah halte dan sedang hujan deras
Aku yang kala itu sedang berteduh dan menunggu angkutan datang untuk pulang dihampirinya atau lebih tepatnya Gibran berlari kecil kehalte untuk berteduh juga seperti aku mungkin.
“Kamu pulang kemana?” aku menoleh kekanan dan kekiri memastikan dengan siapa dia bicara. Kosong. Hanya ada kita berdua dihalte ini. Aku menunjuk diriku sendiri "saya?"
“Iya kamu, saya Gibran. Boleh salaman?” dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar dan membuat hatiku sedikit bergetar, sedikit loh gak banyak, aku menyambut uluran tangannya
“Gita” entah aku terlalu terpesona atau terlalu malu suara yang keluar dari mulutku terdengar sedikit bergetar, memalukan sekali.
“Mau pulang bareng saya?” aku menoleh lagi, ini orang obvious banget sih.
“Saya gak akan nyulik kok, dari beberapa minggu kemarin saya mau ajak kenalan tapi…” dia menggantung kalimatnya .
“tapi?” kataku menatap dia lagi, Gibran tersenyum melihat aku menatap dia.
“Tapi takut ditolak, jadi mau? yuk” aku bingung dengan ajakannya.Tiba-tiba dia lari kearah kampus lagi meninggalkan aku yang kebingungan. Dasar gak jelas.
Gak sampai beberapa menit ketika hujan mulai reda sebuah mobil berhenti di depanku, ternyata Gibran. Dia menurunkan jendelanya “Ayo, tadi kamu udah setuju kan pulang bareng saya?” Kapan aku menyetujuinya coba? dengan sedikit enggan aku masuk kemobilnya.
Setelah memberitahu dia alamatku Gibran menjalankan mobilnya pelan padahal jalanan cukup sepi hari itu. Dia bilang kalau sudah tau aku sejak aku masih menjadi mahasiswi baru dan banyak teman-temannya yang menceritakan tentang aku kepada dia.
Dia memutar tape dan sibodoh Gita ini langsung histeris tau musik yang diputar itu salah satu lagu One Direction boyband kesukaanku. Gibran bersenandung kecil “cause nobody loves you baby the way I do“ Aku berani sumpah demi abang gorengan sebelah mushola kampus kalau suara Gibran itu mirip suara Zayn personel 1D saat menyanyikan bagian lagu Fireproof itu.
“Kaka suka OneD? Waah” ujarku antusias, lagi-lagi dia memamerkan senyumnya.
“Wah iya dong saya suka mereka dari awal mereka debut”
Mengalirlah percakapan kami tentang boyband satu itu, aku dan Gibran membicarakan banyak hal mulai dari awal 1D predebut hingga vakum seperti sekarang dan juga kami bernyanyi heboh sepanjang perjalanan.
Gibran mampu membuat dirinya semakin menarik saat itu. Mungkin hari itu juga hari pertama aku jatuh cinta pada Gibran.Semenjak kejadian diantar pulang oleh Gibran, kami jadi dekat dan sering bertukar kabar, ternyata banyak kesamaan diantara kita berdua, kita punya selera musik yang sama bahkan sampai genre film yang sama.
Kalian tau pertama kali Gibran menyatakan cintanya bagaimana?
Begini kujelaskan, kalau kalian pikir aku ditembak dengan cara yang heboh atau romantis kalian salah, Hari itu tanggal 10 bulan November di outdoor seat IndomartPoint saat aku sedang sibuk mengunyah sebatang coklat putih sogokan untuk menemaninya mengerjakan tugas, tepat jam 10 malam dia melakukannya, menyatakan perasaanya dengan cara yang sangat biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran dan Gita
RomanceGimana rasanya kalau tiba-tiba mantan pacarmu menghubungimu kembali? sebal? langsung menolak? Berbeda dengan kalian Gita menerima Gibran dengan tangan terbuka padahal Gibran itu pernah menjadi alasan 'patah hati terburuk' bagi Gita. Ini adalah kisah...