Gibran.P: Gita, kamu marah?
kenapa gak balas pesan saya?Aku masih bingung harus membalas apa, karna aku sendiri gak tau apa yang sedang aku rasakan saat ini, sejak kejadian Gibran minta maaf perasaanku kacau. Sudah beberapa hari ini aku mengabaikan pesan dan telpon darinya, aku takut gak bisa menahan diri kalau harus bicara lagi dengan Gibran, aku takut luka lamaku terbuka lagi.
Gita.C : engga kok gib, aku lagi sibuk.
Cukup dua kalimat itu yang aku kirim agar dia berhenti menghubungi aku, bukanya gak ingin lagi berhubungan dengan Gibran, jujur aku sangat ingin, demi apapun aku sudah merindukan dia selama bertahun-tahun, tapi saat dia kembali malah hatiku galau, rasa takut akan tersakiti lagi membuncah dihati. Sebenarnya aku ini sudah memaafkan Gibran atau belum sih?
mungkin aku cuma butuh waktu untuk mencerna semuanya, tentang Gibran yang tiba-tiba datang dan masa lalu kami yang seolah ingin diungkit kembali.
****
Entah kantorku itu sangat peka dengan perasaan karyawannya atau bagaimana aku sangat senang dapat tugas keluar kota selama 1 minggu, seolah tau kalau aku butuh pelarian dan menjauh dari Jakarta sekarang.
Semoga Yogyakarta bisa sedikit mengurangi kegundahan hati.Hari pertama dan kedua diYogya aku disibukan dengan berbagai pertemuan-pertemuan penting dengan client, hari ketiga aku disini aku hanya menyibukan diri di kamar hotel menyelesaikan pekerjaan agar bisa berlibur lebih lama tanpa dibebani pekerjaan, malam itu saat aku sedang sibuk mengetik email Gibran menghubungiku lagi
"Halo gita"
"iya halo"
"kamu sibuk?"
"lil bit, ada apa?"
"bisa ketemu?"
"aku gak di Jakarta"
"kamu dimana?"
"Yogya"
"sampai kapan?"
"4hari kedepan kayanya"
"yasudah, Malam gita jangan kecapean"
Aku menutup telpon tanpa membalas ucapan selamat malamnya tanpa tau keesokan hari nya dia membuatku terkejut.
"Gibran?!"
Dia datang, tepat pukul 4 sore dia ada didepan pintu kamar hotelku, dengan tampang yang masih seperti biasa -masih tampan- dan hanya membawa backpack yang bisa kukira isinya dia hanya membawa beberapa helai pakaian karna backpacknya tidak terlalu terlihat penuh.
"Kamu ngapain disini?"
"Mau ketemu kamu."
"Tau dari mana aku disini?"
"Dari temen kantormu si ayu"
Aku memutar bola mataku, si ayu ini kok bisa-bisanya memberi tahu aku menginap dimana padahal dia dan Gibran gak kenal satu sama lain, pasti Ayu tergoda tampang manusia yang ada didepanku ini.
"Kamu sibuk git? mau makan gudeg bareng saya?"
"kenapa tiap ketemu aku kamu selalu ngajak makan sih? emang muka aku kaya orang kelaperan ya?" ucapku frustasi, frustasi ingin memeluk tubuh pria ini karna jujur aku rindu sekali dan sangat senang dia jauh-jauh datang untuk aku, tahan gita tahan jangan malu-maluin dong!
Gibran dan aku tertawa setelah jeda beberapa detik, mentertawakan ucapanku barusan. Aku senang kamu disini Gibran.
Karna hari itu hari sabtu malam minggu jalanan kota Yogya cukup padat, Kami sampai di alun-alun kota saat matahari terbenam, berjalan-jalan seputaran alun-alun yang semakin hari gelap semakin terang dengan lampu warna-warni cantik.
Aku dan Gibran duduk disalah satu warung angkringan lesehan menikmati wedang hangat sambil mengobrol."Kamu libur ya gib sampe bisa nyamperin aku?"
"engga juga hari sabtu saya ijin, hari minggu memang libur kan?" dia menaikan alisnya menggoda,aku hanya ber oooh ria.
"Gita tau kenapa sampai sekarang saya baku? pakai saya-kamu tiap bicara?"
"kenapa?" tanyaku sambil menatap dia yang makin malam kok makin tampan, dia mendekatkan wajahnya ingin membisikiku.
"biar kaya rangga" bisiknya.
"jayus" kataku meledek.
"yaudah aku cinta kalo kamu rangga" ledekku lagi. Dia mengelus rambutku pelan lalu bilang.
"bukan, kamu bukan cinta
saya yang cinta
cinta sama kamu gita"
Gibran ini jago sekali ya buat aku mematung dan jantungku berdisko ria, aku meneguk teh tawar hangatku dengan terburu-buru, mengalihkan rasa salah tingkah, malu, dan senang.
Gibran seharusnya kamu gak begini, aku gak mau tau habis ini kamu harus tanggung jawab dengan perasaanku, Gibran bisa gak sehari aja gak usah bikin aku jatuh cinta?
Gibran perlu kamu tau kalau aku gak pernah sehari pun benci kamu, perlu kamu tau kalau setiap harinya hati aku selalu jatuh untuk kamu.
Cahaya dialun-alun kota, dua porsi wedang dan teh hangat dan seorang Gibran, semuanya terasa sempurna malam itu.
Gibran aku jatuh lagi, kamu menang.Ps: aku gatau visualisasi yang paling cocok dipasangin sama aa ganteng Nicholas saputra siapa, silahkan kalian berimajinasi sendiri
maafin aku bawa-bawa rangga , aku korban AADC banget emangTerimakasih yang sudah mau baca, vote dan tap to recommended ya buat support aku!
lots of love
pucall❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran dan Gita
RomanceGimana rasanya kalau tiba-tiba mantan pacarmu menghubungimu kembali? sebal? langsung menolak? Berbeda dengan kalian Gita menerima Gibran dengan tangan terbuka padahal Gibran itu pernah menjadi alasan 'patah hati terburuk' bagi Gita. Ini adalah kisah...