Sinyal #1

51 9 6
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, ramai terdengar suara derap langkah kaki. Yap, langkah kaki itu milik mereka yang beraktivitas di pagi yang sejuk ini baik dari yang muda sampai yang tua. Di tengah perjalanan, mereka bertemu oleh seorang anak yang sangat ramah.

"Hai Rine! Hai Zerina! Selamat pagi nenek Yuki! Apa kabar, Fazla? Semoga harimu lebih baik."

Siapa yang tidak mengenal Utara? Yap, ia lebih akrab dipanggil Tara si anak perempuan aktif, lincah, dan ramah yang ada di perumahan Sahabat Lingkungan. Penampilannya tak pernah lepas dari yang namanya topi hitam, hoodie putih, dan headset berwarna biru tua.

Sudah menjadi kebiasaannya ia menyapa orang orang di sekitarnya, suara sapa Tara seolah olah memberikan semangat untuk orang orang yang mendengarnya.

"Oiii, Taraaa!!! Sini," Teriak Wira,

"Oiii juga, Wiraa. Hahaha."

Tara berjalan menuju lapangan, di sana sudah terlihat teman temannya menunggu. Ada Revina, Eliza, Airen, Wira, Fahmi, dan Rengi(dibaca Ren-gi).

"Ada apa nih rame rame?" Tanya Tara

"Gini Ra, bukan manggil kamu ya Wira...hehe, jadi kemarin aku iseng iseng nyari artikel tentang time travel dan ternyata itu seru banget, banyak misterinyaa," Terang Revina.

Tara hanya mengangguk angguk dengan cerita Revina, jujur saja...ia tidak percaya dengan yang namanya time travel. Pikirnya, memang ada manusia yang bisa menciptakan teknologi sehebat itu?

"Aku masih tidak percaya dengan time travel, itu sebuah teknologi yang mustahil. Memang ada manusia biasa atau ilmuwan bahkan profesor pun yang bisa menciptakan mesin waktu?"

Revina hanya menatap teman temannya.

"Kalau aku sih, masih fifty fifty ya. Karena selain apa yang dikatakan oleh Tara, aku juga melihat di beberapa artikel tentang bukti adanya mesin waktu. Tapi...yaa, nggak tau juga sih, toh kitanya juga belum pernah mengalaminya bahkan melihat mesinnya" Ucap Fahmi.

"Tapi kalau misalkan time travel itu ada, aku ingin ke masa lalu. Aku ingin lihat, kehidupan dinosaurus pada zamannya," Ucap Eliza.

Airen tertawa, "Kalau itu mah bukannya masih bisa dilihat di museum?"

Eliza tertawa. "Ya, kalau di museum kan dinosaurusnya nggak hiduuup, Ireeeen. Kesel aku tuh,"

Rengi hanya melihat teman temannya dan ikut tertawa.

Tik...tik...tik, langit mulai menurunkan rintik air.

"Udahan dulu ceritanya, udh mau hujan. Aku duluan, daah,"Ucap Rengi,

"Eeh, nanti dulu. Aku ikut,gi. Semuanya, aku duluan yaa," Ucap Wira.

Wira dan Fahmi berjalan menyusul Rengi, sedangkan yang lainnya juga berjalan pulang.
Tara berjalan pelan, ya hujannya juga belum deras. Srrk, srrk, krrssk, suara semak semak itu sampai pada telinganya. Ia menengok ke arah belakang, pasti ada seseorang yang bersembunyi di sekitar sini. Kembali ia menoleh ke depan, lalu berjalan cepat melewati blok yang ada.

###

"081, target bernama Utara. Sekali lagi, bernama Utara."

Orang misterius itu lalu pergi terburu buru dan menghilang, dengan cerobohnya ia tak sengaja menjatuhkan barang penting dari ranselnya.

###

Airen yang sedang membawa sayur sayuran mendadak tersandung suatu benda dan jatuh,

"Aduduh, untung aja sayurnya nggak jatoh," Sambil berdiri, ia membersihkan bajunya dari tanah yang menempel.

Kedua bola matanya menemukan sebuah benda, lalu perempuan berambut ikal tersebut mengambil benda yang diduga membuat dirinya terjatuh. Benda apa ini?

Bersambung.

Time isn't Always a ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang