CHAPTER 17

374 55 2
                                    

- tolong... -

Gue ngeliat ke langit dan sedikit meredakan rasa sedih gue. Dan ngebenerin posisi duduk gue jadi nyender di dinding bangunan.

 Dan ngebenerin posisi duduk gue jadi nyender di dinding bangunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mendung dan gelap... apakah itu kau hujan? Jika iya tolong bawa rasa sedih ini ke dasar bumi hingga aku tak dapat merasakannya lagi"

Mata gue seketika lelah. Ngantuk. Perlahan lahan gue nutup mata gue.

BUGH!!!

"A..akh.." baru aja pengen nutup mata, pipi gue tiba tiba di tonjokin.

Gue cuma bisa ngeliat dua orang cowo, bajunya item. Yang satu sibuk ngikatin kaki sama tangan gue, yang satu lagi ancang ancang buat ninju gue yang kedua kalinya dengan tangan satu di kepal dan satu lagi di leher gue.

 Yang satu sibuk ngikatin kaki sama tangan gue, yang satu lagi ancang ancang buat ninju gue yang kedua kalinya dengan tangan satu di kepal dan satu lagi di leher gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks.. t-tolong..." ucap gue sedikit memberontak dengan tenaga yang tersisa.

BUGH!!!

"Diam!" Iya, dia ninju gue lagi dan tangannya semakin eratin cekaman di leher gue, bikin gue sedikit susah buat bernafas.

BUGH!!!

"Hun, cepet ikatnya."

Hun?

'Lapor, CUTL A45B berhasil di dapatkan'

Tiba tiba walkie talkie orang itu berbunyi.

"Baik, atur strate-."

"TOLONG!! Siapapun itu!! Tolongin gueeeee!!" Ucap gue berharap dapat pertolongan dari walkie talkie itu.

BUGH!!!

"Heh, udah lemah. Lo sok berani lagi orangnya."

"Aakhh-" demi apapun ini leher gue sakit banget. Gue ngerasain muka gue yang udah merah banget sekarang.

RIGHT HERE ; HWALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang