👑 Prolog 👑

47.9K 1.1K 75
                                    

ONLY YOU
ig : @hapsyahnurfalah
Sequel of Halaqoh Cinta ❤
👑 👑 👑 👑 👑

"Nggak," tolak Farel mentah-mentah saat sang bunda menyuruh dirinya untuk mengganti baju santainya. Sebuah kemeja beserta celana panjang hitam disodorkan oleh bundanya untuk Farel kenakan saat ini.

"Ih Farel, di bawah itu ada tamunya Bunda. Kamu jangan gitu dong," kata Kartika, bunda Farel.

"Ya terus?" tanya Farel dengan nada bicara terkesan nyolot. Tapi sang bunda yang sudah tahu karakter Farel, tak merasa tersinggung sama sekali. Ia tahu, memang seperti itulah karakter anak bungsunya.

Farel Ardiansyah Pratama, anak laki-laki dari pasangan Rama Wicaksono dan Kartika Amalia yang kini berusia 18 tahun. Farel memiliki tubuh yang lebih tinggi dibandingkan Rama. Tinggi Farel hampir 189 cm, sedangkan tinggi Rama hanya mencapai 186 cm. Farel juga memiliki fitur wajah dan ekspresi yang lebih tegas dan terlihat lebih dingin dibandingkan Rama. Alisnya tebal seperti alis Rama, hidungnya mancung seperti hidung Kartika, serta bibir merah mudanya perpaduan antara bibir Rama dan juga Kartika.

Farel adalah anak bungsu dari 2 bersaudara yang memiliki karakter paling berbeda dalam semua silsilah keluarganya. Terlebih sifatnya yang jauh dari kata 'ramah'. Maka dari itu, untuk orang-orang yang baru mengenal Farel sekali-dua kali, maka mereka pasti akan banyak berburuk sangka pada Farel karena kesan pertama.

Kartika menarik napas panjang lagi. Mencoba berusaha lebih sabar menghadapi singkatnya ucapan dan juga ekspresi wajah Farel yang dingin. "Temui sebentar atuh Rel. Sebentar aja, nggak akan lama."

"Nggak, Bun." Kini Farel mencoba menyibukkan diri dengan tugas kuliahnya. Kini Farel baru melewati semester pertama di salah satu universitas negeri ternama di Indonesia.

Sebenarnya Farel tidak tertarik untuk kuliah di Indoneisa, karena yang ia inginkan sejak kelas 5 SD adalah dengan berkuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika Serikat. Impian Farel sejak kecil adalah bisa menjadi ahli teknologi di sana. Hebat memang, karena Farel dianugerahi otak yang cerdas oleh Allah dan menjadi anak yang unik karena ketika teman-temannya senang bermain, Farel lebih senang membaca buku dan kalaupun bermain ia lebih suka permainan semacam TTS, ataupun permainan yang mengasah otak.

Massachusetts Institute of Technology (MIT), adalah kampus yang terletak di atas lahan seluas 168 hektar, membentang lebih dari satu mil di sepanjang sisi Cambridge dari lembah sungai Charles, Inggris. Kampus yang menampilkan landmark yang menakjubkan yang dirancang oleh orang-orang seperti arsitel Alvar Aalto, Frank Gehry dan Steven Hollin dengan bangunan dalam berbagai gaya arsitektur dari neoklasik hingga modernis dan brutalist.

Karena impian besarnya itu, Farel selalu belajar lebih keras dan giat untuk cita-cita dan impiannya yang satu itu. Berbagai perlombaan olimpiade selalu Farel ikuti untuk memenuhi semua portofolio CV miliknya. Terlebih jika itu berbau matematika, ipa, dan juga bahasa Inggris, ketiga itu adalah pelajaran yang sangat Farel sukai. Makanya tak heran, jika di rumahnya itu terdapat berbagai piala, piagam, serta sertifikat penghargaan Farel simpan dalam 1 lemari kaca sejak kelas 1 SMP. Jika sudah memiliki keinginan dan impian, maka Farel tak akan setengah-setengah melakukannya. Kalau bisa, ia akan melakukan semuanya dengan sempurna. Bahkan Farel juga meriset sendiri bagaimana serangkaian tes yang harus ia lakukan agar bisa lolos masuk kampus bergengsi tersebut.

Farel sadar betul bahwa cita-citanya begitu besar. Menjadi ahli teknologi adalah impian Farel, terlebih menjadi ahli teknologi dalam barisan mahasiswa kampus MIT. Tapi saat menjelang kelulusannya, Farel malah berubah haluan.

Farel mengambil keputusan berat, dengan tidak jadi pergi ke Amerika untuk menjadi salah satu bagian dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Only You | ✅ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang