👑 02 | Pulang Bareng 👑

18.3K 913 56
                                    

ONLY YOU
Follow ig : @hapsyahnurfalah
Follow akun wattpad ini juga dong! 😘
👑 👑 👑 👑 👑

What if we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
Nothing could keep us apart
You'd be the one I was meant to find

It's up to you, and it's up to me
No one can say what we get to be
So why don't we rewrite the stars?
Maybe the world could be ours

Tonight....

Sudah 1 bagian dari lagu yang terpasang sebagai nada alarm di handphone berbunyi, tapi sang pemilik handphone tampak masih terlelap di dalam balutan selimut. Nada alarm yang telah ia atur di jam 8 pagi, tampak tak berpengaruh pada tidurnya kali ini. Suara musiknya padahal sudah ia atur dengan suara tertinggi, tapi tetap, itu tak mengganggu tidurnya sama sekali.

"Fania!!" teriak seorang wanita dari luar kamar yang tak lain adalah mama Fania. Ia mengetuk pintu anaknya, lebih tepatnya menggedornya, karena Fania yang tak kunjung bangun walaupun ia telah memanggil nama Fania selama 1 menit ke belakang.

"Fania, Ya Allah... Kamu ini yang bener aja dong! Fania, kamu harus kuliah!!" sang mama masih belum menyerah membangunkan anak gadisnya.

Fania yang terus diteriaki oleh mamanya dari luar pun akhirnya membuka kedua kelopak matanya. Dengan malas ia bangkit duduk. "Iya Ma!! Fania udah bangun!" balas Fania dengan ikut berteriak. Untungnya papa Fania sudah berangkat kerja, karena jika tidak, pasti antara Fania ataupun mamanya akan kena tegur papanya karena teriak-teriak di dalam rumah.

Dengan malas Fania bangkit duduk. Rambut ikal panjangnya itu tampak acak-acakkan seperti rambut singa yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

"Arrggghh!!" Fania menggeram untuk membangkitkan semangatnya. Caranya memang sangat aneh. Ia punya cara sendiri untuk menyemangati dan membangkitkan mood dirinya. Karena kalau saja hari ini tak ada jadwal kuliah, mana mau Fania bangun jam 8? Terlebih ini masih hari spesialnya karena jadwal dapet bulanan, sehingga Fania lanjut bablas untuk tidur hingga jam 8.

Fania menggelengkan kepalanya. Ia menepuk-nepuk pelan kedua pipinya agar kedua matanya semakin terbuka lebar. Fania mengambil handphonenya, dan seketika melonjak kaget karena baru sadar ia ada jam kuliah jam 8.30, sedangkan Fania baru bangun jam 8 lewat 10 pagi.

"Faniaaa!!!!" Fania segera menyibak selimutnya, dan saking kuatnya selimut itu sampai terbang jauh hingga ke pintu. Dengan tergopoh-gopoh, Fania mengambil handuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Tak lebih dari 5 menit Fania keluar dari kamar mandi dengan handuk meliliti tubuhnya. Celana jeans yang melekat di kakinya, atasan dengan motif floral, serta kerudung segi empat berwarna mocca, menjadi outfit pilihannya hari ini.

Dengan gerakan cepat, Fania mengikat rambut ikalnya. Ia bahkan tak menyisirnya dan hanya mengikat rambutnya asal. Bodo amat, karena Fania pun memakai hijab. Fania juga memakai bedak tipis dan lipstick berwarna nude untuk menyamarkan wajahnya yang terlihat kurang fresh.

Fania memungut dan kembali melempar asal selimutnya ke arah yang tak ia lihat. Masa depannya dengan dosen killer lebih berharga saat ini dibandingkan dengan omelan yang harus ia terima ketika sang mama tahu kamarnya berantakan seperti kapal pecah.

Fania langsung membawa tas, handphone, serta sepatunya ke luar ruangan. Pagi ini Fania seperti orang yang kesetanan. Gerakannya terburu-buru, beberapa kali ia hampir tersandung karena langkah kakinya sendiri.

Only You | ✅ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang