👑 03 | Kompak Katakan Tidak 👑

15.1K 851 71
                                    

ONLY YOU
Follow Ig : @hapsyahnurfalah
👑 👑 👑 👑 👑


Perjalanan di mobil berlangsung penuh hening. Beberapa kali Fania melirik ke arah Farel yang sibuk menyetir, tapi pandangan laki-laki itu selalu fokus ke depan. Bahkan deru napasnya Farel saja, Fania tak bisa mendengarnya.

Fania menggembungkan pipinya. Ia bosan hanya duduk diam dan tak melakukan apa pun. Mulutnya gatel ingin bersuara, tapi ia juga takut akan diturunkan Farel di tengah jalan kalau berisik.

"Ngapain ngeliatin?" tanya Farel yang memecahkan lamunan Fania. Padahal pandangan Farel sejak tadi lurus ke depan, tapi laki-laki itu seolah tahu kalau Fania sejak tadi menatapnya.

"Laper, Rel."

Keluhan Fania itu berhasil membuat Farel melirik sekilas pada Fania. Tatapan singkat Farel itu mampu terlihat menajam oleh Fania. Fania menggembungkan pipinya lagi dan akhirnya duduk bersandar dengan bibir mengerucut cemberut.

"Perut gue bunyi terus nih dari tadi. Lo tega emangnya?"

"Kenapa nggak?" balas Farel tanpa menoleh.

"Jahat banget sih, pelit dasar." Cibir Fania dengan suara mencicit.

"Apa lo bilang?"

"Jahat, pelit!" seru Fania dengan lantang.

"Bawel, ngeselin." Balas Farel tak mau kalah.

"Iiihhhh Farellll.... Kok lo ngeselin banget sih?!Jadi cowok itu harusnya banyak ngalah." Cerocos Fania dengan duduk menghadap ke arah Farel.

"Nggak berlaku."

"Apanya?" tanya Fania dengan kening mengkerut.

"Teori lo, buat gue."

Fania mendesis panjang. Ingin rasanya Fania memukul kepala Farel dengan tongkat baseball. Siapa tahu kan, dengan begitu, kutub es Farel akan mencair dengan sempurna.

Mobil kembali berjalan dalam kondisi sunyi. Baik Farel maupun Fania sama-sama bungkam mulut.

Drrt! Drrt!

Fania menatap layar handphone miliknya yang bergetar. Ia melirik ke arah Farel, tapi karena melihat Farel yang terus fokus mengemudi akhirnya Fania mengangkat panggilan masuk dari mamahnya.

"Halo, Mah?" Farel melirik ke arah Fania sedetik, lalu kembali fokus dengan jalan di depan setelah mengambil kesimpulan Fania sedang tersambung dengan mamahnya.

"................."

"Apa?!" pekik Fania heboh. "Fania nggak mau ih Mahhhh!"

"Mamah kok gitu sih? Fania nggak mau," seru Fania.

"................."

"Pokoknya Fania nggak mau. Mamah nggak bisa paksa Fania. Fania nggak mau."

Selanjutnya Farel merasa ia tidak harus mendengarkan semua ini. Fania tampak sedang berdebat dengan mamahnya. Dan hampir di setiap kalimat yang Fania keluarkan, Fania selalu mengatakan 'nggak mau'.

Fania mematikan sambungan teleponnya. Ia meletakkan handphone miliknya di atas tas yang berada di pahanya. Kepalanya menunduk dalam, dan selanjutnya Farel mendengar suara isak tangis dari sebelahnya.

Farel melirik ke arah Fania dan Farel cukup yakin, bahwa Fania memang sedang menangis. Memang apa yang telah dibicarakan di telepon sampai membuat Fania menangis?

Ngapain nangis sih ni anak? tanya Farel yang hanya berani terucap di dalam hati.

Ini adalah pertama kalinya ada seorang perempuan yang menaiki mobilnya selain bunda dan kakak perempuannya. Dan juga, ini adalah pertama kalinya seorang perempuan yang menangis di dalam mobilnya.

Only You | ✅ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang