👑 01 | Hati-hati 👑

23.2K 1.1K 52
                                    

PENAKLUK HATI
ig : @hapsyahnurfalah
👑 👑 👑 👑 👑


Jam 05.15.

Setelah pulang solat subuh berjamaah di masjid bersama dengan ayahnya tadi, Farel langsung mengganti pakaiannya. Ia membuka lemari pakaiannya yang terbagi menjadi 3 pintu. Isi lemari Farel berjejer dengan rapih. Dari mulai komposisi warna serta jenis pakaiannya seperti celana, jaket, kaos, kemeja, dan yang lainnya berada dalam 1 tumpuk sesuai dengan jenisnya. Hampir ada 2 kotak masker hijau di lemarinya, serta 1 lusin lebih masker kain yang sering Farel pakai bergantian.

Farel juga suka item seperti jaket dan topi, sehingga tak heran jika di lemarinya juga banyak jenis serta warna dari jaket dan juga topinya.

Farel mengambil celana training berwarna putih dan kaos lengan panjang yang juga berwarna putih menjadi pilihan Farel. Setelah mengganti pakaiannya, Farel mengambil topinya yang berwarna hitam. Jika biasanya Farel selalu memakai masker saat keluar rumah, kali ini tidak. Farel memang memiliki alergi udara yang cukup parah serta penyakit asma yang sudah dideritanya sejak kecil. Sehingga untuk waktu pagi adalah waktu yang memiliki udara paling bersih. Saat pagi, Farel bebas menghirup udara bebas sebanyak yang is mau.

Topi hitam sudah terpasang di kepalanya. Ia juga memakai headset putih miliknya untuk yang masih ia sampirkan di leher. Tak lupa mp3 kecil yang masuk ke dalam saku celananya. Farel menatap tubuhnya di dalam cermin. Ia perhatikan tubuhnya dari ujung rambut hingga kaki.

Setelah merasa cukup puas dengan penampilannya, Farel langsung keluar dari kamarnya. Oh memang, Farel adalah laki-laki yang sangat mementingkan penampilannya. Terlebih kepribadiannya yang melankolis semakin membuat Farel mendekati kata perfect. Rapih, bersih, displin, tersusun, dan semua teman-temannya. Seperti yang sudah pernah dibilang sebelumnya, bahwa Farel tak suka sesuatu yang kotor, jorok, dan semua temannya. Sehingga jika ada bajunya yang lecak ataupun sesuatu yang kotor meski sedikit, maka Farel tak akan pernah mau memakainya.

Farel keluar dari kamarnya dengan menenteng sebuah snikers berwarna putih. Ia menuruni anak tangga dengan santai. Gerakannya tak pernah tergesa-gesa, karena Farel sudah menentukan semua waktunya selama seharian penuh.

"Pagi sayang," sapa Kartika saat melihat anaknya yang melangkah menghampirinya.

Farel menatap bundanya dengan jarak beberapa langkah sebelum ia sampai di meja makan.

"Kamu kok ngeliatin Bundanya begitu sih," ucap Kartika tak nyaman saat Farel sudah tiba dan duduk di salah satu kursi yang mengitari meja makan.

Farel diam tak menjawab. Ia menuang air mineral dari dalam teko ke dalam gelasnya.

"Kamu masih marah ya sama Bunda? Karena yang minggu lalu itu?" tebak Kartika. Kartika mematikan kompornya dan menggenggam tangan kiri Farel yang sejak tadi menganggur di atas meja.

"Itu Bunda tahu," kata Farel singkat tanpa menatap bundanya.

"Ya Allah Rel, kok masih marah sih? Bunda sama Ayah kan nggak paksa kamu."

"Nggak maksa, tapi mendorong."

"Ih Rel... Jangan marah dong!" pinta Kartika dengan lebih mengeratkan genggamannya pada Farel.

"Aku masih kecewa sama Bunda," kata Farel mencoba jujur. Kali ini ia menoleh dan menatap bundanya. "Aku sayang sama Bunda, tapi bukan berarti aku sanggup melakukan hal yang Bunda mau dan aku sendiri nggak bisa."

Kartika menghela napas panjang. Tak kuat lama menatap mata Farel akhirnya ia menunduk. "Farel kok gitu sih ngomongnya? Bunda kan cuma mau kamu kenalan dengan anaknya Tante Amira aja. Nggak langsung nikah, Rel."

Only You | ✅ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang