👑 04 | Insiden 👑

15.4K 779 73
                                    

ONLY YOU—
Hapsyah Nur Falah
👑 👑 👑 👑 👑

Brak! 

Fania menutup pintu mobil dengan kencang hingga membuat papah dan mamahnya yang masih berada di kursi terkejut karena ulahnya.

Fania langsung melangkah masuk ke rumahnya dengan langkah lebar. Wajahnya memerah karena emosi. Deru napasnya terdengar kasar. Sama seperti saat Fania pernah merasakan kekesalan pada seseorang.

"Fania!" teriak Amira dengan mencoba mengejar langkah kaki Fania.

"Fania!" Fania terus mengabaikan panggilan mamahnya. Ia hanya ingin sampai di kamarnya. Fania sendiri juga nggak ngerti dengan dirinya, kenapa ia bisa begitu kesal malam ini.

Brak!

Amira memejamkan matanya rapat begitu kamar puterinya tertutup rapat di depan wajahnya dengan kencang. Kalau sampai ia telat berhenti, mungkin tubuhnya sudah terjepit pintu.

"Fania! Mamah hampir aja kejepit pintu kamu!" teriak Amira dengan gemas dari luar.

Fania tak membalas keluhan mamahnya. Tanpa melepas baju serta kerudung yang masih melekat di tubuhnya, Fania langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan membalut seluruh tubuhnya ke dalam selimut tebal hingga kepala.

"Aaaaaaaa!!!!!!" teriak Fania sekencang-kencangnya. Tapi karena ia yang berada di dalam gulungan selimut, makanya suaranya tak akan mungkin terdengar sampai ke luar.

"Farel nyebeliiinnn!!!!"

"Nyebelin, nyebelin, nyebelin!!!" 

"Dasar muka papan triplek!!"

"Datar!! Jahat!! Galak!! Ngeselin!! Pelit!! Huaaaa!!!"

Rasanya Fania sudah gila. Ia terus berteriak memaki Farel di dalam gulungan selimutnya. Rasa kesal Fania semakin memuncak saat di restoran tadi. Mendengar satu kalimat Farel yang mengatakan pada semua orang kalau laki-laki itu tak mau menikah dengannya. 

Dengan susah payah Fania bangkit duduk dengan tubuhnya yang masih berada di dalam gulungan selimut. "Waaahh!!" Fania membuka mulutnya dengan ekspresi takjub karena saking tak percayanya begitu kepalanya selalu mengingat adegan di restoran tadi.

Kerudungnya sudah tak lagi terpasang dengan benar. Poni rambutnya sudah menyebar ke seluruh dahinya. Fania langsung menarik lepas kerudungnya dan merapihkan rambutnya dengan cepat dan asal.

Fania kembali mengingat 1 kalimat pengundang amarahnya malam ini. "Aku nggak mau nikah sama Fania.." ucap Fania mengulang 1 kalimat Farel dengan gerakan bibir yang meledek. 

"Emang dia pikir, karena dia ganteng terus dia bisa dengan seenaknya bertingkah kaya gitu?! Emang dia pikir, karena dia ganteng terus bebas gitu buat dia memperlakukan semua orang dengan seenaknya?!"

"Sok kegantengan banget sih tu cowok! Ngeselin dasar!"

"Dia pikir gue mau apa nikah sama dia?" Fania kembali berdecak kagum atas penolakan Farel saat di restoran tadi. Rasanya harga dirinya hancur saat Farel mengatakan 'aku nggak mau nikah sama Fania'. Padahal Fania masih memikirkan perasaan Farel dengan menahan perkataannya. Sehingga ketika Farel mengucapkan 1 kalimat itu, Fania langsung membalas ucapan Farel. 

Only You | ✅ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang