1

207 16 3
                                    

Waktu menunjukan pukul 05:20 tetapi Diandra sudah bersiap siap dari tadi, dan sekarang ia sedang duduk di meja makan seorang diri untuk sarapan pagi.
Seperti biasa, bibi nya lah yang menyiapkan sarapan untuk nya setiap hari.
Kakak nya yang bernama Vano itu pun masih terlelap dalam tidur nya,
Ya,Vano memang sedikit malas dan suka mengulur ulur waktu, berbeda sekali dengan perilaku adik nya yang rajin,dan selalu bangun lebih awal, karena dia tidak ingin datang terlambat, yah bisa di katakan Diandra adalah murid yang rajin dan tidak pernah terlambat untuk datang ke sekolah.

"Bi" panggil Diandra

"ya ada apa non"

"tolong bangunin bang Vano bi" Ucap Diandra.

"oh iya non"

Bibi pun langsung pergi ke kamar Vano untuk membangunkannya.
Saat bibi mengetuk pintu kamar Vano dan masuk kedalam, ternyata Vano tetap belum beranjak dari tempat tidur nya,dia masih telelap dalam tidur nya.

"Den, bangun den" ucap bibi

"hm? " ucap Vano yang masih dalam keadaan setengah sadar.

"non Diandra udah bersiap siap dari tadi den, sekarang dia lagi nunguin den Vano di meja makan, ayo bangun den nanti terlambat lho" ucap bibi.

"iya iya bi,bentar lagi Vano turun"
Ucap Vano.

15 menit kemudian Vano pun turun dan pergi ke meja makan untuk menemui adik nya.

"DORRRR"

"Lho? Kok lu gak kaget? " ucap Vano

"ngapain lama? " tanya Diandra

"hehe..iya sorry sorry... Tadi malem tugas kuliah gue banyak,yaa jadi... Mau ga mau harus kerja lembur bagai kuda." balas vano

"oh" ucap Diandra.

"oh oh aja lu.. Yaudah yuk berangkat, nanti telat lagi, nanti kalo lu telat yang di salahin gue lagi... gue mulu.. gue terus.. "

Diandra pun hanya memutar bola mata nya malas, dan tidak menggubris ucapan kakak nya itu.
Padahal memang dia yang salah, karena dia yang selalu saja malas untuk bangun lebih awal.

"enggak sarapan dulu den?" tanya bibi

"engga bi, di bawa aja sarapan nya, nanti vano makan di mobil" ucap vano.

Sebenarnya jadwal masuk kuliah vano adalah jam 08:00 pagi,tetapi karena lokasi kampus nya yang sangat jauh dari rumah,dan belum lagi, ia harus mengantar adik nya sekolah terlebih dahulu,oleh sebab itu tidak jarang dia tidak sempat untuk sarapan di rumah dan memilih untuk memakan sarapanya di jalan atau saat sampai di kampus nya.

Saat sedang perjalanan menuju sekolah,seperti biasa suasana di dalam mobil itu hening, karena vano yang memilih fokus untuk menyetir, dan Diandra memilih untuk menyunpal telinga nya dengan earphone,dan mendengarkan lagu kesukaan nya.
Karna dengan mendengar lagu kesukaannya, mood nya bisa bertambah baik.

****

Beberapa menit kemudian,sampai lah mereka di sekolah yang Diandra tempati saat ini, yaitu SMA Tunas Bangsa,salah satu SMA terfavorit dan memiliki fasilitas yang cukup bagus dan memadai.

Sebelum turun dari mobil, seperti biasa diandra berpamitan dan mencium tangan kakak nya.

"belajar yang rajin ya lu"

"hm" balas diandra.

Kakak nya pun hanya geleng geleng kepala dan tersenyum terhadap kelakuan adik nya yang seperti es batu itu.

Diandra pun lekas turun dari mobil, dan masuk ke sekolah,lalu ia bergegas jalan menuju kelas nya, yaitu kelas 11 IPA 1 yang berada di lantai 2.
Saat diandra sedang berjalan menuju kelas nya, tidak jarang diandra mendapatkan tatapan dan godaan dari kakak kelas maupun adik kelas nya itu, yah diandra memang terkenal di sekolah nya, karena kecantikan dan prestasi nya tersebut.
Saat sampai di kelas dan duduk di tempat nya,Handiko atau biasa di panggil diko,langsung menghampiri meja diandra.

"woyy boejang..tumben agak telat?"

Diko memang suka sekali memanggil diandra atau teman terdekat nya yang lain dengan sebutan yang aneh seperti boejang atau bujang,ahh..entah apa lah itu..

Diandra hanya menghela napas pelan dan tidak menggubris perkataan diko.
Dia sudah lelah dengan sikap diko yang selalu saja mengganggunya.

"boejang.. Nih jarum pentul lu gw balikin,makasi ya" ucap diko sambil menyerahkan jarum pentul tersebut.

Kemarin diandra memang memberikan jarum pentul itu kepada diko karena baju diko robek di bagian pundak nya entah kenapa,dan diandra pun merasa kasihan dan memberikan jarum pentul milik nya kepada diko, agar dapat sedikit menutupi baju nya yang robek itu.
Dan sekarang dia ingin mengembalikannya? Untuk apa? Kalau hanya jarum pentul, diandra punya banyak di rumah.

Diandra pun menatap diko dengan tatapan heran, dan menjawab "gausa".

"loh? Ko gausa? Kan barang milik seseorang yang kita pinjam harus kita balikan ke pemiliknya dengan keadaan utuh, dan selamat, itulah yang di ajarkan leluhur kita turun temurun boejang."

"ada banyak" ucap diandra

"ha? Ohh..yaudah kalo gitu ini gw simpen aja ya boejang?"

"serah"

Diko pun bergegas kembali ke tempat duduk nya dengan wajah sumringah sambil terus menerus memerhatikan jarum pentul tersebut.

Diandra hanya geleng geleng kepala dengan sikap diko yang terkadang aneh.

Tak lama kemudian, Nadela,teman sebangkunya diandra sekaligus sahabat nya itu, datang dengan wajah yang sangat lesu.

"kenapa? " tanya diandra

"apanya? " jawab nadela

"muka"

"ha? Muka siapa?,Lu kalo ngomong jangan setengah setengah napa..masyaallah... Lu kata gw cenayang bisa baca pikiran lu"

Diandra menghela napas pelan.
"muka kenapa ko lemes? "

"ohh muka gw? Iya tadi gw kaga sempet sarapan pas mau berangkat sekolah"

"kenapa? "

"tadi gw kesiangan,takut terlambat ke sekolah,yaudah gw langsung buru-buru berangkat"

"kenapa? "

"ha? Kenapa apanya? "

"kesiangan"

"hehe... Ya biasalah nonton drakor semaleman"

Diandra menghela napas nya pelan, dia tidak mengerti lagi dengan sahabat nya yang sangat gila drakor itu.

TERERENG TERERENG TENGTERERENG..

Bell masuk pun berbunyi, dan pelajaran pertama adalah matematika yang di ajarkan oleh bu santi, diandra sangat senang sekali pelajaran itu, berbeda dengan sahabat nya yang sekarang mulai mengeluh terhadap pelajaran tersebut.

-

-

-

Maaf kalo agak pendek
Dan maaf klo masih banyak yang salah hehe..

See u in the next part 💓

HandikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang