Berlari menyusuri koridor akhirnya ruangan yang dicari ditemukan.Aula SMA Bina Nusantara ini benar benar membuatnya terkagum kagum, design nya begitu luarbiasa dan besar.
Hah Sial. Terlambat pula gue. Wajar sih. jadwalnya jam 7.20 semua siswa baru diwajibkan sudah berkumpul di Aula. Boro-boro mau datang tepat waktu, jam 7:45 saja Bintang baru bangun, itupun karena suara toa mamah nya yang membangunkan. Syukur Alhamdulillah ia hanya telat satu jam.
Yaa mau bagaimana lagi begitulah hidup. Jika tidak membuat mamah nya kesal hidupnya terasa hampa.
Karena keasyikan menamatkan cerita wattpadnya, jadilah hari pertamanya di SMA Bina Nusantara disambut dengan keterlambatan.
Masuk. enggak. masuk. enggak. masuk. enggak. Aishhhhhh Masuk ajalah, lebih baik terlambat dari pada gak terlambat, Yakan? Ujarnya tepat dua langkah di luar pintu aula.
Bismillah. Semoga gak ada yang liat, ya Allah kaburkanlah penglihatan mereka semua selama 5 detik aja, 5 detik cukup kok buat hamba menempuh perjalanan jauh nun berliku untuk duduk didalam sana.
Kedua daun pintu Aula memang terbuka setengahnya membuat Bintang dapat melihat kedalam, seorang bapak sedang berbicara didepan, mungkin itu kepsek yang sedang memberikan sambutan.
Ragu antara masuk dan tidak.
Bodo amatlah! kata mamah kita harus berani. Yah gue harus berani.
Perlahan Bintang menggeser salah satu daun pintu besar itu, melangkahkan kaki, matanya menelisik mencari bangku yang kosong.
Dari ujung kanan- ke tengah- lanjut ke ujung kiri.
Yak. Target didapat, ada kursi kosong dipojok! Alhamdulillah rejeki anak sholehah.
Baru hendak melangkahkan kaki nya lagi menuju kursi incarannya
"Ahemmz!" suara dehaman seseorang memaksanya menengokkan wajah ke kiri samping pintu aula.
Busettt ini Ganteng ya Allah.
Bintang menyengir tak berdosa, "maaf kak" ujarnya
Kata kak sontak aja keluar begitu saja, beranggapan mungkin mereka yang berjas ini adalah kakak kelas alias panitia MOS di SMA Bina Nusantara.
Beberapa siswa baru di aula melihat kebelakang, menyaksikan dirinya, tak luput para senior yang berdiri mengawasi siswa baru yang berdiri di belakang kursi kursi pun ikut memperhatikan Bintang.
"Cepet duduk, habis acara pembukaan selesai kamu temui saya di ruang sekretariat osis!"
"Siap kak " balasnya lugas kemudian melanjutkan perjalanan ke kursi targetnya,
Mendengarkan beberapa orang berbicara didepan membuat Bintang tak kuasa menahan ngantuk. Meskipun kursi yang didudukinya tak memiliki senderan yang dapat menopang kepalanya, hanya sebatas punggung saja, Tak membuatnya patang menyerah untuk melanjutkan misi tidurnya.
Kepalanya menjuntai kebawah, membuat rambut hitam lurusnya yang diikat satu itu ikut meluncur di sisi kanan. Wajah cantiknya sudah tak terlihat lagi, karena posisi badannya yang semakin condong ke sisi kanan dan menunduk.
Perempuan yang duduk disamping kanannya itu agak risih melihat Bintang yang badannya mulai condong mengganggu tempatnya duduk. Disingkirkannya kepala Bintang dengan jari telunjuk tangan kirinya merasa terganggu.
"He ehhh " erang Bintang dalam gelap dunianya.
Kini tubuh itu sedikit berbelok ke kiri, mencari posisi baru, mulai membungkuk sedikit, lama wajahnya semakin tak terlihat karena sudah sepadan dengan tinggi bahunya, perlahan semakin turun.. Turun... Dan
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bintang
Short Storymereka bilang aku seperti Bintang. ya memang, namaku kan Bintang. lalu apa??