⭐⭐⭐"Kok kayak masih gak nyangka ya mak, si bocah tengil ingusan itu sekarang udah seganteng itu." ujar Nana antusias masih tak percaya akan hal yang baru saja membuat seantero kompleks perumahannya heboh.
Kedua wanita itu berbincang seraya berjalan memasuki sebuah rumah dengan pintu depan yang masih terbuka
"Hooh bikin pangling banget" seorang wanita berumur 50 tahunan menyahuti.
"Kayaknya dulu gak secakep itu deh ya mak"
"Yaa kan dulu Naa, sekarang ya sudah gede, mana habis tinggal jauh kan. Ya pasti berubahlah, lah si Bintang aja sekarang udah besar." balas si emak
Kedua wanita berumur itu jalan beriringan menuju ruangan dapur.
Mendengar suara suara isak tangis membuat keduanya bersitatap bingung, ada apakah gerangan?
"Bentar deh mak. Mak dengerkan suara itu?"
"Hooh denger kayak suara orang nangis, dari arah belakang kayaknya" langsung saja wanita yang dikerap dipanggil emak dirumah ini pun melangkah menuju asal suara bersama seorang wanita yang juga dengan cepat menyusul karena penasaran.
Menengok ke samping kiri tepat di samping tanaman bonsai berpot besar seseorang menangis sesegukan disana. Matanya sudah sangat basah dengan hidung yang memerah, beberapa kali mengeluarkan cairan kental dari kedua lobangnya. Dipaksanya keluar cairan kental itu menggunakan tangan hendak membuang, dan dari sela sela hidungnya keluar juga cairan kental yang menetes menyentuh bibirnya. jorok! Itulah Bintang.
"Ya Allah... Bintang!! Kamu kenapa ini kok nangis?? gak elit banget sih nangisnya, itu ingus sampe ke bibir kamu gitu. Ihh!" ucap mamanya yang bukannya mengkhawatirkan malah justru mengatainya jorok, tidak tahu apa kalau ia nangis begini ulah siapa? Kemudian mamah berjalan menghampiri gue, kirain mau nenangin eh malah ketawa! Astagaaaa ya Allah.. Ini seriusan kah mamah hamba? ini tolong diganti aja judul wattpadnya thor jadi 'azab mamah durhaka'
***
Terdengar suara tawa membahana diruang makan dari seorang wanita yang duduk dihadapannya, mak An yang sedang membuat teh pun ikut sesekali tertawa.
"Dasar cengeng!" celetuk mamahnya usai mengakhiri tawanya.
"Salah mamah lah!"
Bintang sudah menceritakan semua penyebab kenapa ia manangis di halaman tadi, dan malah mendapat reaksi seperti ini dari mamahnya, kalau tahu bigini ngesel gue cerita.
"Lho kok bisa mamah yang salah coba? Makanya kalau gak bisa hidup tanpa mamah itu jangan bandel, nurut apa kata mamah, dibilangin orangtua susahnyaaa minta ampun. Tuh liat mamah tinggal sebentar aja mewek!"
Auto nyesel gue cerita.
"Udah sih gak usah ceramah dulu , orang lagi makan juga, keselek nih nanti"
"Tuh tuh dibilangin mamahnya gitu tuh"
"Yaa abisnya mamah ngeselin!" ucap Bintang sambil memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.
"Ngeselin tapi kamu takut kehilangan kan?" ejek mamanya, membuat Bintang menatapnya geram.
"Emang mamah tadi kemana sih? Pintu rumah kebuka tapi kosong. Gak ada orang sama sekali. Emak juga gak ada. Gimana kalau ada maling, kalau Bintang yang diculik gimana coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bintang
Historia Cortamereka bilang aku seperti Bintang. ya memang, namaku kan Bintang. lalu apa??