CHAPTER 3

72.7K 314 8
                                    

TRISTAN POF

NAILA mengapa kau diam saja bagai patung

Apa kau tak inin melihat suamimu bahagia?

Oh sit, juniorku semakin keras saja, bisa-bisa aku mati kemakan gairahku sendiri

Ciumanku semakin dalam dan ganas

Aku dan NAILA pun terengah-enga ke habisan nafas karna ciumanku yang semakin liar

Aku membiarkan NAILA menarik dan membuang nafas

Terlihat NAILA sangat ke lelahan

Saat seperrti ini saja ia sangat terlihat seksi bagai mana jika kami bergulat di atas ranjang semalaman penuh

Sialan membayangkannya saja aku tak tahan

Tapi lihat saja akan ku taklukan kau di atas ranjang dan menjadikanmya tempat faforit kita

Aku mulai bermain lagi

Ku ciumi, jilat bahkan ku isap kecil leher jenjang istriku

Tapi tetap saja tak ada respon! Jangankan mendesah bergeming pun tidak

Sama saja seperti patung tak ada pergerakan sedikit pun dari tadi ekspresinya tak menggambarkan apapun, lebih tepatnya datar dengan tatapan tidak bisa di gambarkan

Setelah aku puas dengan leher jenjang dan putih milik NAILA

Aku duduk di tepi ranjang dan ku tarik NAILA memposisikannya agar duduk di pangkuanku seperti ayah memangku anaknya

Mulutku tak lepas dari leher NAILA membuat banyak tanda kepemilikan di sana

Tangan kiriku tak diam terus mermas-remas buah dada yang kenyal dan besar

Tapi tetap saja tak ada respon

Tangan kananku mulai menyelinap ke dalam celana tidur yang di kenakan NAILA

aku sangat terkejut ketika aku berada tepat di bibir vagina NAILA

"Basah" u capku

Jadi dari tadi kau bergairah tapi rupanya kau mencoba menolaknya

Aku mengelauarkan seringaianku ketika melihat wajah NAILA yang merona karna ucapanku

Aku mulai menjalankan aksiku! Ku gosok-gosokan jari telunjukku ke klitoris milik istriku sambil ku remas bergantian buah dada yang kenyal itu lalu ku masukan jari tengahku kedalamnya

NAILA tak mendesah tapi ia mulai membuka pahanya lebih lebar aku pun lebih leluasa mengobok-ngobok lubang surgawi milik istriku

Aku sangat senang ketika terasa cairan milik NAILA keluar membasahi jari tengahku yang sudah sepenuhnya masuk

Aku bisa melihat dari mata NAILA yang menahan sakit karna aku mulai memasukan jari telenjuk ku juga

Sepertinya NAILA masih perawan jelaslah terbukti lobang yang sempit dan saat ini aku menyentuh jaring-jarimng selaput miliknya

Aku hanya menyebntuh lembut tanpa berniat mengusik
Aku sudah puas, ku tarik jari-jariku keluar lalu menjilat cairan yang menyelimuti jari tengah dan telunjukku

"Enak" gumamku

Sumpah ini enak banget! Tapi jika kau tanya rasanya seperti apa? Jawabannya rasa yang tidak ada di rasa resep makanan

TBC

WITHOUT LIGHT17++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang