Prologue

156 12 1
                                    

Matahari mulai muncul di Timur.

Burung-burung berkicau menyambut mentari pagi.

Di sebuah kamar tertidurlah seorang lelaki. Ia mempunyai rambut berwarna putih dan juga mempunyai wajah yang cantik. Tetapi tidak seperti wajahnya, tubuhnya adalah tubuh seorang lelaki jantan. Ya, itu adalah aku. Namaku Reinz Kuro, dan seperti yang kamu bisa lihat nama keluargaku tidak cocok dengan warna rambutku.

Keluargaku mempercayai bahwa bayi yang lahir dengan warna rambut putih membawa malapetaka bagi keluarga mereka. Hal ini mengakibatkan terisolasinya diriku dari anggota keluargaku yang lain. Aku sering dipukuli oleh Ayahku... bahkan ibu yang melahirkan aku sering mencemooh diriku.

Kehidupan sekolahku pun tidak lebih baik. Semua teman sekelasku sering mengejek karena perbedaan warna rambutku dan wajahku. Awalnya aku kesal tetapi seiring berjalannya waktu akupun berubah. Aku tidak lagi mempunyai emosi karena seringnya ejekan dan perilaku dari orangtuaku.

Aku sempat memiliki dan berencana untuk mengakhiri hidupku tetapi..... disaat itulah aku bertemu dia. Namanya Leandra Reinhart, Ia adalah seorang anak pindahan yang sangat cantik dan tidak seperti yang lainnya Ia tidak pernah memandang rendah diriku. Walaupun aku tidak pernah berbincang denganya.

Tiba-tiba alarm berbunyi membangunkanku. 'huuuh.... mulailah hari buruk yang lainnya' pikirku. Aku bangun dengan sedikit menggerutu dan bersiap-siap pergi ke sekolah. setelah aku mandi dan memakai seragamku aku pergi ke dapur. disana aku mengambil roti tawar dan mengolesnya dengan selai. akupun cepat-cepat memakan nya dan pergi ke sekolah setelah mengambil tasku. kamu bertanya dimana orang tuaku? yah, mereka menyekolahkanku di kota yang jauh dari tempat tinggal mereka dan karena mereka punya rumah yang kosong dikota ini jadi aku tinggal disini.

Setelah aku meninggalkan rumah aku pergi berjalan ke sekolah ku yang bernama SMA Revaska. Selama perjalananku ke sekolahku, aku, sering di tatap oleh orang-orang karena warna rambutku. mungkin juga karena aku memakai masker untuk menutupi wajahku. sudah sejak lama aku mengabaikan mereka tetapi tetap saja tatapan mereka menggangguku.

sesampainya di sekolah aku cepat- cepat menuju kelasku karena aku tidak ingin bertemu dengan Gio. Dia adalah orang yang sangat populer di sekolahku dan orang yang suka membullyku. pernah sekali ia menuang ember penuh lumpur ke kepalaku. lumpur - lumpur itu membuatku di ketawai oleh teman yang lain walaupun pada akhirnya mukaku jadi lebih mulus.... yah, intinya ia adalah orang yang menjengkelkan untuk ku.

setelah sampai di kelas aku menuju tempat duduk ku. untungnya Gio belum datang dan aku bisa bernapas lega. tetapi kelegaan itu tidak bertahan lama karena setelah itu Gio datang. "Hei Kakek! bagaimana kabarmu! semoga kamu tidak terpeleset dan jatuh hahahahaha!" katanya dengan keras. walaupun itu tidak lucu aku mendengar teman yang lain ketawa dengan terpaksa. aku memilih mengabaikannya karena aku sedang malas berurusan dengan dia.

Lalu Dia datang.... Leandra Reinhart, berapa lamapun aku memandangnya aku tidak bisa bosan. "oh, hey Leandra! setelah pulang nanti maukah kamu pergi bersamaku ke Cafe?" Gio dikenal dengan sifatnya yang tidak tahu malu dan arogan tetapi ketampannanya bisa menutupi itu di mata orang lain. "Aku menolak" Balas Leandra dengan dingin. 'Bagus Leandra' pikirku. "H-Hei apa cahaya ini!?!?" kata salah satu temanku. memang benar, sekarang lantai kelas ada lingkaran yang tertulis simbol dan bersinar terang.

banyak murid panik, beberapa murid terlihat bersemangat seperti mereka tahu apa yang sedang terjadi sementara aku terlihat kaget walaupun aku berhasil menutup perasaanku. tiba- tiba cahaya itu menjadi sangat terang sampai yang terlihat hanyalah cahaya putih. aku menutup mataku karena cahayanya terlalu terang dan disaat aku membuka mataku yang aku lihat hanyalah warna putih. sejauh mata memandang hanyalah kekosongan yang berwarna putih. 'apakah..... aku sudah mati?' pikirku dengan bingung. 'tunggu... itu tidak mungkin karena kalau aku mati seharusnya aku mengingat aku mati karena apa.... lalu dimana aku?'

"kamu sedang berada di alam dewa." jawab seseorang.

"Siapa itu?" tanyaku dengan tenang

"Akulah Dewa segala Dewa, Kiryu" jawab orang itu

"Kenapa aku berada di sini, Oh yang maha kuasa?" kataku dengan nada sarkastik

"hoho.... sikapmu sangat tidak terduga, Reinz Kuro" kata Kiryu

"yah... lagipula aku tiba- tiba di bawa kesini dan orang yang sepertinya yang bertanggung jawab atas situasiku bilang bahwa Ia adalah dewa, jadi bagaimana aku tidak bersikap seperti ini?" kataku dengan ketus dan mengabaikan fakta bahwa ia memanggil namaku

"baiklah baiklah.... aku akan menjelaskan kenapa kamu ada disini. kamu saya panggil kesini karena aku ingin kamu menjadi Dewa Para Naga! tentu saja kamu akan bisa berubah menjadi naga bahkan Naga akan menjadi wujud aslimu sementara kamu bisa berubah menjadi wujud manusiamu melalui skill!"

"Tunggu apa?" tanyaku dengan bingung

"Statistikmu juga akan menjadi maksimal! bahkan melebihi stats yang seharusnya lebih rendah pada levelmu yang sudah maksimal! kamupun bisa menggunakan semua skill dan spell di dunia lain ini! aku berharap besar terhadap mu jadi semoga beruntung dan semoga kita bisa bertemu lagi!"

"Dunia lain?! Tunggu apa maksudmu?! Hey?!" teriakku kepada suara Kiryu dan saat itupun cahaya terang kembali bersinar. setelah cahaya itu redup aku melihat ke sekitar dan aku melihat teman sekelas ku yang panik. aku juga melihat beberapa orang yang berpakaian ala abad ke-14 dan ada satu orang yang berpakaian seperti putri.

"Selamat datang para pahlawan!aku adalah Putri kerajaan Waryu, Elizabeth Rose. kami memanggil kalian ke dunia kami karena kami membutuhkan bantuan kalian!" seru putri itu. Teman sekelasku yang tadi panik tiba- tiba menjadi diam dan mendengarkan putri itu.

"apa yang kami bisa bantu,Putri Elizabeth?" Tanya Gio dengan sikap playboy nya.

"ak-... kami ingin kalian mengalahkan Demon King yang sudah menyerang dan membuat kerajaan kami menderita! jadi tolonglah kami!" Putri itu menundukan kepalanya kepada kita, menunjukan bahwa ia sangat membutuhkan bantuan kita.

"Walaupun kita mau membantumu Tuan Putri, kami tidak bisa melawan Demon King itu karena kami lemah." Leandra menunjukan belas kasihan terhadap tuan putri itu dan Leandra benar bahwa kita lemah.

"Oh, Itu! Coba kalian Serukan atau pikirkan kata [Status] dan kalian bisa melihat kekuatan kalian yang seharusnya di atas rata-rata orang yaitu 50. oh, dan juga level yang seharusnya level 10" kata Elizabeth

aku mendengar beberapa orang mengatakan [Status] dan banyak yang menunjukan muka kaget. awalnya aku tidak ingin melakukannya tetapi pada akhirnya akupun mulai tertarik dan melakukanya

'[Status]' pikirku

==========================

Name: Reinz Kuro

Race: High Human {True: Dragon}

Level: 100 {True: 1000}

Class: Magic Swordsman {True: Dragon God}

Hp: 100.000 {True: ∞}

Mp: 100.000 {True: ∞}

Basic stats :

Str: 125.000 {True: ∞}

Vit: 110.000 {True: ∞}

Dex: 90.000 {True: ∞}

Spd: 115.000 {True: ∞}

Int: 125.000 {True: ∞}

Mid: 120.000 {True: ∞}

==========================

'Huuuuh... aku harus menghukum Dewa bodoh itu karena stats tidak masuk akal ini.' Pikir Reinz







________________________________

JADI... BAGAIMANA MENURUT KALIAN CERITA INI??? KALAU ADA KESALAHAN ATAU ADA YANG ANEH JANGAN MALU UNTUK MENGATAKANNYA KARENA INI ADALAH NOVEL BERBAHASA INDONESIA PERTAMAKU! 

KETEMU LAGI DI CHAPTER SELANJUTNYA!


Just Another Isekai StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang