Aku menelusuri lorong sekolah. Keadaannya masih sangat sepi. Tanpa sengaja, aku bertabrakan dengan seseorang. Dia adalah Ustman.
"Lu, kalo jalan pake mata kenapa?" membentak Ananda.
"Maaf kak," menundukkan kepalanya.
"Yaudah sana," mendorong Ananda.
Dalam hati "Yaampun, cowok kayak gitu banget. Jijik banget gue, punya cowok kek dia."
Beberapa menit kemudian, teman teman Ananda pun datang. Mereka mengagetkan Ananda dari belakang.
DORR
"Astagfirullah," dengan tubuh yang sangat terkejut.
"Ciee, yang kaget."
"Gak lucu tau. Gue lagi gak mau bercanda."
"Yaelah, nih anak lagi pms ya. Ngomel-ngomel terus kerjaanya," nada ngeledek.
"Terserah lo, gue lagi badmood," meninggalkan temannya.
"Badmood, kenapa sih?" mengejar Ananda.
"Gara-gara kak Ustman, cowok sok kegantengan itu."
"Lah, emang kak Ustman ganteng kok. Buktinya cewek disekolah ini banyak yang suka sama kak Ustman kok. Hati-hati nanti jatuh cinta loh."
"Amit-amit, gue gak bakalan suka sama cowok kek dia."
"Lihat aja nanti, benci lama-lama suka," meninggalkan Ananda menuju ke ruang kelas.
Aku menuju kekelas, sesampai disana. Aku ditatap sama teman-teman sekelas. Melihat kejadian itu, aku berjalan menuju ke mejaku dengan santainya.
BRAKK
"Ada apa sih Crystal. Kenapa lo, memukul meja gue? Salah gue apa?" terkejutnya.
"Lo yang semestinya mikir. Lo itu gak pantes ya, deket dengan kak Ustman."
"Yaelah, untuk apa gue suka sama dia. Jijik juga gue," mengambil hpnya dari dalam tas.
"Sudahlah, gak usah berantem kek gini. Benci gue lihatnya," Andhika memisahkan mereka.
☆☆☆
Bel masuk sekolah pun berbunyi. Jam pertama dikelas aku adalah olahraga. Semua murid dikelas akupun turun.
"Yaampun, kak Ustman ganteng banget," seluruh siswi mengatakan hal yang sama.
"Iya ganteng banget."
Dalam hati Ananda "Apa yang ganteng sih dari dia? Jijik gue, kalo ngelihat mukanya," memegang dahinya.
"Tapi sayangnya, yang aku denger. Kak Ustman gak mau buka hatinya untuk siapa pun," raut wajahnya berubah menjadi seedih.
"Maksud lu crystal?" Allegra sangat terkejut.
"Yang kutahu sih, kak Ustman gak mau pacaran lagi. Sebelum dia menemukan, type yang sama seperti pacarnya yang dulu."
"Pacarnya yang dulu?" Allegra bingung.
"Iya, tapi sampai sekarang. Belum ada yang tahu type pacarnya dulu kak Ustman."
Kak Fiona tiba-tiba menghampiri aku. Aku terdiam saja, memandangi anak perempuan kelas aku yang sedang membicarakan kak Ustman.
"Hey, kenapa melamun?" mengerakkan tangannya kearah wajahku.
"Kak Fiona, sejak kapan kakak ada disini," bener-bener terkejut.
"Baru kok, ada apa dengan kamu. Jangan melamun, gak baik kalo melamun."
YOU ARE READING
Heart Choose
Romansa"Cinta tidak memandang apapun. Cinta hanya memandang dari ketulusan hatinya." Bener nggak sih? Kalo cinta tidak memandang apapun. Well, gue aja bingung harus memilih siapa? Jujur, gue takut jika salah memilih orang. Semenjak keluarga gue hancur, gu...