4. fredom for playboy

1.5K 25 5
                                    

Ting..

Raka mengalihkan wajahnya ke handphonenya di atas meja. Ada sebuah pesan baru yang masuk.

Raka tidak terburu buru membalasnya, ia hanya melihatnya sekilas, lalu kembali sibuk membully Diky.

"Bego! Udah ditolak mentah mentah, masih aja dikejar. Bukannya berubah jadi cinta sama lo yang ada dia malah makin ilfel!" Omel Adit kepada Diky, persis seperti ibu ibu yang sedang mengomeli anaknya.

"Terserah gue dong! Gue ini yang di-ilfilin sama dia!" Jawab Diky membela diri.

"Aish... di kasih saran yang membangun malah ditolak lo gimana sih?!" Protes Adit. Sementara yang diprotes hanya seolah tidak mendengar ucapan Adit.

Setelah iru mereka sama sama terdiam. Raka yang dari tadj menyimak pun tidak berinisiatif untuk mencari topik baru.

"Mending lo ikut gue" kata Raka akhirnya.

"Kemana?"
"Kemana?" Serentak Adit dan Diky menjawab.

"Diky, bukan lo" kata Raka yang ditujukan kepada Adit. Adit mengangguk mendengarnya.

"Kemana?" Ualang Diky.

"Cari pacar" tawar Raka dengan yakin.

"Ogah!" Tolah Diky mentah mentah. Bukannya dia yang mendapat pacar, malah dia akam menjadi 'obat nyamuk' nantinya.

"Ck! Yang ini jelas, cewe baik baik. Banyak stok nya" Raka meyakinkan.

"Lo sangka baju pake stok!" Protes Adit menanggapi. Raka hanya diam, masih menunggu keputudan Diky untuk ikut dengannya.

"Tau gari mana lo mereka cewe baek baek" tanya Diky masih belum berniat mengikuti ajakan Raka.

"Agatha ngasih tau gue" jawab Raka mantap, yang di balas dengan raut wajah bingung dati kedua temannya.

"Agatha? Gimana gimana, kok gue ngga ngeh" kali ini Adit yang bertanya. Raka menoleh ke Adit, memberikan ekspresi acuhnya.

"Kemaren dia ngomong sama gue kalo dia ngijin gue selingkuh" jawab Raka tanpa ekspresi.

Adit dan Diky yang mendengar penuturan Raka terlunjak kaget. Benarkah? Tau hanya Raka yang mengarang cerita? Ah, pasti Raka hanya mengarang cerita. Mana mungkin seorang gadis mengizinkan kekasihnya berselingkuh.

"Bual lo!" Sergah Diky tak percaya. Ia yakin Raka hanya membual.

"Ngga percaya" ucap Raka santau sambil mengambil handphonenya yang ia letakkan di atas meja.

"Ah, ngga usah percaya sama Raka lo. Diamah banyakan bualnya!" Tambah Adit sepemikiran dengan Diky. Mereka pikir Raka hanya membual.

Raka menyodorkan handphonenya dengan layar yang menyala, sedang berada di aplikasi WhatsApp. Adit dan Diky serentak mengerinyitkan dahi menatap ke arah Raka. Tidak mengeryi maksud dari tindakan Raka.

Mengerti teman temannya bingung, Raka memerintah mereka untuk kembali melihat ke layar handphone nya dan membacanya.

0823××××××××:
Hai, Raka!

Raka .A:
Siapa?

0823××××××××:
karin, temennya Agatha kemaren

Raka .A:
Oh, dapet nomer gue dari mana?

0823××××××××:
Agatha, katanya suruh ngechat lo

Adit terbelalak setelah membaca isi pesan dari nomor tak di kenal itu. Sedangkan Diky menunjukkan wajah bertanya nya.

"Lo serius diijinin selingkuh ama Agatha?" Tanya Diky yang mulai percaya. Raka menganggukamn kepalanya menjawab pertanyaan Diky.
***
"Gue ngga akan jadi obat nyamuk kan Ka? " Tanya Diky dengan raut seakan meragukan Raka.
"Udah, percaya aja sama gue" kata Raka meyakinkan Diky sambil menepuk pundak Diky beberapa kali.

Tak lama mereka menunggu, datang dua orang gadis ke arah meja mereka.

" Lo serius? Lo melet mereka ya?" Bisik Diky ketika menyadari dua gadis itu menuju kearahnya dan Raka. Raka hanya berdecak dan kemudian menjulurkan lidahnya, "Melet" lanjutnya.

Setibanya dua gadis itu di meja mereka, Raka langsung menyapa dan memulai obrlan, sementara Diky masih oercaya tak percaya melihat keajaiban didepannya. Dua gadis cantik bener bener sedang duduk di depannya!!! Efek kelamaan jomblo!
*

**
"Pengalaman baru!" Seru Diky setelah keluar dari mall. Saharian tadi mereka berdua sibuk nge-date dengan'pasangan' masing masing.

"Dasar jombo lumutan. Jalan bentar aja senengnya luar biasa!" Sindir Raka terang terangan. Mungkin lebih tetaptnya Raka bukan menyindir tapi nyinyir.
***
Raka berada di sebuah bangunan beser yang entah dimana. Tangannya kannanya sedang di genggam oleh gadis bergaun biru laut dengan rabut yang dibiarkan tergerai lurus.

Gadis itu menarik Raka keluar dari bangunan itu. Tidak ada suara lain selain suara langkah mereka. Seakan bangunan itu hanya di khususkan bagi mereka.

Gadis itu membalikkan tubuhnya setelah mereka tiba di bawah pohon yang rindang. Bukan hanya pohon itu, ada beberapa pohon besar juga si sekitarnya.

Tempat itu di penuhi dengan bunga bunga berbagai jenis yang disusun rapi. Terdengar juga suara burung yang bersiul siul. Rerumputan dan daun daun pohon yang lebat menari kesana kemari ditiup angin.

Suasana yang sangat menenangkan.

Gadis tadi tersenyum manis, lebih manis dari pada biasanya.

"Raka, sekarang kamu boleh ngrlakuin apapun yang kamu mau" kata gadis itu tanpa menghilangkan senyumannya. "Aku janji, ngga ada lagi yang bisa ngelarang kamu ngelakuin apapun, asal itu tetep baik buat kamu" sambung gadis itu.

Raka mengerutkan keningnya bingung. Ada apa dengan gadis di depannya ini. Tetapi kemudian ia mengangguk anggukan kepalanya.

Raka masih terkesima dengan tempat itu, ia kemudia mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Beralih menatap sekitarnya.

Setelah puas melihat sekitar, Raka kembali menoleh ke arah gadis tadi. Gadis itu tersenyum tulus ke arah Raka. Kemudian ia berlalu pergi. Tetapi kaki Raka terasa berat saat ia akan menyusul gadis itu.

"Agatha" seru Raka.

Percumah! Gadis itu tidak berbalik dan semakin menghilang du balik pepohonan.
***
Raka terbangun dari mimpinya, jarum jam menunjukkan pukul 02.00.

Bukan mimpi buruk, bukan mimpi yang membuatnya bahagia juga. Hanya mimpj aneh yang tiba tiba singgah di tidurnya.

Raka tidak memperdulikan mimpinya. Menganggap tidak pernah bermimpi dan kembali tertidur.

PLAYBOY;Story Of Raka [1/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang