2. Playboy's Life

3.4K 44 13
                                    


Kringgg...

Jam weker pada nakas meja di kamar yang di dominasi oleh warna biru itu berbunyi nyaring.

Berusaha membangunkan si pemilik kamar yang masih sibuk dengan mimpinya.

Tapi nampaknya jam weker yang berbunyi belum mampu menyadarkan sang pemilik dari mimpinya, nyatanya ia masih saja bergulung di atas kasurnya.

Tetapi ternyata usaha jam weker juga tidak begitu sia sia.

Sang peniliknya akhirnya bangun setelah jam itu terus tetusan berteriak membangunkan sang pemilik.

Pria itu kemudian duduk di pinggir kasurnya.

Menarik nafas kemudian merentangkan tangannya, Meregagkan otot ototnya.

Setelah nyawanya terkumpul kembali, pria itu akhirnya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

***

Raka memasuki kelasnya dengan malas.

Entah mangapa hari ini mood nya sedabg tidak mendukung.

Ia menjatuhkan tubuhnya ke bangkunya, meletakkan tasnya di meja, kemudia melipat kedua tangnnya di atas sana sembari menjatuhkan kepanya diatas tumpukkan tangannya.

***

"iya ngga Ka?"

"Ha?" Raka mengangkat kepalanya megarahkan ke Adit.

"sariawan lo? Daritadi diem mulu" sambung Diky yang juga berada di sana.

"Sakit gigi gue!" balas Raka asal.

"Seriusan?" tanya Diky yang kelihatan yakin dengan alasan Raka, yang dihadiahi pukulan Adit pada belakang kepalanya, yang membuat Dika mengaduh.

"Ck! Tau ah, ngga mood gue"

"Kaya cewe pms aja lo pake mood mood-tan segala" balas Adit.

"Paling abis diputusin sama cewenya yang paling kaya. Sapa? Dina? Dini? Dinu? Dine? Dino?" sambung Diky.

"Rani bege! Jauh amat lo, Dino?!!!" Balas Adit sambil sekali lagi memukul belakang kepala Diky.

"Arg... lo kenapa sih hobi banget mukul kepala gue, ntar kalo gue amnesia gimana?!!" Protes Diky sambil menendang nendang kaki Adit.

Adit tak menggubris. Membiarkan Diky emosi sendiri.

Ia menjauh dari Diky mendekat ke arah Raka.

"Hih, ngga usah deket deket sama gue lo!! Selesaiin tu urusan rumah tanggalo sama Diky" Raka yang di dekati Aditpun sontak menjauh.

" Hih amit amit, gue masih normal bege!!" kata Adit sambil memukul kepala Raka.

"Enteng banget tangan lo mukul mukul pala gue!!" Protes Raka yang masih memegangi kepalannya yang dipukul oleh Adit.

Setelah pembahasan panjang yang tidak bermanfaat itu, keadaan tiba tiba hening.

"ehem.." dehem Diky memecah keheningan.

"apaan sih lo, aham ehem aham ehem" sauat Adit.

"apaan sih, gue..."

"lo bedua kalo mau ngelarin urusan rumah tangga mendingan jauh jauh dari gue deh" potong Raka.

"astaga, gue masih normal kaa... kalo lo mau lo aja ditu sama Diky, lo kan ngga pernah betah sama cewe, sekalipun sebaik Agatha tuh, kali aja kan lo doyannya ama yang sejenis, noh gue ikhlas lo sama Diky"

Raka bergidik ngeri mendengar perkataan Adit.

"lo bedua ini kenapa sih?? Gue juga ngga mau sama kalian bedua kali. Gue bener bener masih normal, ngga pernah suka sama yang namanya cowo. Lo pikir gue cowo macem apa yang mau sama cowo. Hih!!!!!" balas Diky yang akhirnya angkat bicara mengenai dirinya yang dari tadi dianggap seolah suka sama cowo.

"apaan sih lo homo ikut ikut aja!" saut Adit.

"astafirulah hal'adzim. Mendinga gue ngga ngga dapet jodoh daripada jodoh ama laki. Ingatlah nak, itu adalah dosa besar" kata Diky hiperbola.

"Lagian ya, mendinga gue pacaran ama Agatha daripada sama cowo. Biarpun Agatha itu sok polos gitu, tapi dia cantik, baek pula. tipe gue banget itu" sambung Diky senyum senyum sendiri.

"wah lo mau sama Agatha Ky? Bahaya nih anak, cewe temennya sendiri diembat"

"biarin aja, lagian juga Rakanya ngga sayang sama Agatha. Berapa kali coba dia mutusin Agatha. Ngga mutusin secara langsung sih sebenernya, cuma nyinggung nyinggung aja. Tapikan tetep aja dia ngga sayang sama Agatha. Padahal Agatha itu sayang baget loh sama dia. Daripada Agatha sakit ati mendingan sama gue aja" tutur Diky panjang lebar.

"lo mau? Ambil aja" kata Raka mempersilahkan segan santainya.

"dianya mau, Agathanya yang ngga mau sama banci kaleng macem dia" ujur Adit kemudian tertawa kencang. Sedangkan Diky hanya mendesis.

"lagian lo kok ngga mau sama Agatha sih Ka , padahal kan Agatha itu banyak lebihnya" tanya Diky tidak menggubris Adit yang masih tertawa.

"bosen" jawab Raka santai sambil mengangkat bahunya acuh.

"ck ck ck... udah dapet yang baek kok masih mau cari lagi sih ka, lagian lo ngga ada ruginya kalo pacaran sama Agatha" sabung Adit yang akhirnya berhenti tertawa.

"males, ngebosenin" jawab Raka tanpa ekspresi.

"padahal Agatha udah baek mau sama lo" kata Diky menambahi.

"malah kalo.dia ngga mau sama gue, gue seneng" jawab Raka asal.

"terus ngapain dulu dulu lo nembak dia?" tanya Diky sewot.

"main main. Dia terkenal, dia cantik, dia kaya. Eh sekalinya diterima" jawab Raka seolah olah semuanya hanya mainnya.

"temen lo nih, ngga punya otak!" kata Diky ke arah Adit anarkis. Adit hanya mengerutkan keningnya.

"kok ngga punya otak sih?!!" protes Raka.

"ya lo, anak orang atinya diaminin semua!" jawab Diky seolah dirinya diposisikan menjadi pacar pacar Raka.

"daripada lo, ngejar ngejar cewe padahal udah jelas ditolak!"

Skakmat. Diky langsung diam ditempat.

Sedangkan Adit kembali tertawa kemudian membully Diky.

***

Anesaa Agatha: Hai Raka...

Anesaa Agatha: Udah makan?

Raka menghela nafas panjang saat membaca pesan dari Agatha.

Raka .A:Hmm

Raka .A: Udah.

Anesaa Agatha: Gimana hari ini?

Raka .A: Apanya?

Anesaa Agatha: Harinya..

Raka .A: Oh

Raka .A: B aja

Anesaa Agatha: oh,

Anesaa Agatha: kamu kangen ngga sama aku?

Raka .A: Ngga

Raka .A: B aja.

Raka mematikan daya Handponya, membuangnya ke kasur kemudian tidur.

Percakapan seperti itu baginya tidak penting. Hanya membuang buang waktu.

PLAYBOY;Story Of Raka [1/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang