3. Jangan Gitu Lagi

61 17 9
                                    

Hari ini terasa begitu panjang bagi Cahaya, saat mapel selesai dan bel pulang berbunyi pun masih enggan rasanya untuk menyapa Ghifar.

Saat semua orang dikelas sudah keluar dan pulang ke rumahnya masing* tapi Aya and the geng masih dikelasnya.

Dea pun yang kelasnya sudah bubar duluan dari tadi sudah membujuk Aya untuk pulang sendiri.

"Gue kan udah bilang De, Sepeda gue ketinggalan kemarin dijalanan,gue numpang aja yah sama lo" Kata Aya sambil melas.

"Hmm gini yah ya, sorry banget nih. Gue sama Lisa ada urusan dadakan kayak tahu bulat,lo kan gaksuka film action Ya." Dea dan Lisa memang hari ini ada jadwal nonton kayaknya mah film yang Aya gak ngerti bahasanya.

"Yaudah gue nebeng ke lo aja yah ul" pinta Aya sambil menaik-naikan alisnya

Faul sempat berfikir dan memandang Cahaya dengan raut kasihan.

"Boleh aja kalo lo mau nunggu gue latihan paskibra dulu sampe jam 5"

"HAH JAM LIMA? Aduhhh!.."

Satu toyoran pun melayang dari tangan amit eh imut nya si Ntut.

"Dasar Toa Masjid!"

"Sakit ege tar gue amnesia gue tuntut lo!"

Ntut bergidik ngeri, lebay amat ditoyor doang sampe amnesia terus pake nuntut segala lagi.

"Yaudah gue mau balik pacar gue udah nunggu, duluan yaaa gueeeelll" Ntut pamit duluan dan keluar kelas disusul oleh Lisa dan Dea yang Buru* pamit juga.

Kini tersisa lah Aya dan Faul dari seleksi alam tsb dibayar tunai, eh ngga deng. Tersisa Di kelas maksudnya.

"Gimana Aya, mau nunggu gue dulu atau lo mau naek angkot? Mabok kaga lo naek gituan"

"Ya kagak lah alay amat, gue juga sering kali naek angkot mah"

"Yaudah gue cabut ke lapangan dulu yak, udah pada baris anak-anak."

"Okeee gutlak ul panas-pansanan nya!!" kata aya sambil nyengir dan hanya diacungi jempol oleh Faul yang sudah lari keluar kelas.

Aya memang sudah menduga hari ini ia pulang sendiri tanpa Ghifar dan Teman*nya yang lain.

Cahaya melewati koridor yang sudah mulai sepi hanya ada sebagian murid yang ikut Ekstrakurikuler. Eks.tra.ku.ri.ku.ler.

Hayoo siapa yang di eja bacanya?

Cahaya tidak tertarik dengan keadaan sekitar ia hanya berjalan sambil menunduk dan sampai langkahnya terhenti melihat ada sepatu Vans yang menghalangi jalannya.

Cahaya mengangkat kepalanya keatas dan ternyata "Ayo pulang!" Ghifar menarik tangan Aya dengan ekspresi datarnya.

Cahaya melongo melihat pergelangan tangannya digenggam erat oleh Ghifar tapi lama kelamaan tangannya memanas.

"Eh-ehh lepasin Far sakit!" Cahya meringis setelah tangannya dilepaskan oleh Ghifar.

Ghifar menghentikan langkahnya, badannya berbalik mengahadap Cahaya pandangannya masih sama, Tak berekspresi, lurus, datar kayak Triplek!

"Lo kenapa?"

"Kenapa apanya Far? Aya sehat-sehat aja kok, beneran gak boong"

Ghifar berdecak. "Lo kenapa dua hari ini ngehindar dari gue?" tanya Ghifar serius.

Cahaya diam. Bingung harus bagaimana dan menjawab apa. Cahaya sampe Naliktik guys.

"Gue nanya, Lo malah cengo!"

"Aya lagi sibuk Far minggu-minggu ini, ngurusin buat pensi" jawab Cahaya asal sambil nyengir. 'Mampus Pensi dari hongkong!' batinnya

"Pensi kan masih 6 bulan lagi"

Skak.

"Hmm maksud Aya, Aya mau sidang Prakerin far jadi harus-"

"Lo selesai Prakerin baru minggu kemarin bikin laporan aja belom! Udahlah gausah ngeles lo pasti masih gengsi kan gara-gara tanjakan itu"

UDAH TAU NGAPAIN NANYA!! umpat Cahaya dalam hatinya.

"Ya-yamaap, A-Aya mau pulang, bye!" Cahaya pamit dan langsung melangkah pergi tapi lagi-lagi ditahan oleh Ghifar.

"Pulang sama gue, Aya!"

"Kan sepeda Ghifar gak ada boncengannya, Aya ga mau ya cuma dorong-dorong terus lewat tanjakan yang-"

"Gue bawa motor!" Ghifar memotong cerocosan Aya dan langung menarik tangan gadis itu keparkiran.

Setelah sampai diparkiran Ghifar memakaikan Helm untuk Aya, dilihatnya wajah tampan mulus no minus itu yang tengah serius berusaha mengaitkan helmnya. Aya benar-benar rindu melihat wajah Ghifar yang dua hari ini ia hindari.

"Ayo naik" Cahaya tersadar dan langsung menaiki motor besar milik Ghifar. Mereka melewati jalanan sore hari di kota Bogor. Tidak ada percakapan diantara keduanya hanya saling diam, Aya tersenyum-senyum dibelakang boncengan dan Ghifar fokus mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Hanya suara mesin motor yang terdengar. Hanya butuh waktu 10 menit karena jarak kesekolah mereka tidak begitu jauh. Sampai akhirnya motor Ghifar mengerem cantik didepan rumah Cahaya.

Mereka sudah sampai, Cahaya turun dari motor. "Thanks ya Far tumpangannya" Cahaya tersenyum.

"Santai aja, kayak baru pertama kali nebeng aja"

"He he.. Yaudah Aya masuk dulu ya, bye Ghifar" Cahaya langsung berbalik dan melambaikan tangannya.

"Hei bentar" Cahaya menghentikan langkahnya dan langsung berbalik lagi dengan ekspresi tanya.

"Sepeda jangan ditinggal-tinggal dijalanan, nanti gue anterin kesini" katanya.

Cahaya baru ingat "Oh iya haduh Aya lupa, nanti Biar Aya aja yang ngambil kerumah ya Far".

"Yaudah" Balas Ghifar cuek dan ga mau ribet juga.

"Oke, Aya masuk dulu ya" Cahaya kembali berbalik badan hendak memasuki gerbang rumahnya.

"Aya!"

"Apa lagi Ghifar, tenang aja nanti Aya langsung jemput sepedanya kok"

Ghifar berdecak. "Helm gue mau dibawa masuk juga?"

"Eh" Cahaya langsung memegang kepalanya yang ternyata masih memakai helm, 'Dasar bodoh' umpatnya dalam hati.

Cahaya nyengir dengan wajah yang sudah merah bak kepiting kulub! Orang sunda pasti faham, wkwk.

"Nih" Cahaya memberikan helmnya kembali.

"Jangan Gitu Lagi" Kata Ghifar pelan. Cahaya mengerutkan keningnya.

"Gitu gimana far? Sorry far sumpah Aya beneran lupa gak buka helmnya dulu"

Ghifar menghembuskan nafasnya.
"Jangan Ngejauh dari gue, Aya!" Setelah mengatakan itu Ghifar langsung menarik gas motornya dan memasuki gerbang rumahnya yang bertetangga dengan Aya.

Cahaya masih melongo ditempatnya sampai akhirnya ia tersadar dan berteriak kegirangan sambil loncat-loncat "AHSIYAAAAAAAAP BOS!!!" Teriak Aya sambil hormat saat Ghifar sudah turun dari motornya dan memasuki rumahnya.

Aya senyum-senyum mengingat baik-baik ucapan Ghifar tadi, ia membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum Mama!!! Aya pulang dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedep-"

"Waalaikumsalam!! Teteh, jangan teriak mulu kalau pulang malah baca undang-undang, pusinggggg kepala mama dengernya!!" keluh Mamanya yang muncul dari dapur.

Cahaya terkekeh dan mencium punggung tangan mamanya itu. "Hampuraa Ma, Aya terbawa suasana ini Ma, Aya seneng banget!!"

"Kenapa? Udah baikan sama Ghifar?" Tebak sang mama yang memang sudah mengetahui kedekatan Aya dengan anak tetangganya itu.

"Hehehe udah dong ma, Aya kekamar dulu ya mau ganti baju soalnya mau kerumah Ghifar ngejemput sepeda" pamit aya menciumi pipi mamanya dan langsung otw kamar tercinteh.

***

Simple WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang