Seperti biasa, setiap harinya Cahaya dan Ghifar pulang sekolah bersama menggunakan sepeda. Sehat si iya kalau pagi, tapi ini siang bolong bikin kulit tungheng, Tutung Geheng.
Saat mereka masih kelas X Ghifar memang sering membawa mobil dan menebengi Cahaya, tapi setelah kenaikan kelas mereka berdua sepakat untuk mencoba hal baru yaitu menggunakan sepeda.
Ralat, Ghifar lah yang memaksa Cahaya untuk mengendarai sepeda juga, sampai akhirnya Cahaya terpaksa menyetujui permintaan sahabatnya itu.
"Haduuh.. Besok besok gue naek angkot ajalah Far kiting kaki gue tiap hari goes-goes mulu" Keluh Cahaya sambil mengusap keringatnya yang sudah bercucuran.
"Lebay banget sih lo, mana ada kaki kiting gara-gara goes sepeda" Balas Ghifar dan Cahaya mendengus.
"Masalahnya nih ya, gue nyerah deh kalau lewat jalan sini kenapa kita gak lewat jalan yang biasa aja si" Katanya sambil ngos-ngosan.
Sekarang mereka tidak melewati jalan yang sering dilewatinya, karena jalan yang satu itu ditutup sedang dipasang tenda untuk hajatan pak RT.
"Yang penting bisa balik!" Balas Ghifar sambil terus menggoes sepedanya.
"Gak ada jalan lain gitu Far selain lewat sini"
"Emang kenapa si, lewat sini kan cepet nyampe"
"Yaiyaaaa cepet nyampe si iya tapi lo liat aja noh nanti pas sesudah turunan, heran deh baru tau gue ada Tanggulnya gitu pas tanjakan" Tunjuk Cahaya ke depan dan Ghifar pun menuruti untuk melihatnya.
Alis Ghifar terangkat sebelah dia juga terheran-heran, aneh udah tau itu Tanjakan tapi ditengah-tengahnya ada tanggul pantes aja Cahaya dari tadi protes lewat jalan ini. Bukan hanya di tanjakan saja tapi juga di turunan yang sedang dilewati mereka juga di Tanggulin loh.
"Emang dasarnya lo aja yang lebay, nanti pas nanjak lo tinggal turun dulu, terus lo dorong sampe atas sepedanya" tutur Ghifar, iya sih gampang ko riweuh banget ya Cahaya nya.
"Kayanya ini jalan harus gue ganti namanya deh Far, dari tadi gue nemunya tanggul doang" kata Cahaya dengan serius sambil mendorong sepedanya ke atas jalan.
"Lah diganti jadi apaan?"
"DESA SERIBU TANGGUL!"
***
Setelah sampai dirumah Cahaya langsung menghempaskan badannya ke kasur, nafasnya ngos-ngosan.
Tadi setelah mereka sampai di jalan menuju gang rumah mereka itu tiba tiba ada seekor anjing yang menggong-gong refleks Cahaya langsung lari terbirit-birit ketakutan, Ghifar yang melihat kelakuan sahabat nya itu hanya geleng-geleng kepala.
Padahal anjingnya itu hanya bersuara, dan dirantai dalam halaman rumah bu Mia.
Cahaya terus merutuki kebodohannya itu, sumpah malu banget dia kira anjingnya itu lepas terus ngejar mereka dan mengigitnya dan... ahh Cahaya, terlalu Lebay.
"Ogahhhh gue lewat situ lagi!!" Teriak Cahaya yang langsung terduduk diatas kasur.
"Kayanya gue harus mandi besar deh, takut kena najis suara anjing" Katanya dan langsung benar-benar pergi ke kamar mandi untuk adus.
Ternyata, Cahaya sungguh kelewat pinter!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Wishes
TienerfictieMemiliki penyemangat disekolah adalah hal yang paling menyenangkan bagi Cahaya, yang setiap saat bisa melihat wajahnya, menikmati senyumnya, dan mengetahui apa saja yang dilakukannya di sekolah. "Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersatu, tapi k...