Izuminokami

405 38 18
                                    

[]Tetangga baru[]

|Izuminokami Kanesada x Reader!|

Written by; Eugenie-chan

|Link starto!|

"Heh ampas! Sapu-sapu cerobong kek, atau pel-pel kebun sono, jangan molor! Ah, ganggu! Perusak lingkungan asri dasar, aroma lu kenarsisan! Jauh-jauh om-om pedo," Pukul enam kosong kosong, bibir gadis ini meluluhlantakkan mood Izuminokami. Sudah dibilang ampas, disuruh beres-beres, ditodong lalat pengganggu, diomeli habis-habisan hingga tulang-tulang!

"Aduh, capek. Masih pagi, tidak perlu repot-repot mengobrak-abrik isi apartemen."

Izuminokami garuk-garuk pinggul, bersender secara narsis ke punggung sofa. Sudah nikah sebulan bulat, mahluk tuhan ini belum bertaubat.

"Lu! Nanti malam tidur di rumah tetangga, ya! Pergi-pergi, bermalam Sono dirumah janda muda dipojok blok!" Ah, janda ini, tetangga anyar mereka. Bernama lengkap Horikawa Kunihiro. Eh? Bukan janda, ya? Maapkeun. Berarti duda. Ya. Si Izuminokami ini disinyalir sebagai maho alias homo oleh [Name]. Sebagai istri ia khawatir, kalau-kalau Izuminokami punya ketidaknormalan ini dan tertarik kepada Horikawa.

"Janda yang mana sayang?!" Bela Izuminokami, setengah-setengah niat dan tidak.

"Oke oke, sayang, ini abangmu mao cuci piring dolo." Izuminokami bangkit terogah-ogah, lantaran pilihan berongkang-ongkang kaki sepoe jedur bakal bahaya.

Dia ini, [Name], lebih agresif dan berbahaya dari Ootachi. Kalau emosi, es batu pun dimakan tanpa kunyah. Ngeri. Entah mengapa Izuminokami mimisan-mimisan sebab jatuh hati kepada [Name], bersujud ke keluarga [Name] berbekal surat tanah, harta warisan, surat kepemilikan usaha, prestasi riwayat hidup hingga rapor SMA untuk mempersunting [Name].

"Abang lu bilang asw. Lupa umur ya lu, amnesia lu gesrek. Umur dah mirip Mikazuki masih sok remaja." [Name] berkacak pinggang.

"Lah? Suamimu ini ganteng dan muda, lo?! Lihat? Wajah mirip oppa-oppa korea begini?" Izuminokami tidak bohong, sih. Wibu—ceue mana yang berpaling ketika ketemu Izuminokami?

"Ganteng palalu, tong! Sono-sono kerja! Mentang-mentang hari minggu mau nolep-nolepan di kamar, ya? Kagak boleh! Pel lantai! Cuci piring, semua harus rapi!" [Name] mencak-mencak, maklum lah ya, ini hormonal sel-sel emosi terlalu banyak dihimpun di ubun-ubun. Jadi gampang meleduk macam Bakugoblo-fandom sebelah deh, kagak jauh-jauh amat. Suka meledak seenak dengkul, maen marah-marah sadjah, tiap kalimat pasti terkadung kata bajingan atau bangsad, dabes lah.

Izuminokami beringsut mendekap [Name] ke pelukan, lalu ambruk sengaja ke sofa.

"Tapi aku punya agenda. Jangan lama-lama bebersih, ya." Kata Izumi.

"Agenda apaan?" [Name] greget dan kepo. Mana pelukan macam ini pasti punya arti. Dia ada kemauan, pasti maen peluk-peluk melulu. Kemaren minta jatah pun, peluk-peluk dulu, rajin lap-lap meja, dan makan on time dulu. Dasar cabe dibalik risol!

"Kita makan malam di kafe baru punya Bango, yok." Ajak si mahluk.

"Siape Bango, coeg." Cemberutlah [Name] lantaran cemburu. Eh sialan, pasangan absurd amat gaes.

"Si Tsurumaru, dia kan anak Bango. Dia buka kafe." kata Izumi, mendayu-dayu, minta digebuk. [Name] ini, bawaan pabrik dia sudah galak serta garang. Tapi, Izumi sedikit was-was, kenapa gerangan ia menyaksikan amukan yang ganas pagi-pagi sekali.

[Name] cemberut, kerutan kening ia timbulkan. Ia sangat jengkel dan dongkol, ingin bicara sesuatu, tapi tiada timing yang bagus.

Ding! Dong!

Bell apartemen berdering bagai kelontang peringatan agar penghuni rumah beramah-tamah kepada sang tamu.

"Siapa yang belanja onlen?" Tanya [Name].

"Tidak." Geleng Izumi.

"Yodah. Kita buka sama-sama. Kalo itu selingkuhan atau selir-selir lu, awas," Izumi spontan geleng-geleng. [Name] berjalan ke pintu, diikuti Izumi sebagai ekor.

Pintu dibukakan lebar, menciptakan celah semakin besar. Tampaklah si Horikawa Kunihiro yang imoetz dan lucu, mirip tokoh Harem anime tetangga.

"S-selamat pagi, Kane-san!" cemerlang sangad senyumanmu bang! Pengalih duniaku!

[Name] berkedip-kedip. Ia cemburu lagi. Sedikit ia lirik Izumi yang panas-dingin.

"P-p-pagi, H-horikawa." si Kane-san ini tersenyum canggung, takut sebuah golok bersarang di kepala.

"Are? Siapa perempuan di sampingmu, Kane-san?" Horikawa kikuk.

"Ah, Kunihiro-san. Dia ini,

Orang yang menghamili aku." kata [Name], beroktaf sedang.

Sedetik

Lima detik

Hamil?

"APA?!" Izumi loncat lantaran terkejooed kerad. Aduh, hamil? Parah si Izumi goblok ini. Sang istri hamil, masa dia kagak sadar? Dasar soto Lamongan!

Jadi ini yang mau [Name] katakan?

"Aku cuman mau kasih ini." Horikawa mengasongkan sekeranjang jeruk. Setelah diambil oleh [Name], Horikawa kabur terbirit-birit bak sedang di kejar FBI.

"T-terimakasih, tetangga!" Teriak [Name] kebingungan.

"Ara-ara... Aku... Bakal jadi ayah? ASTAGA [NAME]!" Izumi menggendong [Name] seperti sekarung gandum.

"Ah, mesum! Lepas cuk!"[]

|Touken| |Ranbu| |Oneshoot|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang