Jauh dari kata cinta adalah usahaku. Namun mendekati cinta adalah karenamu.
****
"Yuk, pulang," ajak Aksa.
"Iya," jawab Gadis.
Sore yang kedua kalinya dia mengenal Aksa dengan baik, sore kemarin Aksa menolong Gadis yang hampir pingsan, sore kedua kalinya Aksa mengajak Gadis ke tempat yang memang Gadis juga menyukai itu.
Gadis sadar Aksa mempunyai sifat dingin, ya mungkin dari masa lalunya yang merubah dia.
Aksa selagi di perjalanan dia terkadang melirik Gadis lewat kaca spion, "cantik," gumam Aksa.
"Aksa, gue laper."
"Ngapain ngomong ke gue kalau laper."
"Iya sih, salah gue ngomong sama lo!" Gadis berdesis. Dia pikir jika diberi kode seperti itu Aksa akan mengerti tapi ternyata tidak, Aksa memang cowok menyebalkan.
Mereka pun sampai, tepat di depan rumah Gadis, Gadis pun turun dan memberikan helm kepada Aksa.
"Thanks," kata Aksa.
"Hah?"
"Gue balik dulu," ucap Aksa.
Gadis mengangguk dan tidak mengerti ucapan Aksa tadi.
****
Aksa melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dan setelah sampai rumah nya, ke-empat temannya berada didepan teras rumah Aksa.
"Kemana aja sih, Sa?" tanya Farel.
"Latihan."
"Bohong kau mas!" ucap Zidan.
"Kita cari lo ke tempat latihan," kata Arzan.
"Gue mampir ke tempat biasa."
"Sendiri?" tanya Rayhan.
"Iya, gue sendiri."
Aksa masuk kedalam rumah nya dan diikuti ke-empat temannya.
"Ngapain kalian kesini?"
"Bobo," jawab Zidan.
"Mau bobo mas sama kamu," sambung Rayhan.
"Gila!" jawab Aksa.
"Kita nginep disini ya, Sa," kata Arzan.
Aksa menghela nafas, "yaudah."
"Sebentar gue menemukan suatu ke janggalan," kata Zidan.
"Hm, sepertinya saya juga, satu pemikiran seperti si Edan," sambung Rayhan, sambil menganggukan kepala.
Zidan dan Rayhan saling melirik dan memberi kode.
"UJUNG BIBIR LO KOK LUKA MAS?" teriak Zidan dan Rayhan berbarengan.
"Gak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionJika pertemuan dirayakan dengan suka cita, perpisahan pun dirayakan dengan selayaknya. Selamat beranjak, setelah memberi jejak.