PROLOG

2 2 0
                                        

Surat itu ada lagi. Terselip diantara lembar-lembar buku, dalam loker itu.

Lipatan demi lipatan kertas telah terbuka. Dan isinya tetap sama, kata-kata cinta.

Teruntuk, S.K.

Assalamu'alaikum, ukhty sholehah.
Bagaimana kabarmu hari ini? Apa kau menunggu surat dariku?

Haha ... Aku terlalu percaya diri, ya.
Aku tahu, mungkin kau sudah bosan dengan surat-surat ini. Kau pasti sangat ingin bertatap muka denganku.

Tunggulah, bersabarlah, sampai aku benar-benar siap menunjukkan siapa aku.
Disini, aku masih ingin memantaskan diri. Agar kelak kita menjadi pasangan yang sempurna, yang melengkapi setiap kekurangan diantara kita.

Ukhty ...
Aku tak ingin membuatmu kecewa, juga bersedih. Jadi, ku mohon mengertilah.

Aku hanya pria biasa. Tidak tampan seperti Nabi Yusuf, tidak pula kaya seperti Raja Sulaiman, dan tidak juga sempurna akhlak seperti Rasulullah saw.

Aku diciptakan-Nya dengan kelebihan dan segala kekurangan. Jadi, aku sedang bersiap diri disini. Untuk meyakinkan hati, bahwa kita memang akan ditakdirkan bersama.

Jaga dirimu baik-baik, ya, disana.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tertanda, M.A.

Syafa menghembuskan napas kasar. Cukup sudah ia merasa dipermainkan olehnya. Oleh surat dari pria misterius itu. Habis sudah batas kesabarannya.

Entah sudah kesekian berapa kalinya ia mendapatkan surat dan kata-kata yang hampir sama. Sampai kapan ia akan terus menunggu? Dia bilang kemarin dan kemarinnya lalu kemarinnya lagi, bahwa dia sedang memantaskan diri. Kata itu terus terulang-ulang. Dan Syafa, ia sudah muak. Merasa telah dipermainkan.

"Aku akan mengetahui siapa kamu!" Syafa telah bertekad.

Ia akan mencari cara untuk mengetahui seseorang dibalik surat cinta itu. Syafa terlanjur penasaran, dan kecewa.

Tunggu saja permainannya.

...

"Kak, lo masih suka kasih surat cinta sama perempuan itu?"

Salah satu pria disana mengangguk, "Iya, barusan aja."

Pria yang satu tertawa, "Gue kasih saran nih, ya, kak. Mending ... lo berhenti aja deh jadi secret admirer-nya dia."

"Nggak! Gue nggak akan berhenti. Lagian, kalau gue udah siap, gue bakal nunjukin siapa gue, terus gue akan lamar dia."

Pria itu tertawa lagi, lebih kencang. "Terserah lo, deh. Doa gue, semoga harapan lo sesuai kejadian nanti."

Pria itu mengaminkan. Ia bukan pria yang pantang menyerah. Jadi, tak ada kata 'berhenti' selagi ia bertekad kuat.

...

Harus baca!!!
👇

Assalamu'alaikum readers...
Apa pendapat kalian tentang prolognya? Biasa aja. Gak jelas. Atau gregetan?
Haha😂 semua kembali pada kalian.

Harapan Lai sih, semoga suka dan penasaran buat lanjut sama alurnya yak. Hehe😅😅 Aamiin ...

Satu kalimat buat kalian.
'Kalau nggak suka, nggak usah baca.'

I mean, bukan Lai pelit ya. Tapi cuman ngingetin doang, soalnya kasian sama kalian yang udah buang-buang waktu buat baca cerita ini, tapi nggak suka.

But, kalau kalian suka kasih vote sama komennya dong. Jangan jadi silent readers, karena Lai benci itu. Kecuali ... mungkin kalian newbie in wattpad, nggak tau gimana atau apa cara kasih vote sama komen. Itu bisa Lai maklumin sih, sedikit juga. Wkwk. Canda ...

Oke. Mungkin segitu dulu ya. Kepanjangan kayaknya note-nya. Haha😂
Kek ceramah aja yak. Wkwk.
Wassalamu'alaikum🙏

•••(S)ECRET(A)DMIRER•••









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(S)ECRET (A)DMIRERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang