3

4 1 0
                                    

Duammm!!!

Fifi bergegas bangkit dari tidurnya saat mendengar ledakan dan dentuman yang membuat tempat tidur bergetar, fifi mengungsi ke tempat steriel dari virus yang tersebar di luar sana. Fifi baru saja terlelap tidur pukul 3 dini, ia masih saja memikirkan ibunya yang masih belum bertemu.

Fifi berlari ke luar kamar. Kini fifi tinggal di wilayah FEX cukup untuk menampung masyarakat yang belum terjangkit virus, seorang menempati kamar sendiri- sendiri yang sudah di atur oleh FEX.

Semua orang berlari menuju gedung utama yang sudah bersiap dengan senjata serta pakaian yang sudah di tentukan
Fifi merasa bingung dengan semua orang.

"Permisi tuan! Apa yang sedang terjadi di luar sana?" Fifi menghentikan petugas yang melewatinya.

"Virus sudah menyebar ke wilayah sini, sebaiknya nona memakai pakaian yang sudah di tetapkan di sini!" Perugas itu berlari ke gedung utama. Fifi memperhatikan dirinya sendiri apa yang salah dengan pakaiannya? ia hanya mengunakan memakai seragam sekolahnya.

Dentuman dan ledakan terjadi di luar sana di sebabkan oleh seseorang yang sudah terinfeksi oleh virus membuatnya menjadi zombie bahkan menyerang dengan mengigit para petugas dan menyebabkan virus itu mudah tersebar luas. Para petugas meledakan gedung- gedung utama bertujuan mereka semua mati dan membinasakan semua yang ada di dalamnya  agar tidak menyebarkan virus ke manusia lainnya.

Fifi sudah memakai pakaian tertutup dengan mengunakan masker berwarna hitam yang hanya tersisa matanya saja, bahkan semua memegang senjata masing- masing untuk melindungi diri. Setibanya di lobi semua orang memperhatikan dirinya merasa kikuk dengan tatapan semuanya membuat ia menunduk, semua orang memperhatikannya sebab fifi membawa sapu lidi sedangkan yang lain membawa senapan serta membawa benda tajam. Seseorang menghampiri dirinya dengan menyerahkan pistol berukuran kecil ke fifi.

"Pakai benda ini, kamu mau mengusir mereka dengan itu?" Suara itu terasa tak asing di pendegaran fifi pasalnya fifi tak bisa melihat wajah orang itu fifi memperhatikan bola mata berwarna coklat dan ada tahi lalat di atas alisnya merasa pernah melihat tapi dimana?

"Oy!! Pakai!!" Tegasnya, petugas itu menarik tangan fifi seraya membuang sapu lidi yang sempat fifi pengang kini telah berganti pistol di tangannya. Selepas itu petugas itu pergi meninggalkan fifi yang masih mematung sempat fifi menghentikan petugas itu.

"Ada apa?"

"Maaf tu-tuan saya tidak bisa menggunakan benda ini!" Petugas itu memperhatikan fifi sejenak selepas itu ia menghembuskan nafas dengan kasar.

"Kalo kamu tidak bisa memakai benda ini mau pakai apa lagi? Kita harus segera keluar dari gedung ini kamu mau seperti mereka?"  Semua orang berlari menembak para zombie yang mau masuk ke dalam lobi para petugas menghadang di pintu depan namun virus sudah menyebar luas membuat para petugas kewalahan.
"Kita harus ke helikopter!" Teriak seseorang membuat para petugas dan yang lain berlari menjauh lobi.

"Lariii!!!" Petugas bermata coklat itu menarik tangan fifi berlari ke arah belakang gedung untuk keluar dari gedung FEX.
Setibanya di luar mata fifi melebar para petugas kewalahan menghadang zombie dengan tembakan dari pagar. Sudah terlihat virus menyebar dengan cepat.

Siliner berbunyi berkali- kali menandakan ada bahaya. Seseorang bermata coklat menarik tangan fifi untuk bersembunyi di bawah reruntuhan bangunan.

"Tuan!" Lirih fifi kepada seseorang di depannya.

"Kita harus bergegas dari kawasan ini!" Ia menarik tangan fifi berlari di tengah reruntuhan bangunan beberapa zombie mengejar membuat pegangan terlepas dari gengaman tangan fifi ia mengambil alih untuk menembak para zombie di depannya.

COME BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang