Two

58.8K 2.9K 20
                                    

Hari demi hari terlewat begitu cepat. Kini tak terasa Varischa sudah bekerja sebagai karyawan HRD Viano Retail selama dua minggu. Selama itu, Varischa merasa cukup puas dengan pekerjaannya dan menikmati setiap tugas yang ia kerjakan.

Karena besok adalah hari Sabtu, Varischa dan kedua temannya memutuskan untuk menghabiskan waktu di salah satu pusat perbelanjaan. Mereka makan malam bersama dan berkeliling, memasuki setiap toko yang menarik.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika mereka memutuskan untuk menyudahi aktivitas menyenangkan itu. Ketiga orang itu kemudian berpisah ketika sudah menaiki kendaraan masing-masing.

Varischa sudah beberapa kali menguap ketika dirinya berada di dalam kendaraan online yang dipesannya tadi. Kepalanya menengok ke arah samping memandang kendaraan yang berlalu lalang di luar jendela.

Jalanan ibu kota saat ini terlihat padat namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.

Rasa kantuk yang membuat mata Varischa terasa perih, tiba-tiba saja menghilang ketika sang supir menginjak pedal rem dengan kuat. Membuat tubuh wanita itu terdorong ke depan.

"Ada apa, Pak ?" tanya Varischa.

"Itu Mbak, ada nenek nenek jatuh di depan jalan." jawab sang supir seraya melepaskan sabuk pengamannya.

Varischa nampak memajukan tubuhnya untuk melihat jalanan di depan kaca. Ia kemudian bergerak menuruni mobil, menyusul si supir karena rasa penasaran dan khawatirnya muncul.

Wanita itu menutup mulutnya ketika mendapati pemandangan seorang wanita tua yang terlihat jatuh tertidur miring di atas jalanan. Wajahnya nampak pucat dan tubuhnya terlihat sangat lemas.

Varischa kemudian berjongkok di sebelah sang supir dan ikut berupaya untuk membangunkan nenek itu. Namun, kegiatannya terhenti ketika tiba-tiba seseorang datang dan langsung menggendong tubuh lemah wanita di hadapannya.

"Biar saya yang membawa nenek ini ke rumah sakit." ujar sesosok laki-laki yang kini sudah kembali berdiri. Varischa kemudian mendongak untuk melihat wajah orang itu. Seketika itu juga ia bangkit dari jongkoknya sambil melongo tidak percaya.

Pria itu adalah pria perusak hari pertamanya bekerja.

Tidak berbeda dengan Varischa, Albert juga merasa terkejut ketika mendapati wanita yang sudah mengatainya kurang ajar itu. Namun, ia berhasil menutupi keterkejutannya dengan tetap menampilkan ekspresi datar.

Albert kemudian membenarkan gendongannya sebelum melangkah menuju mobilnya.

"Tunggu!" Albert mendesah ketika suara Varischa terdengar. Langkahnya terhenti dan menunggu apa yang hendak diucapkan oleh wanita itu.

"Boleh saya ikut ?" tanya Varischa yang kini sudah berada di hadapan Albert.

"Apa kamu kenal dengan nenek ini ?"

Varischa menggeleng pelan. "Setidaknya, saya rasa nenek ini akan lebih nyaman jika ada seorang perempuan yang mendampinginya."

Albert mau tak mau menyetujui perkataan wanita aneh di depannya ini. Ia kemudian mengangguk singkat dan menyuruh Varischa untuk membukakan pintu belakang mobilnya.

----------

Dua orang yang saling tidak mengenal itu kini sedang terduduk di bangku ruang tunggu UGD. Mereka menunggui sang dokter yang sedang memeriksa nenek tadi di dalam sana.

"Kalian berdua walinya ?" tanya dokter bernametag Raden itu. Albert dan Varischa berdiri bersamaan. "Bukan, Dok." jawab mereka kompak.

"Tadi kami menemukan beliau terjatuh di jalanan dan membawanya kemari." jelas Varischa.

At the Drop of a Hat - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang