7

626 58 2
                                    

Frankenstein pov

'Sepertinya ini sangat penting.'

Author pov

Frankenstein dan Icha pergi keruangan pribadi milik Frankenstein. Mereka berdua masuk kedalam ruangan yg cukup luas, mungkin haor sama dengan ruang kepsek di sekolah.

"Baiklah, Marischa. Apa yg ingin kau bicarakan?" tanya Frankenstein.

'Apa gue harus mengatakannya? Seharusnya ini vuma rahasiaku seorang. Ahggg, sangat menyebalkan.' batin Marischa.

Frankenstein menaikan alisnya sebelah dan menunggu Icha untuk bicara. Sudah lebih dari 5 menit tapi Icha belum berbicara juga.

'Kapan anak ini akan bicara?' batin Frankenstein.

"Pak..." panggil Icha

"Iya" jawab Kepsek Ye Ran tersebut.

"Se-sebenarnya, sa-saya berbeda dari yg lain." Icha mulai berbicara.

"Berbeda bagaimana maksudmu?" tanya Frankenstein.

Gadis tersebut langsung mengambil cutter yg ada di meja Frankenstein dan memotong jarinya sendiri.

SRAKK!!!

"HEI, APA YG KAU LAKUKAN? ITU DAPAT MEMBA-?" teriak Frankenstein dan teriakannya itu terpotong karena sesuatu yg dilihatnya

Jari yg dipotong oleh Marischa terjatuh ke lantai darah bercucuran dari jarinya. Tapi, bukan itu yg membuat Frankenstein terdiam, melainkan apa yg terjadi pada jari gadis tersebut.

"Ja-jari mu tumbuh kembali?!" Frankenstein sedikit terkejut sekaligus bingung dengan kejadian tersebut.

Frankenstein pov

'A-anak ini sungguh mengejutkan! Apa dia manusia modifikasi. Tapi tidak mungkin seorang gadis kecil menjadi percobaan eksperimen?!' batin ku

"Nona Marischa Jung seba-" perkataan ku terpotong.

"Namaku bukanlah Marischa Jung. Tapi, Queen Natalie .D.  Marischa. Itu adalah nama asliku yg baru kidapat." ucap gadis itu sambil menundukkan kepala.

'A-apakah dia penerus klan tersebut?' batinku. Masih tidak percaya bahwa dia adalah keturunan- 'Nya'.

"Saya bisa mengerti apa yg kamu rasakan Marischa." kata ku.

"Oh ya, pak. Apa bapak baik baik saja? Saya mendengar dari belakang bapak ada banyak sekali orang orang yg ingin menslan bapak." tanya gadis itu.

'Memang benar dia adalah keturunan-'Nya'. Makanya dia bisa tahu?!'. Batin ku

"Kita akan mdmbicara kannya nanti." kataku

"Ba-baiklah." setelah mengucapkan kata kata itu gadis tersebut langsung berbalik dan keluar dari ruanganku.

'Bukankah kaum-'Nya' sudaj tidak ada? Mengapa hal seperti ini terjadi saat Tuanku terbangun dari tidurnya. Huft... Ya ampun' batin ku

Icha pov

'Apakah benar kalau huemengatakannya padanya? Semoga keputusanku benar.' batinku

"Hei, kok ada Icha, sih. Sini main sama kita." kata Ikhan. Kapan mereka datang yak.

"Wah, pak kepsek ayo sini kita main bareng." sekarang giliran Shinwu yg berbicara dengan sedikit berteriak kepada kepsek yg juga sedang berjalan keruang tamu. Sumpah gak tau sopan santun.

"Oh, ya. Kok Icha ada disini, sih?" tanya Yuna.

'Mati gue. Harus jawab apa gue. Kenapa harus nanya sih' batin ku

"Semalam saat Regis dan Seira mengantarnya pulang, ia pingsan ditengah jalan." jawab Tao

"Hah!! Kok bisa?!" teriak mereka berempat(Shinwu, Ikhan, Yuna, Sui) bersamaan.

"Ya bisalah." kataku ketus.

".........."

--------

Author: makasih yaa para readers sudah mau baca. Jan lupa tinggalin jejak dengan vote dan coment yaa😊😊

Raizel: thor kok Rai belum ada partnya sih? Kan Rai pemeran utama nya?😣

Author: sabar napa. Pengen gue bejek lu😠😠😡(baru muncul ni anak)

Raizel: jangan author nanti wajah tampan Rai ilang😟😟😧

Author: untung kamu ganteng ya Rai coba klo ndak bih dijamin dah. Udah ah, ay mau ending dlu

Raizel: iya thor😞

Author: oke semuanya c u next ep👌✌
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





Noblesse | Begin [+ OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang