"Uhm. . Devlin . ."
Virgo berhenti di sisi mobil sport hitam sehingga Devlin ikut berhenti. Menatap lelaki itu dengan alis terangkat sebelah. "Ada apa?"
Lama terdiam menatap gadis itu ragu, lelaki berambut hitam tersebut mulai berbicara. "Boleh aku memelukmu?"
"Boleh saja." jawab Devlin tanpa berpikir panjang.
Segera saja Virgo menubruk tubuh mungil itu dan mendekapnya erat. Ia meletakkan dagunya ke kepala Devlin seraya mengelus rambut cokelat itu dengan lembut.
Mereka masih berada diparkiran restoran. Orang-orang yang berlalu lalang tampak tak peduli dengan kedua orang yang sedang berpelukan itu.
Cukup lama dalam posisi itu, akhirnya Virgo melepaskan pelukannya dengan berat hati. Masih ingin memeluk tubuh mungil itu.
Devlin tak menunjukkan ekspresi apapun selain sudut bibirnya yang terangkat, mengulas senyum.
Lelaki itu membuang wajahnya dan menatap ke sekitar area restoran. Beberapa mobil mulai berdatangan dan parkir didekat mereka.
Virgo segera menoleh ke Devlin. "Apa kau ingin ku antar pulang?"
Melirik jam tangan dilengan kirinya, Devlin menggeleng dan mengerutkan alisnya. "Tak perlu repot-repot. Lebih baik kau pulang saja dan bersiap-siap."
"Secara tidak langsung kau mengusirku dan ingin aku cepat-cepat pergi dari kota ini?" wajah lelaki itu tampak sinis, tetapi ia hanya bercanda. Sejurus kemudian ia tertawa, menggerakkan tangannya untuk mengacak-acak rambut Devlin. "Yasudah, kau hati-hati pulangnya, okay?"
Meski kesal dengan Virgo karena rambutnya berantakan, gadis itu memukul pelan pundaknya. "Tentu saja. Kau pikir aku gadis yang lemah?"
Virgo ikut tertawa. "Tidak-tidak. Aku hanya khawatir ada pria lain yang berani menyentuhmu, apalagi sampai melukaimu! Aku akan marah dan memukul mereka."
"Hei-hei, kau galak sekali sih?"
Tak pernah ia merasakan bahagia seperti saat ini. Berbincang dan saling bertatapan dengan Devlin adalah satu mimpi yang terwujud.
"Hm, yasudah. Kalau begitu aku pergi dulu, ya?" Virgo tersenyum manis. Karena dorongan dari sesuatu yang tak bisa dijabarkannya, ia mengecup bibir gadis itu sekilas kemudian melambaikan tangan sembari melangkah pergi.
Sungguh, ia terlanjur malu untuk berbalik badan hanya sekedar melihat wajah gadis itu. Dia mencium Devlin tanpa sadar.
Usai kepergian Virgo yang ditatap datar oleh Devlin, gadis itu hendak membuka pintu mobil tatkala merasakan ponsel didalam tasnya bergetar.
Gadis itu mengambil ponselnya dan mendapatkan sebuah pesan dari Mike. Segera saja ia membukanya.
Cepatlah datang ke markas! Kondisi darurat!
Hanya 6 kata tetapi membuat Devlin segera memasuki mobil dan meninggalkan area parkiran, melaju menuju markas yang berada di bentangan barat melintasi Sierra Nevada. Tepat di garis negara bagian California di tengah Danau Tahoe.
Cukup jauh dari tempatnya sekarang. Awalnya Devlin mengeluh betapa jauhnya markas mereka yang sudah hampir menuju California. Tetapi mendapati tatapan mengancam bos besar FBI membuat Devlin urung.
Alih-alih takut merasa terancam, Devlin sama sekali malas mencari ribut lantaran ia sangat menghormati Johnson Kleith, bos besar mereka.
Tak terasa perjalanan begitu cepat dilaju, kini mobil sport yang dikendarainya sampai di sebuah jalanan ditengah hutan. Memasuki sebuah tugu dan jalan lurus ke dalam, barulah Devlin menemukan sebuah bangunan kumuh berlantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1
RomanceYOUNG-ADULT 17+ *BOOK1 ON MILLANEZ SERIES* Rank #73 dalam Percintaan (31/07/2019) Rank #68 dalam Percintaan (03/08/2019) Rank #62 dalam Percintaan (05/08/2019) Rank #3 dalam Aksi (20/06/2021) Ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis cantik, jeniu...