Bubar

92 3 0
                                    

"percayalah, pacaran itu cuma status. Besok kita masih tetep kayak gini kok"

Menurutmu, apakah kutipan diatas itu benar? Apakah kamu percaya bahwa pacaran hanya sebuah status belaka? Apa itu sama seperti pernikahan, hanya sebuah legalitas status belaka? Mari kita lihat.

Entah apa status mereka sekarang ini. Mereka berdua dekat layaknya pasangan muda-mudi, namun mereka baru saja melepas status hubungan mereka berdua semalam. Pagi ini, mereka berdua punya waktu luang yang cukup panjang. Hari ini kelas mereka berdua libur karena dosen pengajar sedang pergi keluar kota. Selalu saja, Fina hanya menghabiskan waktu dengan berbaring sambil chatting dengan Cal dan teman Fina lainnya. Apa mereka ga bosen chat terus? Berantem kek, kan seru haha.

"Yok jalan-jalan. Bosen dikos dari tadi" ajak Fina ke Cal, dimana Cal masih setengah sadar dari tidurnya. Chat nya tidak kunjung dibalas, namun telah terbaca oleh Cal. Fina menduga bahwa Cal ketiduran lagi, dan ia pun menelepon Calvian.

"Hmm?" Jawab Cal dengan ngantuknya.

"Ih kamu ini. Ayo jalan-jalan"

"Kemana emang?"

"Ke bukit yuk"

Ajakan Fina sebenarnya ingin mengajak Cal pergi ke bukit SJ88 yang berada di perbatasan Jember dan Bondowoso. SJ88 adalah tempat wisata alam berupa bukit bebatuan tinggi yang puncaknya dapat menembus awan di saat-saat tertentu.

Calvian cukup peka dengan maksudnya Fina, walau nyatanya ia sering lupa dengan hal-hal kecil seperti nama temannya sendiri atau nama jalan yang gampang diingat sekalipun.
"Emm, ke SJ88?"

"iya, ke situ. Dari kemarin-kemarin kita gak kesampaian kesitu. Yuk kesana, waktunya masi panjang. Disana paling juga siang menjelang sore sampainya"

"Iya okelah, tak mandi dulu"

Badannya penuh dengan keringat saat tidur dan wajahnya cukup kusut karena ngantuk berat akibat main game semalam suntuk. Calvian langsung memaksa dirinya untuk ke kamar mandi sambil membawa alat-alat mandinya. Bukannya mandi, namun ia justru kembali tidur dikamar mandi, bersandar di atas ember besar yang penuh dengan genangan air mandi. Selang waktu setengah jam, akhirnya Cal selesai mandi yang sebenernya tidak terlalu bersih, kemudian bersiap-siap, dan pergi ke kos nya Fina.

Sesampainya di tempat kos nya Fina

"Eq, tumben lama. Biasanya cepet kamu kesini. Ketiduran ya?" Sebuah pembuka dari celotehan Fina didepan kos nya ketika Cal baru saja tiba disana. Cal hanya nyengir karena ngantuknya sudah tidak bisa ditutupi. "Dah, tenang aja. Nanti aku usilin kamu dimotor biar enggak ngantuk" kata Fina sambil naik ke boncengan Cal.

Perjalanan mereka cukup menantang, mulai dari melewati hutan dan pedesaan, mendaki sawah, bukit setapak, hingga akhir sampai di puncak bebatuan besar yang menembus awan. Dalam perjalanan mendaki pun, Fina tetap saja cerewet dengan omongannya yang selalu menyindir dan bercanda, bahkan hampir setiap saat dia jahil dan usil ke Cal.

"Kamu gak bakal bisa gendong aku. Liat aja, aku berat" kata Fina.

Senyum remeh Cal dipaparkannya, ia pun langsung menggotong dan menggendong Fina dibelakang. Terlihat dengan jelas kepanikan Fina yang bercampur dengan tawanya saat ia digendong naik keatas bukit oleh Cal.

Banyak hal konyol yang mereka berdua lakukan selama mendaki dan tanpa kenal malu disaat banyak orang melihat kegilaan mereka. Hingga sampai dipuncak, mereka berdua pun takjub dengan panorama alam dan kota dari ketinggian. Burung-burung terlihat terbang dengan sangat rendah, dan mereka berdua berlarian di puncak yang cukup tinggi itu. Disana juga terdapat sepetak lantai kayu yang dibuat menyerupai rumah pohon dengan tingginya. Mereka duduk berdua disana, walau Cal sebenarnya takut karena tidak ada pembatas dipinggirannya.

TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang