"jika kamu begini lagi, aku pergi"
Sudah cukup lama aku, dia, dan Nav berteman dekat, bahkan teman baik. Aku tahu, aku punya dunia pertemanan yang lain diluar mereka berdua. Aku juga berteman dengan Fana dan Adhis, dan aku tidak akan menggabung pertemananku dengan Cal dan Nav. Aku rasa, dua dunia pertemanan ini punya masalah yang berbeda, dan cerita yang saling berlawanan. Bagaimana bisa, masalah dan cerita keluarga yang berat dan riweh digabungkan dengan permasalahan hati dan kebodohan? Jika ada orang diluar sana punya kedua masalah ini, mungkin mereka akan gila.
Cal dan Nav setiap malam nya pasti menyempatkan diri kerumah ku. bercerita, membawakan ku cemilan, atau mungkin bergosip. Kalian sudah pasti tahu, apa yang selalu Cal ceritakan. Ketika ia bercerita tentang Fina, aku selalu membelok kan obrolan, atau mungkin tidak akan ku gubris. Tapi ada hal yang aneh belakangan ini, lebih tepatnya ke mereka berdua.
"He'em. Kamu baper kan sama Nav?" kata ku yang sering melihat kebersamaan mereka semakin erat.
Semua itu adalah apa yang kulihat selama ini. Kemana pun mereka pergi, selalu berdua. Beli makan pun berdua. Tak hanya itu, beberapa orang di kampus pun tak sedikit menyindir mereka berdua.
Suatu malam, mereka berdua mengajak ku ke Roxy Mall untuk beli minuman yang kita sukai bersama. Cal pastinya membonceng Nav, dan aku pun mengendarai motorku sendirian. Aku yang memimpin di depan pun berpikir akan kedekatan mereka. Aku harap ini memang beneran terjadi, karena aku bosan dengan keluh Cal tentang mantan nya. Sejujurnya, malam itu aku mager parah, bahkan tidak mood untuk kemana-mana. Rasa tidak enak ku dengan teman-temanku lah yang membuatku menyetir dan keluar rumah di malam itu. Di pikiran ku, hanya bertanya-tanya.
"Cuk, kenapa sih aku ngikut mereka berdua. Jek ngantuk nya aku...duh"
Entah kenapa, aku masih bisa-bisa nya tersenyum ke mereka, disaat mood ku sedang anjlok-anjlok nya. Karena malas ku ini, aku biar kan mereka berdua yang memesan, aku hanya titip pesanan ke mereka. Saat mereka berdua sudah memesan dan duduk bareng bersama ku, rasanya aku akan meninggal kan mereka berdua sebentar, agar mereka bisa lebih dekat.
"eh, aku ke kamar mandi bentar ya"
Di kamar mandi, aku hanya berkaca, dan merasa bodoh karena menuruti kemauan mereka untuk keluar rumah. Aku ingat bahwa besok harusnya aku ke kampus dan lanjut mengajar les. Rasa capek ini memang membuatku frustasi dalam minggu-minggu ini. Kemudian aku punya akal untuk pulang. Aku akan bilang ke mereka berdua bahwa ibu ku menyuruh ku untuk pulang karena sudah cukup malam. Tanpa menunggu lagi, saya pun menghampiri mereka berdua dan bergabung di dalam rumpian nya.
"weh, uda lega beraknya? wkwk" tanya Cal sambil bercanda pada ku. Aku hanya tertawa untuk menghargai candaan kecil nya itu. Aku melihat minuman kita sudah ada di tangan mereka, dan minuman ku sudah ada di dalam plastik yang Cal genggam.
"nih minum mu"
Sesudah kuterima minumanku, aku pun bilang ke mereka untuk pulang dengan alasan yang sudah saya rencanakan tadi. Mereka pun memahami hal itu, dan kita pun berpisah jalur dari Roxy.
...
Besok, besok, besok, besok, ada lima atau seminggu kemudian, aku merasa senang punya mereka. Bahkan, Cal selama ini sering sekali membantu skripsi ku, memberi semangat pada ku, sampai ia menjadi tempat sampah semua keluh kesah ku, dari hal pribadi sampai yang tidak penting. Hingga di hari sabtu, aku cerita kalau aku bosan di rumah dan ingin sekali untuk kencan. Cal pun mengajak ku ke Roxy lagi dan beli minuman seperti biasa nya nanti malam. So, aku pasti mau. Pukul 7 malam itu, aku melihat Cal sudah duduk di kursi umum di outdoor mall itu.
"Heh cuk" panggil ku ke Cal, dan ku lihat senyuman dan tawa nya padaku.
"beh, pake celana lagi? wkwk"
Yap, aku tidak pernah pakai celana jeans ataupun celana kain saat di kampus. Selalu yang ku pakai ya rok gamis, dan ini kedua kali nya ia melihat ku mengenakan celana jeans.
Tak lama, kita pun beli minuman itu, duduk berdua di kursi yang sama, dan bercerita apapun yang kita keluh kan. Ku masih ingat outfit yang ia kenakan saat itu. Setelan kaos dan celana jeans, dengan sepatu sport dan jaket jeans pemberian dari Fina.
Tak lama, ada yang datang tiba-tiba menghampiri kita sambil melompat.
"Hai teman-teman..."
tatapan ceria yang ia tunjukkan, siapa yang menduga kalau yang datang saat itu adalah Fina. Aku kaget sekaligus ingin ketawa, karena aku melihat wajah kaku nya Cal.
"loh Fin, ngapain?" tanya ku.
"nemenin teman kos belanja aja. Awalnya aku liat kalian tadi, tapi kok gak yakin aku. Jadi ya ku tinggal kedalam. pas mau keluar, kalian masih ada. Ya penasaran aku, jadi nya ku coba samperin. Ternyata bener"
Cerita Fina pun hening sejenak, lalu Fina menunjukkan sendal yang ia kenakan.
"Eh Cal, liat deh. Ini sendal gunung yang kamu beli. Ku pakai loh"
Cal hanya gaguk dan kaku, tapi ia tetap berusaha menjawab
"emm, iya hehe. Enak sendal nya kan?"
"enak banget Cal"
Wajah Cal mulai cemas, dan ia pun menunjukkan jaket yang ia pakai.
"ini juga kok. Ini jaket dari kamu. Aku pakai Juga"
Aku ditengah-tengah obrolan mereka justru ingin menahan tawa, karena aku merasa melihat sepasang mantan yang saling kepergok, dan kedua nya kaku tak terkondisikan. Tak lama itu, Fina pun pergi, dan Cal pun mengajak pulang.
"yok pulang deh, takut aku"
Aku hanya ketawa sambil berjalan ke parkiran dengannya. Aku tidak menyangka malam ini bisa seperti ini.
Sesampainya dirumah, aku masih lanjut chat dengan Cal. Ia cerita kalau ia kaget banget dan merasa tidak enak saat kejadian itu. Aku hanya tertawa dan meledek dia terus-terusan. Tapi, lagi-lagi ini terjadi. Sekian lama ia tidak mengeluh tentang mantan, sayang nya ia kembali membahasnya. Ia kangen, bingung, dan lainnya.
Aku kesal pasti nya, dan aku bilang ke dia.
"heh, aku males udah kalau udah denger kamu bahas Fina terus. Aku udah lama pingin ninggalin kamu karena Fina terus yang kamu ceritain. Males denger nya, di kasih saran juga kamu gak nurut. Kamu bahas Fina lagi, tak tinggal kamu".
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Terakhir
Teen Fiction[ON-GOING] "Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kita sama-sama sudah dewasa. Aku tahu apa yang harus aku lakukan, dan kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Jagalah dirimu sendiri" Hubungan mereka berdua kini sudah berlangsung lama. Banyak hal yang tel...