"kabari aku kalau sudah sampai. Hati-hati dijalan"
Sudah saatnya kabar ini terjadi, dan mungkin kalian sudah tahu tentang bagaimana kehidupan Calvian didalam sekuelnya. Keluarga Calvian selalu berpindah tugas dari wilayah satu ke wilayah lainnya dalam jangka waktu lima tahun sekali. Saat ia masih tinggal di Malang, ia sempat berdebat dengan ayahnya bahwa ia tidak ingin ikut pindah ke Banyuwangi. Kini, momen itu pun terjadi kembali. Keluarga Calvian dipindahkan tugas pelayanannya ke Balikpapan. Calvian yang masih kuliah di Jember hanya bisa pulang sejenak untuk terakhir kalinya ke Banyuwangi. Kali itu, dia akan kangen sekali dengan ayah, ibu, adik perempuannya, serta ketiga anjing kecilnya yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga. Hal yang menyedihkan lagi adalah ketika ketiga anjingnya ini tidak ada kabar akan siapa yang hendak mengadopsinya. Syukurnya, ada sebuah yayasan panti jompo yang mau mengadopsinya di Malang, yang mana masih satu lembaga dengan gereja tempat ayahnya Calvian melayani. Perpisahan kini mulai berat, sangat berat ketika ketiga anjingnya hendah dikirim dalam kondisi sudah disuntik penenang, dan hendak dibawa ke Malang. Adiknya Calvian kembali ke Salatiga dengan ibunya, tempat dimana adiknya calvian menempuh pendidikan S1 nya. Ayahnya Calvian langsung berangkat ke Balikpapan untuk mengurus serah terima tugas pelayanan, serta mengurus barang-barang yang tiba disana. Sedangkan Calvian langsung kembali ke Jember dengan sepeda motor Shogun andalannya dimalam hari. Perpisahan ini mungkin menjadi perpisahan yang paling berat, terutana dengan ketiga anjingnya yang sangat dekat dengan keluarganya.
Semenjak kepindahan keluarganya itu, Calvian sudah tidak bisa pulang kemanapun setiap akhir pekan. Seperti biasanya, ia hanya menghabiskan waktu seharian diluar dengan Fina. Mungkin, membicarakan kemesraan mereka berdua terus pasti membosankan, terlebih aku. Asal kalian tau, aku selalu berusaha untuk menghindari bahasan tentang momen romantis mereka. Aku berharap, chapter ini hanya memiliki sedikit segmen romantis.
By the way, sorry terlalu banyak curhat.Desember datang dengan cepat. Minggu kedua di bulan itu adalah minggu terakhir Cal di tahun 2018 untuk berada di Jember. Bunyi telepon terus berdering disubuh kala itu, siapa lagi kalau bukan dari Fina.
"kamu sudah bangun kan yang?" tanya Fina yang sebenarnya juga masih mengantuk.
Mereka pun mengobrol dam mulai sadar dari rasa kantuknya. Lalu ucap Fina
"nanti aku yang anter ya. Kan kamu gak bawa motor. Mau dijemput jam berapa yang?"
Calvian tak ingin Fina merasa kerepotan, namun Fina tetap memaksa dan akhirnya Fina pun tetap menjemput.Berbekal mie goreng instant, serta barang-barang bawaannha yang super banyak, Cal pun menurunkan barangnya satu-persatu dari kamar kosnya di lantai 2 menuju ke pagar depan. Disitu Fina sudah menunggu dengan senyum. Calvian pun mulai merapikan barang-barangnya kembali dan menyambut Fina ddngan senang.
"yang, aku yang nyetir ya. Barangnya taruh depan. Kasian kamu nanti bonceng aku yang berat ini"
Canda itu terus terjadi dari depan kos, hingga di perjalanan. Fina sangat setia menemani Cal di pagi itu, dari menemaninya sarapan, hingga berdua menunggu kereta tujuan Surabaya pun tiba."kereta api Logawa, siap-siap kereta api Logawa"
Suara satpan dengan toa pun berbunyi yang menandakan kereta telah tiba. Cal yang tak ingin meninggalkan Fina pun mulai menggenggam tangannya. Ucap Fina
"hati-hati ya. Kabari kalau sudah sampai. Aku gak bakal kemana-mana kok"
Fina pun salim pada Cal, dan Cal pun mencium kerudung Fina sebagai rasa tak ingin berpisah.Perjalanan jauh pun dimulai. Dari Jember, Calvian naik kereta menunggu stasiun Wonokromo, kemudian lanjut naik taksi menuju ke bandara Juanda. Sambil menunggu jam penerbangannya tiba, Calvian pun memakan bekal mie instannya itu yang sudah sedikit membengkak, lalu video call dengan Fina, dan berjalan-jalan menelusuri gate bandara.
Pukul 8 malam WITA, Calvian tiba di bandara Sepinggan Balikpapan dan disambut oleh ayah, ibu, serta adiknya. Dengan mobil Terios, Calvian dan keluarga pun berkeliling sejenak menelusuri indahnya kota balikpapan sambil perjalanan pulang. Sesampai dirumah, Calvian langsung menelepon Fina dan mengabarkan bahwa ia sudah sampai.
"ek, Balikpapan gede banget kotanyaaaa" ucap Calvian menceritakan apa saja yang ia temui satu malam itu di Balikpapan. Sesudah bercerita tentang apapun yang ia lihat di Balikpapan, mereka pun diam tanpa bahasan, lalu Calvian bergumam dalam teleponnya.
"yang. Maaf gak bisa temenin kamu KKN. Aku janji bakal pulang lebih cepat"
"tak apa yang. Tenang aja. Kita bisa teleponan kok. Kapanpun"Selama di Balikpapan, Calvian mengisi liburannya dengan berkeliling kota sendirian dengan motor yang ada dirumah itu. Ia mendatangi pantai Kemala, menelusuri selasar jalan area kilang minyak, menelusuri mall yang sangat besar, bahkan hingga ia tersesat. Calvian oun tak lupa menceritakan apa saja yang ia temui selama berjalan-jalan di Balikpapan.
"pokok yang, kamu harus kesini. Nanti nginap dirumahku dah gapapa" kata Cal dengan semangan.
Tiba-tiba canda pun hening, dan Fina pun terdiam dari video call mereka."eek..." kata Fina, lanjutnya "kita sudah enggak pacaran lagi"
Calvian hanya tersenyum menanggapinya, lalu menjawab "ingat ek, pacaran hanya status. Kita kan saling sayang, tak apa. Kamu yang yakinkan aku loh, dan aku yakin sama kamu. Kita pun janji gak akan pergi menjauh, walau kita punya pasangan"
Fina pun berusaha tersenyum dari kebingungannya. "terima kasih Ek. Terima kasih sudah ingetin aku. Aku...aku cuma khawatir aja"
Sepanjang hari seperti itu, itu, dan itu. Kira-kira mereka bisa megang janjinya beneran gak ya? Hmm, aku meragukan mereka. Jujur sih.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Terakhir
Teen Fiction[ON-GOING] "Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kita sama-sama sudah dewasa. Aku tahu apa yang harus aku lakukan, dan kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Jagalah dirimu sendiri" Hubungan mereka berdua kini sudah berlangsung lama. Banyak hal yang tel...