02

528 55 4
                                    

"Rendra?"

Yura segera sadar dari keterkejutannya dan mendelik ke arah Lucas

"Kenapa lo gabilang kalo anak barunya si Rendra?!" bisik Yura yang masih bisa di dengar oleh Jeffrey

"Emang kenapa atuh kalo dia? Aduh ini mah cemceman Yura ya" goda Jeffrey yang sebenarnya cemburu mengatakan itu.

"Frey,  gue mau sparing sama dia!" kata Yura lantang sambil menunjuk Rendra, yang ditunjuk hanya bengong tidak tau apa yang terjadi.

"Heh anak orang mau lu apain? Kasian euy anak baru udah di gas ama lo" komentar Lucas.

Yura memukul kepala Lucas dan kembali fokus masalah nya dengan Rendra
"Pokoknya gue gamau tau lo anak baru kek, lu harus separing ama gua ! Bye!" kata Yura menyeringai dan meninggalkan mereka.

"Ya tuhan...salah apa hamba punya teman yang tidak jelas seperti siluman dugong itu.." kata Lucas penuh drama.

Rendra yang masih mematung tidak tahu harus berbuat apa. dia tidak punya salah sama sekali,tapi kenapa ia harus diberikan cobaan separing dengan Yura? Apa ia telah berbuat salah tanpa ia ketahui? Rendra bingung, ia pun meminta bantuan kepada Jeffrey.

"Gimana ini pak ? Saya beneran harus separing sama dia?"

Jeffrey menepuk pundak Rendra dan berkata dengan senyum palsunya lagi
" anggap aja sebagai sambutan dari dia, toh kamu udah sabuk merah kan? Gaperlu takut ama dia,lagian kamu cowok masa iya takut ama cewe yang tenaganya lebih lemah"

Rendra hanya bisa meneguk ludah dan mengagguk dengan terpaksa. Dalam hatinya dia berkata
'Lemah apanya pak? Tenaga nye aja kek godzila ngamuk'.

Jeffrey kembali mengingatkan sesuatu.
"Okay ren, karena hari ini tempat latihan kamu dipindahkan kesini saya ingatkan kamu, kamu tau siapa saya kan?" Tanya Jeffrey seperti sedang di introgasi

"I-iya pak, bapak guru IPS kelas anu kan?" jawab Rendra gugup

"Hmm betul. kamu jangan terlalu dekat sama Yura, kalo gak saya suruh Yura bikin kamu babak belur pas tanding nanti" kata Jeffrey sebelum meninggalkan Rendra dan Lucas.

Lucas yang melihat raut wajah Rendra menandakan ia masih tidak tau apa yang terjadi pun langsung membuyarkannya.

"Tenang bro, gosah tegang gitu mukanya kek lagi eek aja, mereka tuh emang gitu kelakuannya. Abnormal." ucap Lucas sok akrab sambil merangkul Rendra.

Rendra rada risih dirangkul Lucas. Bagaimana tidak? Disekolah maupun diluar sekolah lengan dan pundaknya selalu dirangkul, kan lelah hayati.

"Gue ga tegang. Lo siapa sebenernya?" kata Rendra kembali menjaga imej kalemnya.

"Amosok? Masa lu kaga tau aa Lucas yang paling ganteng di kelas XI-2 IPS."
Rendra hanya membulatkan bibirnya sambil mangut-mangut.

"Gue Rendra kelas XI-1 IPA" kata Rendra dengan senyum simpulnya yang adem melemahkan para kaum hawa. Astagfirullah.

Lucas yang melihat senyuman itu pun terkena tekanan batin
'Subahanallah...... Senyumannya membuat ku ingin seme in dia'

Lucas langsung menggeleng-gelengkan kepalanya untuk kembali ke alam sadarnya.

"Bro gua cabut dulu, lu siap-siap sana tanding ma Yura" kata Lucas buru-buru meninggalkan Rendra, di dalam hatinya ia mensumpah serapahi pikiran bodohnya.

Setelah Rendra ditinggal sendirian, ia menghela nafas mencoba tenang dan bersiap-siap tanding dengan Yura.

***
Pertandingan akan segera dimulai. Yura sangat menantikan kesempatan untuk menghajar Rendra. 10 menit lagi tanding akan dimulai, Yura membeli Spr*te dahulu untuk menambah tenaganya.

Terlalu GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang