03

503 51 2
                                    

Setelah kejadian Yura membanting Rendra, tanding dibatalkan karena Lucas melapor ke Jeffrey bahwa maag Yura kambuh, jadi ia memaksa Yura tidak melakukan sparing dengan Rendra.

Sekarang, Yura terduduk malas dibangku kelasnya. Jeyara disebelahnya sibuk berceloteh tentang apa Yura tidak tahu karna tidak mendengarkan.

"Ey Yura!" panggil Jeyara.

"Hm?" jawab Yura malas.

"Denger gak lo? Gue nanya anak barunya siapa? Kek penting banget sampe Lucas maksa latihan"

"Penting apanye presiden aja bukan, yang ada jigong tirex"

"Emang siapaaaa?" Jeyara mulai gemas dengan Yura yang sedikit bertele-tele.

"Hhh, Rendra"

Jeyara langsung menutup mulutnya tak percaya.

"Trus-trus gimana pas lo ketemu Rendra?" tanya Jeyara sangat penasaran.

Yura memutar bola mata nya malas melihat tingkah temannya ini.
"Gimana apanya, ya gue banting lah"

"Hah?! Serius?! Kenapa lo banting dia? Kasian tau"  Jeyara terkejut saat mendengar pernyataan dari Yura.

"Suka-suka gue lah ! Suruh siapa main grepe-grepe." ceplos Yura tidak peduli apa yang ia bicarakan.

"H-hah grepe? Rendra yang kalem gitu nge grepe lo? Gasalah?jan ngayal ra!" balas Jeyara tidak percaya.

Yura hanya mengangkat kedua bahunya,tanda sudah tidak peduli lagi apa yang akan Jeyara bicarakan.

Disisi lain, Rendra terlamun memikirkan sesuatu yang terjadi kemarin, Ia masih ingat seberapa dekat wajah nya dengan wajah Yura. Setiap kali memikirkan hal itu Rendra bisa merasakan pipinya memerah dan jantungnya bergedup kencang.

Rendra berfikir...Apakah ini yang namanya jantungan?

Ah..dia tak akan peduli,intinya dia harus menghindari Yura apapun alasannya, karena sangking menyeramkannya Yura bisa membuat Rendra jantungan. Tapi hatinya mengatakan ia harus bertemu dengan Yura,sebenarnya Rendra bingung apa yang terjadi pada dirinya hari ini, apakah ia sudah tidak waras?

****

Yura menuju gudang belakang sekolah yang sudah tidak terpakai untuk menghibur hatinya yang badmood dengan bersantai dibawah pohon yang rindang di dekat gudang terbengkalai itu. Tempat itu tidak seseram yang kalian pikirkan, di sekitar pohon tempat Yura bersantai ditanami berbagai tanaman indah oleh penjaga sekolah.

Ketika sedang tenang-tenangnya terdengar bunyi grasak grasuk disampingnya yang membuat Yura kesal dan ingin segera malampiaskan kekesalannya pada pengganggu ketenangan Yura.

"Diem atau gue banting !" tegur Yura kesal dengan mata masih tertutup.

Tetapi dengan santainya orang itu membalas perkataan Yura.
"Banting aja, emang lu bisa?"

Dari suaranya bisa diketahui bahwa ia seorang laki-laki. Yura yang mulai geram pun menghampiri orang tersebut, dan ternyata ia mendapati Liu, sang ketua geng motor yang ditakuti satu sekolah tengah beristirahat di bawah pohon itu persis dengan posisi Yura.

'Cih, mau ketua geng motor ato apa kek, Gue tetep marahin dia ! Suruh siapa ganggu mimpi orang' begitu pikir Yura.

"Eh, mentang-mentang lu ketua geng motor apalah itu, lu jangan seenaknya dong gangguin mimpi gue !" oceh Yura dengan nada sedikit membentak.

Liu hanya terkekeh mendengar ocehan Yura.
"Haha, gue penasaran apa yang ada di mimpi lu ampe segitunya, yodah gue cabut ajadah gue tidur dikelas aja yang lebih adem. Bye."

Liu beranjak pergi dari sana dan meninggalkan Yura seorang diri yang terheran-heran dengan sikap Liu.

"Apaansih tuh orang, reaksinya gak asik masa. Kan gue mau ribut ama dia" Yura pun melenggang pergi ke kelas, ia sudah tidak mood beristirahat disitu.

****

Seperti biasa, sekarang Yura hanya melamun di tempat duduknya dengan Jeyara yang sibuk mengoceh tak jelas dengan hp nya.

Jeyara menepuk-nepuk pundak Yura dan memperlihatkan layar hp nya berisi chatan nya dengan Liu yang menayakan apakah Jeyara kenal dengan Yura.

"Serem ih Yur, gue takut ngebalesnya" kata Jeyara.

Yura mengernyit, bagaimana bisa Liu mengetahui namanya.

"Liu ya? Tadi gue ketemu ama dia di gudang belakang" jawab Yura santai.

"WHAT THE ?! lu nyari masalah ama dia ye? Makanya dia nyariin lu, tapi lu kaga papa kan?" Jeyara mengantam Yura dengan dua pertanyaaan sekaligus.

"Calm down girl....im gonna tell you" jawab Yura lagi, ia sudah pusing dengan sikap Jeyara yang tidak mau diam.

Akhirnya, Yura menceritakan yang terjadi ketika Liu menganggu mimpi indah Yura, lantas Jeyara membelakkan matanya tidak percaya dengan cerita Yura.

"HOLLY SHHHH...kok bisa? Dia kan mau cewe atau cowo kalo nyari masalah ama dia langsung di—"

"YUR !" Panggil Jenard, teman sekelasnya.

"Eta ada yang neangan di depan kelas" lanjut Jenard dengan bahasa sundanya.

"Apasih gue ga ngerti, ada apa di depan kelas ?" kali ini Jeyara yang merespon.

"Ada yang nyariin Yura di depan kelas, gue gatau siapa eta teh" jawab Jenard seadanya.

Seketika ekspresi Jeyara tegang, ia membisikkan Yura sesuatu.
"Emm Yur, jangan-jangan yang nyari lu anak buahnya Liu atau apanya"

"Ish apaan sih gamungkin lah, dia yang salah bukan gue kenapa gue yang kena?" kata Yura segera ke depan kelasnya untuk mengetahui siapa yang mencari nya, Yura membuka pintu kelasnya dan menemukan orang yang paling ia benci di dunia.

Yura menatap tajam dan mendengus kesal kepada orang itu.

"Kangen gue ga yur?"















.
.
.
Tbc
Omona maaf garing ya. gw bikinnya pas mau tidur sih, udahlah ngantuk+pemikiran seadanya dan ini juga telat apdet bosquee parah gak? Parah banget sih ykan, silahkan bacok onlen saja.g

Oke segitu aj bye

Terlalu GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang