Empat

14 2 0
                                    

   "Nay, lo yakin ga mau pulang aja? Muka lo pucet gitu", Tawar Echa untuk kesekian kalinya saat mereka sudah ada di dalam kelas.

  " enggak cha, gapapa. Naya cuma belum sarapan doang, makanya pucet gini hehehe", senyum Naya meyakinkan.

"Yaampun Kanaya, bilang kek dari tadi. Yuk ke kantin, lo harus makan." Ajak Echa, yang kali ini dibalas anggukan oleh Naya.

  Mereka pun bangkit dari duduk dan berjalan menuju ambang pintu, saat menuju keluar diambang pintu, mereka berpapasan dengan seseorang-- yang duduk dipojok saat pagi tadi. Cewek itu menatap Echa dengan mimik tak suka, yang dapat ditangkap langsung oleh Naya.

  "Oh punya sekutu lo sekarang?" masih dengan matanya yang tampak jijik pada Echa.

  Naya yang membaca situasi tak enak itu langsung menarik Echa yang masih mematung dengan tangan yang meremas pinggir rok abu-abunya. Meski Naya tak tau apa yang terjadi.

  "Echa ayoo, Naya lemes banget pengen makan" pinta Naya dengan polos namun penuh arti.

  Echa menatap Naya, tatapan yang ia tunjukkan ketika kali pertama Naya mengajaknya saat pagi tadi, namun tak dapat Naya baca. Dan selang beberapa detik Echa merespon Naya, dengan wajah ceria seolah yang tadi hanya angin lalu belaka.

  Dua gadis itu berjalan beriringan di koridor kelas, dan terpaksa membelok arah ketika koridor kelas yang akan lewati selanjutnya dipenuhi siswi kelas tersebut. Mereka akhirnya melewati pinggir lapangan basket, yang kebetulan sedang dipakai untuk acara MPLS siswa ajaran baru.

  Saat sedang berlalu, Naya melihat sekilas seorang siswi menggunakan baju putih biru tengah push up sendirian di tengah lapangan dengan seorang lelaki yang sepertinya mengintrupsi siswi tersebut untuk push up.

  Kegiatan tersebut membuat Naya penasaran lantas menghentikan langkahnya.

  "Kenapa nay? Pusing?", tanya Echa khawatir begitu melihat Naya tertinggal dibelakangnya.

Naya sedikit terkejut dan akhirnya bertanya pada Echa.
" Cha, itu kenapa di push up? Sendirian aja lagi. Yang lain pada baris, kok dia nggak?" raut wajah Naya terlihat heran.

  "Ohh, paling juga dia telat, wajarlah. Udah yuk ke kantin, gue laper" jawab Echa tak peduli.

  "Kenapa harus push up? Bukannya sekarang ga boleh kayak gitu sistemnya?" Naya masih dengan rasa penasarannya.

  Echa mendengus pelan "yahh gitulah SMA kita, sebenernya emang udah dilarang sama Kepsek. Tapi osis disini tuh suka Ngeyel dan yaaa gitulah 'senioritas' " jawab Echa dengan penuh penekanan pada kata 'senioritas'.

  "Ya ga boleh gitu dong, kan ga adil namanya. Apalagi itu cewek. Ga etis banget liatnya" Naya tak terima. Dan berjalan cepat untuk mendekat.

  "Nay.. Eh nay jangan! Nanti lo kena masalah", Echa berusaha mengahalau Naya, namun tak digubris oleh Naya.

  Tanpa takut dan masih dengan wajah yang polos, Naya mebangunkan siswi baru tersebut.

  Lelaki yang sedari tadi berdiri didekat gadis itu sontak kaget,
Ketika seorang gadis yang memakai baju seragam seperti  nya itu, membangunkan siswi baru yang sedang ia suruh push up.

  "Maksudnya apaan ngebangunin dia? lo siapa? Mau jadi pahlawan atau gimana?!" sentak lelaki-- yang pastinya adalah pengurus osis itu pada Naya.

  Naya dibuat terkejut olehnya "maaf kak kalau saya ga sopan. Tapi yang saya tahu sistem sekolah itu MPLS bukan MOS" Naya memberanikan diri.

"Bukan urusan lo. Gausah ikut campur! Ini acara Osis, agenda osis! Paham lo!" sentak lelaki itu yang membuat dua gadis tersebut terkejut.

"Maaf ada apa kak?" tanya seseorang dari belakang yang berjalan menghampiri.

"Gaada apa-apa. Lo bilang nih ke  angkatan lo, gausah ikut campur urusan osis", sambil menunjuk Naya menggunakan mata tajamnya. Dan berlalu meninggalkan Naya yang masih tercenung karena disentak

" kamu ikut masuk ke barisan lagi aja ya" ujar yang baru datang tadi kepada siswi baru tersebut.

  "I.. Iyaa kak, oh iya kak makasih udah mau nolongin aku", jawab gadis itu masih gugup, dan berterimakasih pada Naya. Lalu meninggalkan Naya dan lelaki itu.

  " lo gapapa? Maaf soal tadi. Gue tau tindakan lo bener, tapi yang tadi itu... Euu sifatnya rmang gitu. Maafin kak Regy ya?", ucap lelaki itu mulai bicara pada Naya.

  "Eh iya gapapa, tapi kenapa kamu ga bisa bantah dia?" tanya Naya

"Hahahaha, lo anak baru ya? Emang lo gatau dia siapa? Dia itu Senior paling galak. Dan gue disini masih jadi junior osis, eh tunggu? Lo yang tadi pingsan ya?" lanjut lelaki itu mulai ingat akan Naya yang pingsan tadi pagi.

  "Ohh.. Ehh.. I.. Iyaaa, kok tau?" Naya gugup karena ingat kejadian pagi tadi.

  "Ya jelas lah orang gue yang gendong lo" lelaki itu terkekeh.

  "Hah? Euu.. Makasih y..yaa" Naya masih gugup.

  "Hahahaha santai aja kali gausah gugup. Btw kenalin, gue Samudera. Nama lo?", tanya lelaki itu dengan tangan yang mengulur dan senyum yang tak pudar sedari tadi.


💫

 
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang