PROLOG

11 2 0
                                    

Zeraveca Lexiery, adakah harapan lagi untuk semua masalahnya? Ada kah jalan keluar untuk hatinya? Kali ini saja tuhan, biarkan ia merasakan hal yang ingin dirasakannya. Kali ini saja tuhan, biarkan hatinya terbang bebas seperti para burung diawan. Jangan lagi biarkan dia terjebak dalam rasa tertekan. Biarkan dia merasakan rasa itu. Rasa yang bisa melakukan segala hal. Rasa Cinta.

-

06.30

Zera hampir telat masuk sekolah karna ia sibuk belajar untuk ujian kenaikan kelas yang dilaksanakan hari ini.

Untung saja ia tidak punya penyakit maag. Kalau tidak, bisa-bisa dia sakit karna belum sarapan dan berdiri selama upacara.

"Lo ngapain disini? "Tanya Zera pada Maya yang duduk ditempat duduk nya sambil bermain Handpone.

"Ya kan ini kelas juga kelas gue, jadi ga masalah dong"jawab Maya yang masih sibuk berkutin dengan Handpone-nya.

Sahabatnya itu memang menyebalkan. Ya, Maya memang sahabatnya dari kelas X.

"Maksud gue, lo kenapa duduk dikursi gue? Kursi lo kan ada"ucap Zera

"Kenapa emangnya? Ga boleh?"tanya Maya yang dengan nada sedikit ketus.

"Ga boleh! Udah, Pergi lo!"usir Zera yang sudah melihat guru memasuki kelas.

Sedangkan Maya menatap nya kesal sambil memanyunkan bibirnya.

"Ya biasa aja kali, gausah gitu juga"ucap Maya dengan nada kesalnya.

"Bodo amat"jawab Zera lalu langsung menduduki kursinya yang kosong.

"*"
"Oh iya, katanya si Vena habis di tolak sama Gerlan loh. Gila apa ya? Si Vena cantik gitu masa ditolak? "Ucap Maya yang sibuk berkutik dengan handpone kesayangannya.

"Ya mana gue tau, berita gak penting kayak gitu aja lo heboh"jawab Zera sambil menyantap bakso-nya.

"Aelah, kalo lo mah, semua berita lo anggap gak penting. Lo itu terlalu bodo amat sama sekitar Ra, ga ada niatan berubah jadi lebih akrab dengan orang apa? Untung gue sabar temenan sama lo"ucap Maya panjang lebar yang hanya membuat Zera memutar bola matanya malas.

Sudah berkali-kali Maya membujuknya untuk mau bergaul dengan orang lain. Sampai Zera sendiri bosan mendengar nasihat yang hampir setiap hari didengarnya itu.

"Ga tertarik"jawaban singkat Zera membuat Maya menghela napas.

Bel masuk berbunyi membuat Zera dan Maya beranjak dari duduknya dan segera keluar dari area kantin.

Zera itu gadis yang cantik. Dia cukup populer disekolah karna kepintaran dan kecantikannya. Tapi, Zera tetaplah Zera yang terlalu tidak perduli dengan sekitar. Setiap pagi, selalu saja ada bunga dan cokelat di kolong mejanya, tetapi ia membuang semua bunga dan cokelat di berikannya pada Maya.

"Aw"ringis Zera saat ada orang  menabraknya yang membuat ia jatuh dilantai.

"Sorry, sengaja"ucap siswi itu dengan sinis.

"Heh lo apa-apaan sih? Pengen banget kayaknya nyentuh dia, ih gue curiga lo suka sesama jenis"ucap Maya dengan nada sarkatisnya mampu membuat siswi itu kesal lalu berjalan pergi sambil menghentak-hentakkan kaki.

"Lo gak papa kan? "Tanya Maya saat Zera sudah berdiri sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor.

"Gak papa kok, kuy balik ke kelas. Udah ini ujian fisika kan?"tanya Zera yang mulai kembali berjalan menuju kelas.

"Yups"jawab Maya sambil tersenyum.

~~~~~

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa berikan vote dan comment untuk cerita ini.

Salam manis, Raelia A.

Hope NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang