Sahabat

27 3 0
                                    

Seorang gadis bernama Sara sedang duduk sendirian di sebuah cafe. Dari satu jam yang lalu, dia tidak pernah melepaskan telepon genggam miliknya.

Sara terus mengotak-atik telepon genggam miliknya dengan raut wajah yang kesal, jika diperhatikan sepertinya dia sedang berkirim pesan dengan seseorang.

Banyak pasang mata yang menatap Sara dengan tatapan risih saat memperhatikan gerak-gerik Sara. Mereka merasa terganggu melihat tingkah laku Sara yang sama sekali tidak mencerminkan kepribadian seorang gadis muda yang anggun.

Sara terus memaki-maki handphonenya dari satu jam yang lalu. Tidak hanya itu, nafsu makan Sara yang tidak bisa dikontrol membuat orang yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Setelah menghabiskan dua porsi steak dan tiga gelas milkshake nya, berbeda dengan beberapa menit yang lalu Sara kini diam saja dan tidak bergerak sedikitpun seperti patung. Gadis aneh, mungkin itu yang terbesit di benak orang-orang.

Tidak seperti anak orang kaya pada umumnya, Sara yang merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha kaya raya tidak pernah menghabiskan waktunya untuk menghamburkan uang orang tuanya. Bahakan penampilannya saja terbilang sangat seadanya. Dia tidak pernah memoles wajahnya ataupun memakai perhiasan yang mewah, sehari-hari dia hanya memakai dress polos dan hijab instan yang harganya tidak terlalu mahal.

Sebanarnya Sara adalah gadis yang sangat baik dan sopan santun bahkan dia tidak pernah memilih milih seorang teman, dia mudah bergaul dengan siapa saja. Menurutnya harta bukanlah pembeda dan penyebab dirinya harus membedakan derajatnya dengan orang miskin. Orang miskin bukanlah orang yang harus dibedakan ataupun dihina karena kemiskinannya namun, kita sebagai orang kaya sudah sepatutnya membantu orang yang miskin. Sara sangat membenci orang kaya yang angkuh dan sombong dengan kekayaannya apalagi sampai mengucilkan orang yang miskin.

Walaupun demikian, Sara hanyalah manusia biasa. Dibalik sikapnya yang sederhana dan dermawan Sara mempunyai kekurangan, dia tidak bisa menahan emosinya ketika ada seseorang yang membuatnya kesal ataupun membuatnya merasa bosan seperti tadi.

Tak jarang Sara mendapatkan ejekan dan perlakuan buruk dari teman-temannya di sekolah. Selain karena penampilannya, teman-teman Sara sering menggunakan kelemahan Sara untuk membuat Sara menderita.

Saat SMA Sara mengikuti ekskul karate. Sara merupakan petarung yang hebat, bahkan dia sudah menjadi sabuk hitam di saat Sara kelas dua SMA.

Karena emosinya yang kadang sulit dikendalikan, Sara sering terlibat perkelahian dengan teman perempuannya dan kerap kali Sara juga sering terlibat perkelahian dengan teman laki-lakinya.

Pernah suatu hari Sara berkelahi dengan teman perempuannya karena menghina Yuna. Dari kejadian itu, Sara di skors dari sekolah selama tiga hari karena temannya sampai dibawa ke rumah sakit.

Sara sedang menunggu sahabatnya di kafe. Sara sangat kesal karena secara tiba-tiba Jonita memberikan kabar bahwa dia tidak bisa datang ke kafe karena ada urusan keluarga. Sedangkan Yuna mengatakan akan datang sedikit terlambat namun nyatanya yang disebut sedikit terlambat itu membuat Sara harus menunggu dua jam lamanya.

Menunggu Yuna membuat Sara sangat kesal dan menguras energi. Semua itu membuat Sara lapar dan akhirnya dia memutuskan untuk makan sendiri tanpa Jonita dan Yuna.

Sara pikir setelah selesai makan Yuna akan segera datang namun, nyatanya Sara harus menunggunya lagi sedikit lebih lama. Daripada kesal menunggu yang tidak pasti, Sara lebih memilih untuk mengaktifkan Wi-Fi gratis yang disediakan oleh cafe lalu membuka aplikasi Instagram miliknya.

Setelah sekitar tiga puluh menit Sara menjelajahi dunia Instagram, seorang gadis yang tampak lebih muda dari nya berjalan menghampiri tempatnya duduk.

"Sorry yah telat". Kata Yuna hati-hati saat tiba di depan meja Sara dengan masih berdiri.

Sara mengangkat kepalanya mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya ke arah seorang gadis yang berdiri di hadapannya.

"Ishh.... Dua jam aku nunggu kamu di sini tau enggak? Mana kamu susah banget di hubungi."

"Ups.. Sorry." Yuna menyilangkan kedua tangannya sambil memegang daun telinganya.

"Ahh sudahlah cepat duduk." Perintah Sara karena sudah cukup merasa kesal.

Yuna menuruti apa yang dikatakan Sahabatnya dengan menarik salah satu kursi didepan Sara lalu mendudukinya.

"Memangnya kamu habis ngapain dulu sampai aku harus nunggu kamu selama dua jam? " Tanya Sara setelah memasukkan handphonenya ke dalam tas.

Yuna tidak langsung menjawab pertanyaan dari Sara, dia terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaan Sara dan mencari jawaban yang tepat agar gadis itu tidak semakin kesal karenanya.

"Emmm.... Aku tad...tadi ada urusan yang harus diselesaikan dengan kak Handra." Jawab Yuna akhirnya sedikit terbata

"Ohh... Gitu".

Sara tidak menanyakan lebih lanjut alasan keterlambatan Yuna, walaupun Yuna telah membuat Sara merasa sangat kesal namun, Sara tidak mau mempermasalahkan hal itu. Terlebih masalah pribadi temannya, menurut nya dia tidak berhak ikut campur dengan urusan pribadi Yuna walaupun dia adalah sahabat nya sendiri.

Setelah mentraktir makan Yuna, Sara mengajak Yuna pergi ke kebun binatang. Terdengar kekanakan namun, tempat itulah yang sering mereka datangi di akhir pekan. 

Sara dan Yuna pulang ke rumah nya masing-masing setelah puas mengelilingi kebun binatang dan berjalan-jalan seharian.

My Partner is a Foreigner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang