Sara merelakan kepergian Doni, di bandara. Sebelum Doni pergi, Sara selalu mengingatkan beberapa hal kepada Doni. Entah kenapa tiba-tiba perasaan Sara tidak enak.
"Aku berangkat ya." Ucap Doni sebelum pergi
"Iya, hati-hati ya jangan lupa istirahat, makan dan sholat. Jangan lupa juga sama aku, jangan berubah, aku mau Doni yang sama saat kamu kembali nanti. " Kata Sara berusaha tersenyum walaupun perasaannya sudah tidak enak sejak tadi pagi.
"Iya tuan putri. Kamu jangan khawatir, aku berangkat ya. Sampai jumpa di singgasana nanti ratuku." Doni mengelus kepala Sara lembut lalu bergegas pergi karena pesawat akan segera lepas landas.
Setelah kepergian Doni, Sara melakukan aktivitasnya di kantor seperti biasa. Karena kesibukannya di kantor, Sara bisa sedikit melupakan tentang Doni.
Tanpa terasa telah genap satu bulan Doni pergi meninggalkan Sara tanpa kabar sedikit pun.
Sara datang ke butik baju milik Jonita. Sara ingin menghabiskan weekend nya sambil mencurahkan isi hatinya kepada Jonita.
"Sara, kamu datang sendiri?" Tanya Jonita sambil melirik ke sekitaran Sara dan ternyata Sara memang datang sendirian.
"Lagi sibuk enggak?" Tanya Sara tanpa menghiraukan pertanyaan pertama Jonita.
"Gimana ya, sibuk sih. Emm.. tapi, kamu bisa tunggu aku di ruangan aku sebentar." Kata Jonita karena tidak tega mengecewakan sahabatnya. Sara menerima saran dari Jonita dan pergi ke ruangannya.
Sara menunggu kedatangan Jonita sambil memainkan ponselnya. Saking lamanya menunggu, tanpa terasa Sara tertidur di sofa ruang Jonita.
Setelah pekerjaannya selesai, Jonita memutuskan untuk menemui sahabatnya yang dirasakan sudah sangat lama menunggu.
Jonita memasuki ruangannya dengan membawa nampan berisi camilan dan dua gelas es capuccino. Setelah meletakkan nampannya di meja, Jonita menghampiri Sara yang masih terlelap berniat untuk membangunkannya.
Dengan rasa sedikit bersalah, Jonita mengguncangkan tubuh Sara berusaha membuatnya bangun.
Sara membuka matanya perlahan. Melihat Jonita didepannya, Sara segera bangkit dari tempat dia tidur mengubah posisinya menjadi duduk.
"Maaf ya, lama." Ucap Jonita lalu duduk di sebelah Sara.
"Iya enggak apa-apa. Justru aku yang harusnya minta maaf karena menggangu waktu kamu kerja." Kata Sara yang masih belum sadar sepenuhnya.
Jonita mengulurkan es cappucino yang tadi sengaja dia bawa kepada Sara.
"Minum dulu. Sudahlah jangan merasa bersalah seperti itu, lagian harusnya saat weekend seperti ini aku libur." Jonita memerintahkannya untuk minum. Sara mengambil es cappucino yang diberikan Jonita lalu meminumnya setengah.
"Jo, gimana ya. Kemarin Yuna, sekarang Doni." Kata Sara memulai pembicaraan.
"Maksudnya?" Tanya Jonita yang masih belum ngeh dengan yang Sara ucapkan
"Doni enggak ngasih kabar satu bulan setelah kepergiannya." Terang Sara mengingat kembali apa yang dialami olehnya
"Wah, jangan-jangan dia sudah punya yang baru." Kata Jonita dengan serius.
"Ishhh kamu kok malah men-do'a kan yang enggak-enggak." Omel Sara karena tidak terima dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu.
"Hahahaha... Iya maaf. Mungkin dia lagi sibuk, nanti juga dia bakal hubungi kamu."
"Oh iya Sara, Kak Handra nyariin kamu kemarin.Mau apa ya?" Sambung Jonita
"Kak Handra siapa? Aku enggak kenal." Jawab Sara asal, Sara terus memakan camilan yang dibawa oleh Jonita seperti tidak peduli dengan apa yang Jonita katakan.
"Kak Handra ya kakak nya Yuna. Itu kalau otak kamu jalan." Sindir Jonita karena Sara sedari tadi sibuk dengan camilan yang dia bawakan.
Sara membelalakkan matanya lalu menatap ke arah Jonita yang sudah menatapnya geram. Kini Sara telah menyadari kata-kata yang dikatakan oleh sahabatnya.
"Terus apa saja yang dikatakan kak Handra sama kamu?". Tanya Sara penasaran.
"Dia nitipin nomor teleponnya untuk diberikan sama kamu." Kata Jonita lalu mengambil sesuatu dari lacinya dan memberikannya kepada Sara.
Di dalam mobil, Sara terus menatap kertas yang tadi diberikan oleh Jonita. Sara mengambil handphone nya lalu memasukkan nomor yang tertera di kertas itu. Dengan ragu, Sara mengirimkan pesan kepada Handra.
Handra yang baru saja keluar dari supermarket merogoh saku celananya untuk membawa handphone yang tiba-tiba bergetar.
Terlihat satu buah pesan dari nomor yang belum ada namanya.
+628570xxx : Ini nomor Sara kak. Katanya kakak mencari aku ya? Ada apa ya kak?
Mengetahui itu Sara, Handra segera mengirimkan balasan kepada Sara.
Handra: Kita perlu bertemu untuk membicarakannya, aku akan kirim alamatnya.
Sara menjalankan mobilnya menuju tempat yang dikirimkan oleh Handra.