Sudahkah aku mengenalmu?
****
Matahari sudah menampakan dirinya diatas sana, membuat mahluk hidup dibawahnya bergegas memulai rutinitas hariannya.
Seperti di salah satu rumah bergaya modern namun minimalis ini. Kerusuhan terjadi di salah satu kamar gadis remaja yang sekarang duduk dibangku kelas XI. Bukan, bukan kerusuhan karena adanya perdebatan atau adu mulut semacamnya.
Gadis manis yang kerap di sapa Aurell membuat kerusuhan pagi kali ini karena keterlambatan Aurell bangun dari tidurnya. Semua kekacauan pagi ini di karenakan dirinya yang movie marathon hingga dini hari tadi.
Aurell bukan gadis pencinta drakor seperti kebanyakan gadis remaja diluar sana. Dia lebih suka film action, horror, thriller dan kawan-kawannya. Kecintaannya pada film-film itu menyebabkan Aurell kerap sekali melakukan movie marathon tanpa peduli besok dia harus berangkat sekolah.
Seperti saat ini, "semua karena itu film, coba aja itu film nggak seru pasti nggak bakal gue tidur jam 2 pagi."
Sambil bersiap secepat kilat dan segera turun kebawah untuk sarapan. Tetapi, Aurell tak ada hentinya menyalahkan film yang dia tonton semalam. Padahal itu juga salahnya, sudah tau esoknya dia harus berangkag sekolah tetapi tetap nekat menonton. Aneh memang.
"Ibu, kenapa nggak bangunin aku sih?" Seru Aurell ketika sudah menginjakan kaki di ruang makan yang telah dihuni Ayah, Ibu, dan Kakak-kakaknya.
"Besok-besok kalau bangunin Aurell guyur aja pakai air satu ember, Bu." Sahut kakak laki-laki Aurell, Mas Vicky. Yang berniat menggoda adiknya itu.
"Mas, diem deh nggak usah nyaut-nyaut. Bikin tambah kesel aja pagi-pagi."
"Sudah-sudah, sini dek. Sarapan dulu, masih ada waktu untuk sarapan. Nanti berangkat sama Mas aja ya biar nggak terlambat." Lelah melihat anak sulungnya yang senang sekali menggoda adiknya itu. Renata Friska, Ibu Aurell akhirnya angkat bicara.
"Iya, Bu." Walau dirinya masih sedikit kesal pada Mas-nya itu tapi Aurell tak suka membantah ucapan Ibunya.
"Sekarang sarapan, baca doa jangan lupa." Tegas ayah Aurell, Hendrawan.
Suasana hening, keluarga Hendrawan ini sedang menyantap makanan dengan khitmat tanpa bicara, karena Hendrawan tak segan menegur keras jika salah satu diantara mereka ada yang berbicara saat makan.
"Ayo dek, keburu siang. Udah selesaikan sarapannya?" Ajak Mas Vicky, walau senang sekali membuat adiknya naik pitan tapi, laki-laki dewasa ini sangat amatlah sayang pada adik bungsunya itu.
"Iya. Yah, Bu adek berangkat ya. Mba Nindi adek duluan ya. Assalamualaikum." Pamit Aurell sambil menyalimi Ayah, Ibu dan kakak perempuannya, Mba Nindi.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati dek, mas."
*****
Bernafas lega saat sampai depan gerbang sekolah kebanggaannya itu, gerbangnya belum tertutup yang artinya Aurell tidak terlambat.
"Mas hati-hati, adek masuk dulu ya." Setelah turun dari motor kakaknya dan menyalimi tangan kakak laki-lakinya itu Aurell bergegas masuk sebelum kakaknya menjawab. Laki-laki dewasa itu hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan adik kecilnya yang sudah tidak kecil lagi.
****
Berjalan cepat menuju mading untuk melihat letak kelasnya. Ya, ini tahun ajaran baru yang berarti kelas kembali diacak.
AURELLIA ADENA FRISKA - XI MIPA 2
Gotcha, setelah tau dia berada dikelas mana Aurell bergegas menuju kelas karena akan ada upacara bendera. Ya beginilah sekolahnya, hari pertama masuk sekolah sudah harus melaksanakan upacara bendera untuk menghormati para pahlawan. Kata guru-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A LOVE JOURNEY
Teen FictionDia semestaku. Semesta yang akan selalu ada, Semesta yang akan selalu hadir Disaat suka maupun duka. - Aurellia Adena Friska 18 april 2019❤