4|Pengakuan

692 53 1
                                    

Cuaca hari ini seakan menggambarkan isi hati seorang Seungcheol, ia bimbang. Jujur saja, ia sangat tertekan akan semua ini.

Tertekan atas janji tidak tertulis diatas hitam ataupun putih antara ia dan nyonya Kim. Dari awal ia sudah berusaha menolak permintaan itu, ia tidak ingin mengambil resiko yang lebih berat.

Cukup.

Ia tidak mau tahu lagi, masa bodoh dengan perjanjian konyol itu. Masa bodoh dengan nyonya Kim, dan juga anaknya—Kim Delyon.

Baiklah, cara Seungcheol memutuskan memang ia akui salah. Tapi, ia juga harus mengambil tindakan cepat atau semua akan terlambat dan semuanya akan menjadi rumit.

Seungcheol menghela nafas gusar sambil menatap langit yang gelap disertai rintikan air langit yang mulai jatuh perlahan menyapa semua hal dibawahnya.

💣💣💣

Flashback.

"Kau bercanda kan, Oppa?"

"Tidak, Kim. Aku serius, aku sudah lelah akan semua ini. Kau bisa cari pengganti diriku yang lebih baik."

Kim Delyon terlihat gusar dengan air mata yang kapan saja siap terjatuh, "tapi, Oppa. Aku mencintaimu. Aku akan melakukan apapun asal kau tidak memutuskan hubungan kita."

"Maaf, sekali lagi maaf. Dari awal hubungan kita salah."

Seungcheol pergi meninggalkan Kim Delyon yang tertunduk dengan air mata dan sorot kebencian yang apabila diteliti lebih jauh itu terlihat menyerupai sebuah—seringaian.

💣💣💣

Pagi hari nya, Seungcheol seperti menjalani kehidupan baru. Tanpa Kim Delyon yang selalu menerornya akan pesan-pesan posesif, dan segala hal yang membuat ia risih.

Ia berjalan keluar kamar dan menuju dapur untuk sekedar mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokan keringnya.

Duduk di sofa dan bersandar sambil sesekali menekan remote telivisi untuk mencari berita terkini. Hari ini ia memang bebas dari kegiatan, tapi ia juga sudah merencanakan akan berjalan santai sekalian merayakan satu hari nya tanpa si Kim—mungkin?

Ia berhenti di saluran berita yang menayangkan peristiwa bunuh diri yang dilakukan siswi sekolah, awalnya ia hanya menganggap remeh berita itu. Tapi, saat ia melihat gedung sekolah dengan cat putih yang sudah ia hafal diluar kepala, serta inisal pelaku yang ia ketahui.

Membulatkan matanya dan seakan jantung nya berhenti berdetak sesaat membaca berita tersebut, "siswi berinisial KD dinyatakan tewas atas percobaan bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari lantai 4 gedung sekolah."

KD, Kim Delyon. Mantan kekasih nya yang ia baru putuskan kurang dari 24 jam sekarang sudah tiada.

Entahlah, perasaan Seungcheol sangat aneh saat ini. Satu sisi ia merasa bersalah tapi disisi lain ia merasa tidak peduli—jahat memang. Tapi, mau bagaimana lagi, dari awal si Seungcheol memang tidak pernah suka atas segala afeksi yang diberikan gadis bermarga Kim itu.

Dengan secepat kilat ia berlari dan menyambar jaket lalu bergegas keluar rumah dan menyiapkan diri untuk semua fakta yang pastinya akan ia dengar sesaat lagi.

-
-
-
-
TBC.



Never will | S.CoupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang