5|End.

847 57 2
                                        

Seungcheol itu ramah senyum, ia selalu tersenyum pada temannya saat ada yang menyapa. Tapi, sekarang lagi-lagi pengaruh Kim Delyon yang membuat Seungcheol menjadi orang yang pemurung.

Bukan Seungcheol yang selalu tersenyum sekarang tergantikan menjadi Seungcheol yang jarang bahkan dapat dihitung jari sehari ia tersenyum.

Bukan Seungcheol yang baik dan taat aturan menjadi Seungcheol yang jahat dan tidak tahu aturan.

Semua berkat Kim Delyon dan perjanjian itu, membawa pengaruh buruk baginya dan hatinya.

Ia menjadi Seungcheol yang tak tersentuh, menjadi seorang yang menyedihkan dan tidak dapat digapai.

Seolah ada hal yang lucu terjadi, Seungcheol tertawa keras. Bukan tawa kebahagiaan melainkan tawa meremehkan dengan sudut bibir yang terangkat sebelah.

Bukan tawa yang sampai kemata melainkan tawa yang hanya sebatas membentuk kurva senyuman.

Ia menertawai dirinya sendiri, dan kebodohan seseorang dihadapannya.

"Haha, bagaimana? Ini 'kan yang kau mau, menjatuhkan ku dan membuatku tidak berdaya. Tapi, sayang sekali nyonya Kim yang terhormat, anda salah memilih lawan aku bukanlah lawan yang sepadan untuk orang bodoh seperti mu."

Nyonya Kim membulat kan mata dan mulai menjatuhkan air mata, ia masih tertekan akibat kematian sang anak. Dan, sekarang ia merasa makin dijatuhkan dilubang terdalam ketika mendengar fakta dari si pemuda Choi.

Dia—pemuda bermarga Choi.

Telah membunuhnya, membunuh anak semata wayangnya dengan mendorong tubuhnya dari lantai 4 gedung sekolah.

Well, dengan iming-iming ingin memberi kejutan. Tapi, ia malah mengejutkan seluruh warga sekolah termasuk ibu sang korban sendiri.

Hari ini, bukanlah Seungcheol yang mendapat sebuah fakta. Melainkan nyonya Kim yang mendapat siraman minyak panas didepan wajahnya. Dan, mendapat tusukan belati tepat di ulu hatinya.

Memandang Seungcheol yang berjalan santai sambil sesekali membenarkan tudung hoodienya, ia berjanji tidak akan pernah berurusan dengan pemuda itu.

"Dia iblis."

💣💣💣

"Ada apa? Kenapa anda berada dirumah saya?" Tanyanya bingung ketika mendapati sejumlah pria berseragam polisi sedang mengepung kediamannya.

"Benarkah anda Tuan Choi Seungcheol?" Kata salah satu polisi dengan nametag bernama Park Chanyeol.

Seungcheol hanya mengangguk membenarkan.

"Anda harus ikut ke kantor polisi atas laporan pembunuhan berencana, tuan."

Setelah itu yang Seungcheol tahu ia diseret dengan borgol dikedua tangannya dan lekas memasuki mobil kepolisian.

Seungcheol tersenyum, ia senang setidaknya begini lebih baik.

Ya, begini lebih baik daripada ia harus mengumbar janji tidak akan pernah kepada seseorang lagi.

Huh, Seungcheol merasa bebas dan beban yang ia tanggung terasa lenyap saat ia dimasukkan kedalam jeruji dengan besi yang dingin.

Selamat tinggal semua janji yang pernah ia ucap.

Never will? Haha, bullshit.


-
-
-
-
End.

Choi Seungcheol fanfic, completed.

Never will | S.CoupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang