"Mbak!"
Airin menoleh kearah sumber suara. Menghampiri meja pelanggan yang rame. Disana terdapat tiga empat orang, dan salah satunya adalah orang yang dia takuti.
"Ing...in pesan apa?" Ucapnya terbata-bata karena Regan menatap dengan mata elangnya.
"Capucino 3, tiramisu 2. Gel, lo mesen apa?"
Airin mencatat dengan tangan bergetar.
"Gue mau ketoilet" Regan melenggang pergi kebelakang dengan dingin.
"Itu aja mbak" ucap lelaki itu ramah.
"Capucino 3, dan tiramisu 2" Airin memastikan.
"Iya"
Airin mengangguk pelan dan pergi kebelakang untuk memberitahukan pesanan pelayan. Dia merobek notes tadi lalu menaruhnya salah satu meja. Tenggorokkannya terasa kering. Airin mencoba mencari air untuk menghilangkan dahaganya. Tak lama dia mencari, air galon ada dihadapannya. Karena merasa sangat haus, Airin mengambil gelas yang ada disamping galon tersebut tanpa tau gelas itu bekas apa. Saat ingin mengambil gelas tersebut, lengan Airin ditarik oleh seseorang menuju bilik toilet laki-laki.
"Hey!" Airin mencoba melepaskan cengkraman tangan lelaki misterius itu.
Lelaki itu menoleh membuat Airin mematung melihat wajah dinginnya.
"Re...gan? Kenapa?" Tanya Airin gugup.
Regan melepaskan lengan Airin dengan kasar membuat Airin mengeluh kesakitan karena tangannya ditarik paksa oleh Regan.
"Sekarang ganti baju! Kamu gak pantes pakai itu!"
"Enggak!"
"Keras kepala banget! Atau aku kasih tau ke papa kamu kalau kamu kerja disini" Regan mendekatkan kepalanya ketelinga Airin membuatnya bisa mencium aroma vanila di tekuk leher Airin.
Perlahan Regan menjauhkan badannya dan mencopot celemek yang dipakai Airin dengan lembut. Yang diperlakukan hanya bisa menatap tanpa berkedip. Sadar akan perlakuan Regan, Airin mendorong paksa tangan kekar lelaki itu.
"Aku bisa sendiri" Airin pergi keluar dari toilet dan masuk kedalam salah satu bilik yang sepertinya tempat ganti baju untuk para karyawan disini.
"Sekarang gimana? Gue kan juga butuh uang. Masa gue minta uang sama tante sih. Kan gak mungkin" Airin melantur dibilik.
"Apa sih maksudnya dia nyuruh berenti kerja disini? Kan gue juga mau uang"
Merasa sudah beres, Airin malah mencari ponselnya. Menelpon seseorang lebih tepatnya.
"Halo?"
"Iya. Maafin gue ya, gue gak jadi kerja disini. Sepupu gue nyusahin banget. Masa gue disuruh berenti dari sini"
"Makasih ya"
Airin menutup teleponnya dan mengambil tas punggungnya. Ketika membuka pintu, Regan menatapnya dengan tatapan khasnya yang dingin. Dia berdiri sambil menyilangkan tangannya degan angkuh.
"Jadi aku nyusahin?" Tanyanya menyelidik.
Yang ditanya hanya diam. Apa dia dengar pembicaraan Airin?
"Ma...af bukan kayak gitu" Airin tampak takut. Terlihat dia mencengkram ujung baju yang dipakai.
Regan yang melihat merasa iba. Tapi lucu juga kalau melihat Airin seperti ini, pikir Regan. Tak berfikir panjang, Regan menarik telapak tangan Airin dengan lembut.
Teman-teman Regan yang sedari tadi sibuk berbincang hanya menatap tak berkutik melihat Regan yang berjalan mengandeng tangan Airin.
"Akhirnya" sebut salah satu temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stronger
RomancePerjodohan memang sering terjadi di dunia bisnis hanya untuk menaikkan derajat perusahaan dan membuat hubungan antara dua pihak menjadi semakin dekat. Airin Viandha, gadis itu sedang berada disisi ini. Membuatnya mencoba melarikan diri kerumah tant...