Matahari berganti bulan.
Sudah waktunya pagi berganti malam.
Sudah waktunya, aku bertemu denganmu Bulan.
Bulan yang jauh di sana,
Membuat ku enggan mengganti pemandangan.Cukup sudah aku
Mencintaimu dalam diam.
Melupakanmu itu
Kegiatan ku setiap hari.
Mesti sebenarnya selalu gagal
setiap pikiranku hanya kamu.
Menjagamu itu,
Kewajibanku setiap hari,
Mesti sebenarnya selalu gagal
Karena ego menghalangi setiap jalanku.
Juni'[ Bulan Juni ]
[Kantin]
"Gimana ada kemajuan Jun?" Tanya Septa, si pendengar setia ini mulai kepo. "Kayanya gue tunda dulu deh." Jawab June. Septa panik sepanik-paniknya, "lah kenapa?" Tanya Septa. "Soalnya gue kemarin habis nganter Bulan tiba-tiba jantung gue berdetak kencang. Gue punya serangan jantung kayaknya." Jawab June dengan polos. Septa tertawa terbahak-bahak, bagaikan cewek Ia bahkan memukul-mukul meja dan menepuk-nepuk kepala si Beruang Kutub cukup kencang. Tak lama kemudian, Septa menghentikan ketawanya dan memasang wajah datarnya. "Goblok itu namanya." Ledek Septa. June mengelus-elus kepalanya, gara-gara si Beruang Madu sialan ini. Septa menghembuskan napas, kemudian berlagak seperti ibu tiri."Udahlah lo banyak bacot, tolong beliin gue cimol 10! Wajib!" Perintah Septa. June mengangguk-angguk, Ia juga kebetulan ingin membeli makanan karena lapar. "Bayarin sama lo ya. Nanti gue ganti, easy." June melotot tidak terima. Kali ini June rela berbicara banyak, tentu saja hanya kepada sepupunya, karena biasanya seseorang dengan keluarga sendiri pasti sudah terbiasa bukan? Selain itu, sepupunya ini banyak kesalahan, bahkan June hari ini memendam begitu banyak kekesalan terhadap Septa. Bagus jika June buka suara. Ya kan? "Easy pala lo! 310.000 hutang lo sama gue!" Septa menyengir kuda. "Loh banyak amat? Bohong nih si Juni!" Alibi Septa. June memutar bola matanya dengan malas. June pun membisikkan sesuatu, membuat Septa menegang dan terpaksa memperluas wajah tanpa dosanya. "10.000 hari ini lo beli cimol, 100.000 lo nge cafe sama mantan lo, 200.000 lo minta gue bayarin hadiah buat adik lo."
June pun pergi, membelikan Septa makanan hutang. Namun sebelum itu, June berbisik kembali, dengan senyum evil. "Atau gue kasih tau aja ke Septiana Amanda Nusagara tentang..."
"PLEASE JUNI, GUE BAYAR HUTANG LO SEKARANGGGG!"[ B J ]
"Wah~ makasih loh Je," ucap Bulan sambil menyengir. "Ia silahkan zheyeng makanannya." Jeje tersenyum. Mereka pun terkekeh. "Eh kemarin lo di antar pulang sama Kak June yaaa??" Goda Jeje sambil mencolek pipi Bulan. Pipi Bulan memerah, "apaan sih, so tau." Jeje memutar bola matanya dengan malas. "Semua warga sekolah tau kali." Bulan melotot kaget, "Kok bisa sih? Se terkenal itu ya June?!" Tanya Bulan. "Iyalah, dan motor kesayangan June beruang kutub itu ga pernah ngeboncengin cewek satu pun, dan kemarin lo dibonceng sama diam! Makanya heboh banget." Cerita Jeje sambil menyeruput mienya. "Beruang kutub?" Ah, Jeje lupa. Sahabatnya ini benar-benar tidak peka. Bagaimana nanti Ia dikodei cowoknya ya? Pikirnya.
"Iya, cuek, dingin gitu."
"Ohh." Bulan mengangguk paham.[Lobby sekolah]
Jam pulang sudah berbunyi. Biasanya, June selalu berdiam di lobby dengan headphonenya. Namun kali ini tidak. Ia melihat Bulan yang begitu tergesa-gesa. June mendesah pelan. Lagi-lagi June tidak bisa menahan keinginannya untuk menyusul Bulan. Bahkan pikiran yang tidak menyenangkan menghantuinya. "Kenapa sih lo? Gerah amat?" Protes Musa, sedikit risih. Septa berdecak. "Halah, liat Bulan sedikit gimana mah langsung kamatir-kamatiran." Ucap Septa. "Khawatir bego," Musa menoyor kepala Septa. "Pikiran tukang cembukur sih gini. Padahal bukan siapa-siapanya." Ledek Malik. June hanya mendengus kesal mendengar perkataan Malik, kenyataannya bener sih. June pun beranjak dari kursi dan pergi ke parkiran demi rasa penasarannya.[ Bulan Juni ]
Hayoloh June mau kemana~
Dasar tukang jealous:v
Ahahahahahahaha
// ya kl dunia nyata kaya nya sedikit mustahil ya kalo disusulin?//
Intinya jangan lupa vote dan komen, karena sy akan menjamin keseruannya //apasih// ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Juni
Teen FictionGimana rasanya lo cinta mati sama cinta pertama lo? Gimana rasanya lo pertama liat dia, yang sudah beberapa tahun lamanya tidak bertemu? Tapi, gimana rasanya saat lo tau kalo hati dia bukan buat lo? Apa lo sama rasa pedihnya sama kayak gue? Lo bisa...