[ 3. Membaca itu juga selera ]

10 0 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Membaca itu juga selera. Jangan tendensius sama yg suka baca novel, jangan juga sinis sama yg suka baca buku² fakta, sejarah, ilmiah.

Jangan menganggap yg suka novel adalah pembaca tukang baper dan penuh imajenasi, sedangkan yg suka buku ilmiah seakan menganggap hidup terlalu serius. Lantas yg cuman suka baca caption, tweet, atau chat itu apa?

Bukankah hal yg ilmiah awalnya hanyalah sebuah hal imajenatif? Bukankah dalam buku ilmiahpun imajenasi digunkanan? Seberapa kreatif kita menggambarkan semesta kala membaca cosmos? Seberapa hebat kita membayangkan sejarah perang padri? Atau penaklukan konstatinopel?

Bukankah dalam sebuah novel kita bisa menemukan permasalahan klasik sebuah kehidupan? Tentang persahabatan, cinta, juga permata. Tentang hujan, kenangan, juga mantan? Seberapa hebat kita belajar dari masalah-masalah dalam sebuah cerita, mengikuti langkah si tokoh utk menyelesaikan sebuah takdir? Novel tak selelau membuat cengeng

Lagi, baca juga tergantung selera. Sama kayak disuruh milih mau mie goreng apa nasi goreng? Aku sih dua-duanya mau. #selerague gitu

Misalnya kayak kisah penaklukan konstatinopel. Buku sejarahnya banyak beredar, bahkan novel sejarang ttg penaklukannya ada, komiknya pun ada. Tinggal pilih ajah

Novel itu banyak bohongnya. Tak sadarkah berapa banyak buku sejarah yg melakukan pembohongan? Tau buku flat Earth? Yg kabarnya berisi fakta ilmiah seputar bumi datar?

Sudahlah, yasudah. Kita baca saja, tatapan sinis itu kita alihkan saja pada mereka yg justru malas baca. (Lah ke gue dong? -_-)

AKUMULASIWhere stories live. Discover now