2. Jadi pacar gue yuk

71 17 2
                                    

"Ra, kantin bareng yu?" ucap Arvan penuh harapan.

Elvira mengedikan bahunya acuh lalu berjalan keluar kelas menuju kantin. Arvan menghela nafas dan mengejar Elvira hingga dia berjalan beriringan dengan Elvira.

Banyak pasang mata yang menatap Arvan dan Elvira dengan berbagai macam tatapan. Ada yang memandang aneh, tidak suka, dan lainnya.

Elvira merasa risih dengan tatapan-tatapan itu karena ia tidak terbiasa. Elvira mempercepat langkah nya.

"Tunggu dong Ra!" seru Arvan dan mensejajarkan lagi langkahnya dengan Elvira.

Elvira Berhenti dan menolehkan wajahnya kepada Arvan membuat Arvan gugup sekaligus kaget.

"Lo, jauh-jauh." ucap Elvira penuh penekanan.

"Loh kenapa Ra?"

Elvira tidak menjawab dan melanjutkan langkahnya menuju kantin dengan cepat. Setelah sampai dia hanya membeli satu botol aqua dan pergi lagi dengan tergesa-gesa.

"Lo mau kemana Ra? Kok gak makan dulu dikantin?" tanya Arvan yang sedari tadi membuntuti Elvira.

Elvira berhenti melangkah. "Jangan ikutin gue." katanya.

"Tapi gue pengen? Gimana dong?" tanya Arvan yang membuat Elvira jengah.

Elvira kembali melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. "Gimana bisa gue ngalahin lo, tiap hari lo nambah ilmu mulu disini hehe." cengir Arvan seraya mengggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lagi, perkataan Arvan tak dihiraukan oleh Elvira. Elvira masuk kedalam perpustakaan setelah membuka sepatunya.

Arvan masih setia mengikuti Elvira.

Semua sama, saat di kantin, di koridor bahkan diperpustakaan banyak pasang mata yang melihat kearah Elvira dan Arvan.

Elvira berhenti di ujung perpustakaan yang sepi. "Gue risih. Jangan ikutin gue." kata Elvira datar.

Elvira memilih-milih buku yang akan dibacanya. Yakni buku-buku seperti latihan soal Ujian Nasional.

"Lah gila, lo? Ngerjain soal-soal UN? Anjir."

"Pergi."

"Gak."

"Pergi!"

"Gak!"

Elvira menghela nafasnya lelah. Dia melangkah menuju meja yang ada di perpustakaan untuk melatih otaknya dengan mengerjakan soal Ujian Nasional.

Arvan memperhatikan Elvira secara terang-terangan. Walau merasa risih Elvira mencoba tidak peduli dan tetap fokus pada soal dihadapannya.

Arvan menatap takjub pada jari-jari Elvira yang dengan mudahnya menari-nari diatas kertas.

Arvan rasa dia harus lebih keras lagi melatih dirinya belajar agar bisa seperti Elvira.

"Lo keren banget. Gue makin suka." ucap Arvan membuat Elvira menghentikan aktivitas menulisnya.

Elvira yang awalnya syok berubah dengan ekspresi datar lagi. Dia pandai sekali menyembunyikan ekspresinya.

"Gak usah bercanda." kata Elvira cuek dan melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.

"Gue serius." ucap Arvan seraya menatap manik mata Elvira dalam.

Elvira mengalihkan tatapan nya dari buku pada Arvan. Terjadi tatapan itu hingga tiga detik karena Elvira yang lebih dulu mengalihkan tatapannya.

"Gak asik! Tatap-tatapannya kok cuman sebentar. Kayak di ftv dong agak lama gitu biar sensasi dada gue lebih bergemuruh eaa." ucap Arvan garing.

Elvira diam. Dia tidak mood lagi mengerjakan soal-soal itu. Dia hanya mengerjakan lima soal dalam waktu lima menit.

Elvira berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kelas. Dia malas meladeni orang kurang kerjaan seperti Arvan.

"Farah sialan. Males gue berurusan sama cowok! Kalo ada farah gak bakal gue diikutin orang gila cem dia." gerutu batin Elvira.

Elvira memakai sepatunya dengan tergesa-gesa dan berlari menuju kelasnya.

Dia tidak suka dan tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.

Iya, Elvira menghidari Arvan.

Elvira berlari tanpa henti lalu dia berbalik kebelakang dan ternyata Arvan masih mengikat tali sepatunya dengan tergesa-gesa. Elvira masuk kedalam toilet disampingnya untuk bersembunyi.

Elvira sangat bersyukur karena toilet yang sedang disinggahi nya adalah toilet perempuan.

Setelah dua menit tujuh detik Elvira berada di kamar mandi yang bau itu dia keluar dan melirik kanan kiri untuk memastikan tidak adanya Arvan.

Elvira bernafas lega karena Arvan tidak ada. Dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya kemudian bergumam.

"Masi ada waktu lima belas menit, sembilan belas detik lagi. Gue ke perpus lagi ah."

Elvira melangkah menuju perpustakaan, setelah sampai dia membuka sepatunya dan saat masuk kedalam perpustakaan satu suara mengagetkannya dibalik pintu.

"DOR!"

"ASTAGFIRULLAH"

"Hahahaha muka kaget lo lucu banget astagfirullah nyesel gak gue rekam hahaha." ucap Arvan tertawa puas.

Iya, yang mengangetkan Elvira dibalik pintu itu Arvan. Elvira memelototkan matanya, Arvan mencubit hidung Elvira gemas.

Elvira melepaskan tangan Arvan dari hidung nya. "Lo apaan sih!"

Badmood sudah Elvira sekarang. Dia tak tahu harus kemana, Elvira tidak suka dibuntuti.

"Arvan sialan!" batin Elvira kesal.

Elvira duduk diluar perpustakaan dan meminun aqua botol yang sempat dibelinya tadi.

Arvan merebut botol Elvira lalu meminumnya. Elvira memelototkan matanya kaget sedangkan Arvan nyengir tidak jelas.

"Huhuy secara gak langsung kita udah ciuman nih Ra, jadi pacar gue yuk!" cengir Arvan tanpa dosa.

•••••

Tbc!

190419

Akan aku usahakan
Update 3hari sekali.
Jangan lupa vomment:3

ArvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang