Author"Lo ngerti definisi bucin, Sa?"
Yasa menggeleng.
"Bucin itu, lo." ucap Dinda, yang membuat Yasa menatap Dinda dengan kesal.
"Apaan sih, bucin darimana gue?"
"Mau banget nungguin Lingga futsal sampe sore gini, udah gitu ngajak-ngajak gue lagi!" ucap Dinda sambil mendorong pelan dahi Yasa dengan gemas.
"Lo juga suka pulang sore, kan? Jadi apa salahnya.." jawab Yasa sambil tersenyum cengengesan.
"MISI-MISI COWO MANIS LEWAT!" ucap seseorang sambil menarik pelan kunciran rambut Dinda.
"Revan, iih! Udah kelas tiga tapi kelakuan kaya anak SD!" gerutu Dinda sambil merapikan rambutnya yang berserak.
Mata Yasa dan Revan tidak sengaja saling bertubrukan, hal tersebut membuat otak Revan memerintahnya untuk menyapa Yasa.
"Yasa, kok belum pulang? Mau aja ngikutin Dinda. Dinda ini siswi gak bagus, gak usah diikuti," ucap Revan sambil menaik-turunkan alisnya dengan jahil.
Yasa hanya tersenyum kecil sambil melirik Dinda yang sedaritadi sudah kesal dengan Revan. "Heh, harusnya lo nyuruh Yasa pulang! Gue masih di sekolah juga karena nungguin dia!"
Yasa memeluk Dinda dengan gemas, "Hehe jangan gitu dong, Din, yang ikhlas dong!"
Revan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nungguin siapa? Lingga?"
Yasa mengangguk, "Iya, Kak." jawab Yasa yang masih sedikit canggung. Yasa memang berbeda dengan Dinda yang lebih akrab dengan senior di sekolah.
"Temenin gue makan, yuk." ajak Revan sambil
melihat jam yang melingkar ditangannya."Yuk," jawab Dinda, lalu melirik Yasa, "Ikut gak, lo?"
Yasa mengangguk, "Ikut dehh, lagian Lingga kayanya masih lama, deh."
Mereka berjalan menuju kantin sekolah, dengan posisi Yasa berada di antara Dinda dan Revan.
"Kak Ando kemana, Kak?"
"Les," jawab Revan, "Diakan anak rajin," sambung Revan.
"Terus Kakak kenapa gak les?" tanya Yasa sambil
menatap Revan yang sedang sibuk menendang kerikil.Revan tertawa geli, "Gue gak suka les. Gue kan gak rajin." jawab Revan seadanya, lalu disusul Dinda yang mengejek, "Anak IPS kan males-males, Sa."
"Woi, rasis banget lo," ucap Revan sambil mencubit lengan Dinda dengan gemas.
Saat lengan Revan berada tepat di depan wajah Yasa untuk mencubit lengan Dinda, aroma parfum milik Revan menguap begitu saja, membuat Yasa merasa.. nyaman?
"Gak, gak, apaan sih Yasa!" ucap Yasa refleks, membuat Revan dan Dinda kebingungan.
"Lo kenapa, Sa?"
"Yasa, lo kenapa?" tanya Dinda dan Revan secara bersamaan, yang membuat Yasa malah tertawa geli.
"Gak, gak, gue gila." ucap Yasa sambil menatap Revan yang sedang terkekeh lucu melihat Yasa.
Setelah sampai di kantin, Yasa dan Revan duduk bersebelahan, sedangkan Dinda duduk di hadapan Yasa.
"Gue aja yang mesen," ucap Yasa sambil bangkit, "Kakak mesen apa?"
"Nasi goreng sama teh manis dingin satu," jawab Revan sambil memainkan handphonenya.
"Lo?" tanya Yasa sambil menatap Dinda, "Sama kaya Revan, jangan lupa gue kaya biasa ya, Sa." ucap Dinda dan Yasa bergegas pergi memesan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let H Go
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga, dan berakhir dengan perpisahan yang tak akan terlupakan. Kenangan dan janji yang mereka buat membuat semuanya menjadi lebih sulit dari apa yang mereka bayangkan. Cerita ini adalah secuil dari kenangan Revan...