Rasa cintaku dibalas dengan dimanfaatkan, kekhawatiranku dibalas dengan dipermalukan. Rasa sayangku dibalas dengan diselingkuhi, kesetiaanku dibalas dengan dihianati.
~Auristella Putri Santana
~ [ 🌃 ] ~
Jangan mengatakan kalau hidupku menyedihkan, aku lebih suka kalian mengatakan kalau hidupku penuh dengan kejutan, hehe.
Once Upon Time Ago, hiduplah seorang aku yang berasal dari keluarga berkecukupan, dari dulu hidupku memang cukup bahagia, saat aku belum mengenal pacaran, tangisku mungkin hanya karena jatuh dari sepeda bukannya karena setelah jatuh cinta, ketinggalan tukang es krim bukannya karena ditinggal kekasih, dan saat kecil tangisku sering muncul karena teh Ressa yang sangat semangat dalam hal menjahiliku.
Ressalina Muhtar tetangga dekat sekaligus teman dari kecilku yang sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri. Sebenarnya umurku berbeda dua tahun dengannya, namun karena aku bosan saat Teh Ecca sekolah, aku merengek setiap hari agar aku cepat-cepat bersekolah, jadi dalam tingkatan kelas kami hanya berbeda satu tingkatan saja.
Karena ketenaran keluargaku yang cukup dikenal banyak sekali orang yang ingin dekat denganku dan juga mungkin banyak yang tidak suka denganku mungkin mereka pikir aku orang yang sombong, Teh Ressa adalah orang yang paling selektif dalam memilihkanku teman disekolah, padahalkan aku ingin memiliki banyak teman agar saat satu teman sibuk aku bisa bermain dengan yang lain.
Teh Ressa mengenalkanku pada seorang temannya yang berada dalam OSIS dengannya. Satrio Wijayanto, pria pintar yang tampan dengan seluruh sifat baik dan sangat menghargai perempuan, itu kesan yang aku dapatkan saat beberapa hari mengenalnya. Waktu semakin berlalu, sikapnya yang selalu membuatku merasa istimewa berhasil mengubah rasa kagum menjadi emm mungkin, cinta?
Kami berpacaran, dan bodohnya aku langsung menerima tanpa sedikit keraguan, mungkin aku sudah dianggap orang gila karena terus tersenyum dihari itu setelah ia menyatakan perasaannya.
Satrio Wijayanto, orang pertama yang mengenalkanku pada rasa cinta sekaligus kecewa, sampai luka.
"Maaf ya, Teh Ecca salah menilai orang, gara-gara aku kamu begini, harusnya teteh sadar kenapa dari dulu dia memintaku untuk mengenalkannya padamu" Teh Ressa terus saja menyalahkan dirinya sendiri, ia terus merasa bersalah karena mengenalkanku pada sosok Satrio.
Padahal ini murni karena kesalahanku yang dengan mudahnya menyimpulkan perasaan cinta. Ohh jangan lupa, Rio berselingkuh dengan sahabatku juga jadi aku memiliki dua kesalahan dalam menilai orang untuk menjadikannya seseorang yang boleh dekat denganku.
Setelah kejadian itu, Aku menjadi orang yang sangat selektif dalam hal memilih teman, bukannya sombong karena tidak mudah untuk didekati, aku hanya tidak ingin kejadian serupa terulang lagi.
Perlahan aku bisa bangkit dari keterpurukan, sembuh dari patah hati, ehh kata sembuh kan untuk penyakit, biarlah intinya diriku jadi sehat wal'afiat kembali.
Terima kasih untuk Satrio Wijayanto, karenamu lah diriku belajar akan banyak hal, ohh ralat, karena semenjak berakhirnya hubunganku denganmu aku bisa bertemu dengan dia si pria tampan sederhana yang memiliki senyum meluluhkan dengan berbagai kejutannya yang tak pernah gagal untuk membuatku bahagia dan istimewa.
Si Manusia Setengah Liter.~[🌃]~
^_^
I hope you like this chapter.
Thanks for reading,
please don't forget to
vote and comment.See you on the next chapter.
~ ~ ~ ~Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Oleh sebab itu kritik & saran sangat diperlukan untuk cerita ini yang masih banyak kekurangan.~ E R V I N O ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Setengah Liter
Teen FictionTak selamanya sederhana itu sengsara. Bisa saja sederhana itu berbahagia. Seperti dia, sederhana namun selalu berusaha membuatku istimewa.