Honey & Bee (END)

1.3K 170 28
                                        

“Kau menyukainya.”

Ten menunjuk Jaemin dengan telunjuknya, seperti seorang pengacara yang menunjuk tersangka diruang sidang.

Jaemin mendesah dan menutup buku novelnya. “Kau sudah mengatakannya lebih dari 20 kali Hyung, apa kau tidak bosan?”

Ten menggeleng. “Tidak akan bosan sampai kau mengiyakan.” Jelasnya.

Jaemin memutar bola matanya. Dia berdiri dan duduk dibalkon jendela, sikunya bergengger manis ditepi kunsen.

“Apa aku menyukainya?”

Nada suara Jaemin sarat akan keraguan. Sukakah dia?

Jika dipikirkan kembali dia sudah melupakan konsep fungsional yang dia terima dari Mark.

“Kenapa kau balik bertanya?” Ten menoyor kening Jaemin pelan dan duduk disebelahnya.

“Karena aku juga belum tahu jawabannya.”

“Kau hanya tidak mau mengakuinya.”

“Apa jika kita menyukai seseorang kita menjadi peduli padanya? Rasanya selalu ingin bertemu. Selalu ingin didekatnya, selalu Ouch!!! UH~ kenapa kau suka sekali mencubit pipiku.”

“Itu karena kau begitu bodoh! Jelas – jelas kau menyukai Mark hyungmu itu. Tuhan, kenapa kau memberikan otak yang kadaluarsa pada sepupuku.”

Jaemin menoyor lengan Ten. “Kau keterlaluan. Jadi menurutmu aku menyukai Mark hyung?”

Ten mengangguk semangat. “Kalian sudah berpacaran hampir 4 bulan dan kau biasanya paling cuek pada orang lain tapi, begitu perhatiannya padanya. Aku bahkan hampir meminum racun begitu mendengar kau lebih memilih menghabiskan uangmu untuk membelikan Mark hoddie baru dari pada membeli buku – buku novel kesayanganmu. Kau jelas – jelas sudah melupakan konsep fungsional yang kuajarkan Jaemin,”

“Apa itu buruk? kau tahu, Menyukai Mark hyung?”

Ten merosot dan duduk dilantai kamar mereka. “Kau benar – benar bodoh. Cari sendiri jawabannya.”

“Kau pelit sekali.”

Ten mengangkat bahu dan mengacak rambut Jaemin.

**

“Apa belum berhenti?” Ten berdiri gelisah disebelah Jaemin. Dia tak hentinya mencondongkan wajahnya merapat kedepan kaca untuk melihat hujan yang begitu deras.

“Kita sudah menunggu lebih dari sejam.” Keluh Ten menghentakkan kaki. “Ada drama yang ingin kutonton. Ah~ sudah lewat 10 menit,”

“Apa para serigalamu tidak ada yang bisa kau suruh menjemput kita?”

Ten memajukan bibir bawahnya. “Aku sudah mengirim pesan pada mereka tapi, tak ada satupun yang membalas,”

“Serigalamu tidak bermanfaat, putuskan saja semuanya.”

“Kau benar.” Ten menarik nafas dan kemudian dia menyikut Jaemin, “apa Mark  tidak bisa menjemput kita?” Tanyanya penuh harap.

Jaemin mengangkat bahu, “aku tidak tega menyuruhnya menjemput kita dicuaca yang hampir seperti badai seperti ini, lagipula toko buku ini jaraknya begitu jauh dari rumahnya. Kau tidak lupakan jika rumah Mark hyung berbeda arah dengan rumah kita.”

Ten mengangguk lemah. “Kau benar. Apa kita perlu menerjang hujan? Jarak toko ini dan rumah kita tidak terlalu jauh.”

Jaemin bergidik dan mendekap tubuhnya. “Dingin begini dan mengambil resiko buku – buku yang baru kubeli basah? TIDAK!!!!”

Ten berdecak.

Mereka kembali diam duduk dikursi yang disediakan toko.

Ahhh Jaemin jadi ingat!

MarkMin Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang