Maimunah binti Harist Alhilaliyah

485 43 0
                                    

Nama lengkap Maimunah adalah Barrah binti al-Harits bin Hazm bin Bujair bin Hazm bin Rabiah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah. Ibunya bernama Hindun binti Aus bin Zubai bin Harits bin Hamathah bin Jarsy.

Secara nasab (keturunan) Maimunah ini sangat spesial karena bertalian darah dengan para pejuang islam yang berpengaruh di kalangannya.

Saudara kandung seayah:
1. Lubabah Al Kubra (disebut Ummu Fadhl) adalah istri dari great politician Abbas bin Abdul Muthalib.

Abbas adalah paman Rasulullah yang ditempatkan khusus di mekkah untuk mendakwahi keluarga bangsawan dan menjadi mata-mata islam. (Makanya di dalam sejarah kebanyakan mengenal Abbas baru berislam dekat dekat fathul Mekkah, tapi uniknya beliau yang memastikan Baiat Aqabah berjalan sehingga Rasulullah bisa berhijrah ke Madinah.)

2. Lubabah Ash Shugra (Istri Walid bin Mughirah), yang punya anak yaitu Khalid bin Walid (Ksatria paling ditakuti bahkan oleh romawi)

Saudara seibu:
1. Zainab binti Khuzaimah (Ummul Mukminin terdahulu, yang wafat di th 4 H)

2. Asma binti Umais (Istri Ja'far bin Abu Thalib, diplomat islam terkemuka yang menjadi juru bicara muslim pas di Habsyah, ketemu Raja Najasy, setelah Ja'far wafat menikah dengan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar Wafat, dinikahi Ali bin Abi Thalib).

3. Salma binti Umais (Istri Hamzah, pejuang islam yang warrior banget) .  Bahkan ibunya Maimunah diberi gelar Ibu Tua yang  Mulia karena Menantu menantunya.

Maimunah sendiri memiliki suami yang terpandang di kalangan Jahiliyyah.  Yakni Abu Ruhm bin Abdul Uzza, seorang lelaki keturunan Abu Lahab/Abdul Uza (Amr bin Hisyam). Maka posisi Maimunah adalah menantu dari salah seorang pemuka yang berpengaruh dalam menentukan hukum di Mekkah. Menantu dari kalangan elit yang ikut dalam merundingkan arah kebijakan mekkah dalam tatanan jahiliyyah

Maimunah meski dekat sekali kekerabatannya dengan pejuang islam, dia sendiri tidak bisa menunjukkankeislamanny. Terkekang secara kultur, adat, garis keluarga, dan posisinya sebagai menantu Abu Lahab. Melihat saudari saudarinya yang secara bebas berislam (sebab suami suaminya adalah seorang pejuang islam) membuatnya menginginkan kebebasan yang sama.

Maka setelah suaminya wafat , Maimunah secara sukarela mengajukan diri untuk mengejar kemuliaan dalam islam, dan mengajukan untuk dinikahi Rasulullah.  Melalui Lubabah Al Kubra, yang merupakan istri Abbas yang kemudian disampaikan melalui Abbas kepada Rasulullah.

Maimunah ini sangat tegas dalam menunjukkan keinginan dan kemauannya. Sebab dia juga adalah seorang yg berpendidikan dan dia tahu, tidak ada yang lebih mulia dibanding menjadi bagian dari Rumah Tangga Rasulullah. Di sini kacamata keimanan dipakai. Sebab secara sekilas, kita bisa jdi melihatnya secara keliru "kok ngajuin diri sih? Mau cari kemuliaan? Mau cari muka jadi istri rasulullah?"

Padahal tidak lah mungkin seseorang mengajukan diri untuk menjadi istri Rasulullah, kecuali dengan dasar iman. Sebab kalau yang dicari posisi, jabatan, harta, gengsi, atau nafsu dunia lain akan kacau.

Menjadi istri rasulullah artinya siap dengan segala konsekuensi. Secara dunia kelihatannya tidak enak sebab janda janda Rasulullah tidak boleh menikah lagi dan sebab mereka ummul mukminin tanggung jawab dakwah juga berkali kali lipat. Begitu juga jika berdosa, dosanya brkali kali lipat.

Seorang perempuan muslim memiliki kacamata iman, Pertimbangan iman, bukan gengsi.  Pada tahun 7 Hijriah, ketika Rasulullah dan orang orang mukmin hendak berumrah ke Mekkah. Lalu dilarang, sehingga gara gara itu tercetus Perjanjian Hudaibiyah . Dan Rasulullah hanya diberi izin 3 hari untuk ada di Mekkah, saat itu lah terjadi pernikahan Maimunah & Rasulullah. Selepas Rasulullah mengakhiri Umrahnya dengan  bertahallul. Persiapan pernikahan mereka sangat cepat. Setelah pernikahan itu, beliau dan kaum muslimin meninggalkan Mekah.

Maimunah mulai memasuki kehidupan rumah tangga Rasulullah dan beliau menempatkannya di kamar tersendiri. Maimunah memperlakukan istri-istri beliau yang lain dengan baik dan penuh hormat dengan tujuan mendapatkan kerelaan hati beliau semata.

Tentang Maimunah, Aisyah menggambarkannya sebagai berikut. “Demi Allah, Maimunah adalah wanita yang baik kepada kami dan selalu menjaga silaturahmi di antara kami.” Dia dikenal dengan kezuhudannya, ketakwaannya, dan sikapnya yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Allah. Riwayat-riwayat pun menceritakan penguasaan ilmunya yang luas.

Pernikahan ini mendekatkan penduduk mekkah terhadap islam.  Sebab Maimunah sendiri sebelumnya adalah menantu Abu Lahab. Kecurigaan bahwa jika Rasulullah memimpin maka orang-orang mekkah akan ditindas terhapus sudah. Justru kini Muhammad beristri seorang petinggi Mekkah. Kepercayaan masyarakat mekkah kepada muhammad meningkat.

Pernikahan Maimunah dan Rasulullah berlangsung selama 3 th 3 bulan, sebab Rasulullah wafat setelah Haji Wada. Karena itu pula Riwayat tentang Maimunah sangat sedikit sekali. Dan 2 tahun setelah pernikahan ini terjadilah apa yg kita kenal dengan Pembebasan Mekkah, atau futuh mekkah. Peran Maimunah ini sangat besar dalam mempercepat proses futuh ini.

Pada masa pemerintahan Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bertepatan dengan perjalanan kembali dari haji, di suatu tempat dekat Saraf, Maimunah merasa ajalnya menjelang tiba. Ketika itu dia berusia delapan puluh tahun, bertepatan dengan tahun ke-61 hijriah. Dia dimakamkan di tempat itu juga sebagaimana wasiat yang dia sampaikan. Menurut sebagian riwayat, dia adalah istri Nabi yang terakhir meninggal. Semoga Allah memberi tempat yang layak di sisi-Nya.

Amin.

Biografi Istri-Istri RasulullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang