Chapter 3 Cermin

280 28 11
                                    

"Kushina..." panggil hantu itu dengan suara menggema.
.

.

Deg

.

.

Kushina kaget, bagaimana hantu itu tahu namanya, 'd.. dia manusia kan? Dia bukan hantu kan? Ta... Tapi kenapa lidahku kelu?'

.

Tiba-tiba sosok tadi berubah menjadi hantu yg mengerikan dengan wajah hancur disertai dengan tetesan darah yang jatuh di depan kushina.

'ha-Hantu? apa didepanku itu hantu?' batin kushina yang masih syok ditempat.
.

.

"a-a-a" teriak kushina tanpa suara.

.

.

Ia ingin berlari tapi kakinya melemas, akhirnya ia hanya bisa terduduk ke lantai. 'tidak, pasti aku berhalusinasi, disini tidak ada hantu'

.

Hantu itu terdiam, tak bereaksi. Kushina memejamkan matanya dan menutup kepalanya dengan tangan nya. 'd-dia bukan hantu, dia bukan hantu!!! '

"kushina........." panggil hantunya lagi.

.

.

.

.

"kau harus mati bersamaku.......!!!" teriak hantu itu yang langsung menarik lehernya dan mencekik nya dengan mengangkat tubuh kushina tanpa ampun.
.

.

"kya..... uhuk uhuk" wajah kushina mulai ketakutan dan napasnya mulai sesak karena dia juga mengoyangkan tubuhnya agar jatuh ke lantai.
.

.

.

Setelah beberapa kali melawan akhirnya tubuhnya melemas. Tiba-tiba hantu itu melempar tubuh kushina begitu saja sampai mengenai rak buku kemudian jatuh dan ditambah beberapa buku yang jatuh mengenai kepalanya sampai sedikit berdarah.

"uhuk uhuk" kushina hampir kehabisan nafas.

.

.

Dengan nafas yang tersenggal senggal, kushina berusaha berlari keluar dari perpustakaan dengan kaki yang lemas karena masih syok.

"kau mau lari kemana? Hahahaha" tawa hantu itu keras sekali.

Kushina berlari-lari melewati lorong-lorong kelas yang terlihat sepi dan gelap seperti kuburan. Ia mencoba mencari tempat sembunyi. Tanpa basa basi ia langsung masuk ke dalam uks tadi.

Dengan nafas yang masih tersengal sengal, ia berusaha menenangkan diri. Ia masih takut bercampur cemas akan sosok hantu tadi. Lalu Ia menengok ke jendela, apakah masih ada sosok hantu tadi.

"huh ternyata sudah nggak ada"

.

Tiba-tiba hawa dingin menggerogotinya lagi, ia merasa ada tangan pucat yang menyentuh pundaknya disertai hembusan napasnya. Tapi ia berfikir mungkin teman-teman nya juga pada sembunyi didekatnya.

Mysterious Library (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang