Miss

191 19 0
                                    

ipen wiken - 21 april 2019

tema: kartini
kata kunci: muda mudi, eksistensialisme, aksen, gerak berpindah, lampu padam.
diksi: dauran, deanol, diva, dobol, drai.

PseuCom



Uchiha Itachi, si ganteng-ganteng-sayangjomblo, menggerutu dalam hati. Bukan, dia bukan menggerutui nasibnya yang naas karena jomblo padahal ganteng. Dia hanya sedang menggerutui sang adik yang sedari tadi ribut dengan keyboard komputer. Bukannya Itachi memiliki telinga seperti kelelawar yang akan merasakan kesakitan berlebihan kala mendengar suara ribut sekecil apa pun, hanya saja aktivitas adiknya menyebabkan terganggunya keheningan yang Itachi ciptakan untuk bersantai sambil merasakan sejuknya krim deanol di wajah yang meresap ke dalam kulit.

Beberapa menit sebelumnya, Itachi masih bersabar. Akan tetapi, ini telah mencapai limitnya. Dengan geram, Itachi bangkit dari kasur, melakukan gerak berpindah ke arah saudara kesayangan--yang entah kenapa selalu menjengkelkan--dengan langkah lebar.

"Adikku, bisakah kau menekan tombol jari dengan santai tanpa perlu emosi--"

"Diam!"

Itachi tersentak. Krim yang mengering di wajahnya pun sampai sedikit meretak. Lihat, bahkan krim deanol pun terkejut mendengar suara dengan aksen rendah penuh emosi yang keluar dari mulut Uchiha bungsu. Sepertinya Itachi harus membeli krim yang tidak gampang jantungan.

Memilih bersabar sedikit lagi, Itachi tersenyum sambil menumpukan telapak tangannya di ujung meja. "Tumben pakai komputer? Di mana smartphone-mu?"

"Rusak."

"Karena?"

"Kubanting."

"Kapan?"

"Tadi pagi."

Itachi mengangguk. "Jadi, ceritanya kau sedang butuh menggunakan internet, tetapi smartphone-mu rusak sehingga kau harus menggunakan komputer?"

Sang adik tidak menjawab. Namun, jarinya yang berhenti mengetik dan matanya yang menatap tajam, mengindikasikan bahwa dia benar-benar akan membunuh Itachi jika bicara lebih banyak lagi.

Akhirnya, Itachi memilih mundur. Kembali ke kasur, membaringkan diri, menatap plafon, sambil melafalkan doa, "Semoga listrik padam."

Dan di detik itu pula, doa Itachi terkabul. Lampu padam dengan tiba-tiba, diiringi auman tidak terima berikut makian dari sang adik, serta Itachi yang mendengungkan lagu 'Yesus sayang padaku' sambil beatbox.

•••

Uchiha Sasuke, si remaja puber temperamental, melangkah tegap seperti serdadu Inggris dengan kedua alis yang bertemu. Matanya menyipit kesal, tangannya mengepal, giginya bergemertak kuat. Tak memperdulikan matahari yang sedang memanggang bumi dengan napsunya, Sasuke tetap membelah trotoar Konoha dengan hanya menggunakan kaos oblong, celana futsal milik Itachi, serta sandal jepit. Sebagian besar orang yang berpapasannya mengira bahwa Sasuke adalah orang sakit saraf yang baru saja kabur dari tempat rehabilitasi.

WorkShot IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang