Chapter 1

4.8K 141 61
                                    

Di sebuah ruangan kelas, terlihat seorang guru wanita tengah berbicara kepada sekumpulan murid di kelas tersebut,kelas M.4/1(di Indonesia setara dengan kelas 10 SMA tingkat 1).

"Selamat datang siswa M.4 SMA Ritdha. Di sini hanya ada siswa M.4.Siswa M.5,dan M.6 ada di sana."

"Karena ini sekolah asrama, kami punya kamar untuk semua siswa," jelas guru tersebut.Para siswa terlihat mendengarkan penjelasan dengan saksama.

"Hei, berhenti! Mau kemana kau?!"

Di sisi lain, terlihat seorang cowok yang berlari dan disusul oleh guru yang sembari berteriak teriak memperingatkan cowok itu untuk berhenti.

"Dengar, kalian diterima di sekolah yang dianggap nomor 1 di negeri ini."

"Hei, berhenti!"

"Kubilang berhenti!"

"Siswa yang lulus dari sini dan punya pekerjaan stabil, masa depan cerah, dan menjadi tokoh ternama negeri ini ada lebih dari 90%. Tapi 10% sisanya-"

Ucapan sang guru terhenti ketika mendengar teriakan seorang guru yang melintas kelas tersebut sehingga menimbulkan kegaduhan.Para siswa pun mengalihkan pandangan ke arah pintu kelas menyaksikan aksi kejar kejaran antara murid dan guru tersebut.

"Berhenti! Kenapa lari?!Mau kemana kau?!"teriak guru berkepala plontos tersebut sambil mengejar murid laki laki tadi.Salah seorang siswa kelas itu terkekeh kecil sembari menggeleng gelengkan kepala.

"Pang."

Cowok tersebut berlari sekencang kencangnya menghindari kejaran sang pak guru dibelakangnya.Ia menyusuri tangga dan sampai di kelas atas.Langkahnya langsung terhenti dan segera mengeluarkan ponsel dan sebuah parasut mini.Cowok itu mengikat ponselnya di parasut tersebut dan menerjunkannya ke bawah.Baru saja hendak beranjak pergi, langkahnya seketika terhenti bersamaan munculnya seorang wanita dengan tatapan tajam dan sebuah bilah kayu yang selalu berada di tangan kanan guru itu.Cowok itu nampak sedikit terkejut namun ia mencoba bersikap santai dan tersenyum, mengatupkan kedua tangannya memberi salam pada ibu guru di hadapannya.Tak lama akhirnya pak guru tadi berhasil menjumpai murid cowok itu.

"Ada apa, mengapa berisik sekali?"tanya Bu Ladda.

"Anak ini mengambil ponselnya yang disita, Bu Ladda,"jawab pak guru tersebut dengan napas yang masih ngos ngosan.

"Kelas 8 lagi?Berikan ponselmu."

Cowok itu menepuk nepuk kantong baju dan saku celananya.

"Tidak ada."

"Bohong! Kau pasti sudah melemparnya ke bawah!"

"Itu kan ponsel, pak.Kalau kulempar rusak dong!Lihat, benar-benar tidak ada padaku.Kalau tak percaya apa aku harus sampai membuka celana?"cowok itu tengah bersiap membuka risleting celananya, namun langsung terhenti oleh teguran Bu Ladda.

"Cukup.Kalau begitu ya sudah, tak apa.Kembali ke kelasmu."ucap Bu Ladda sembari berjalan pergi.Cowok itu tersenyum lega dan berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya,M.4/8.

Cowok itu memasuki kelasnya diam diam, berjalan jongkok menuju bangkunya yang berada di posisi paling belakang.Tak ada niat untuk memperhatikan materi pelajaran di depan, tiba tiba ia mendapat lemparan spidol tepat di kepalanya.Ia meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya.

"Itu contoh siswa yang tidak pernah memperhatikan pelajaran dan dipastikan  tak bisa naik ke kelas selanjutnya.Manfaatkan semua ilmu yang bapak ajarkan dan jangan jadi seperti dia."

Cowok itu hanya menopang dagu sambil mendengarkan gurunya yang tengah memberikan wejangan di depan.

"Oke kalau begitu, sekarang kita lanjutkan soal Parasut Telur. Di sini, mg adalah berat-"

The Gifted Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang