Mari kita plesbek.
"Tori, mulai saat ini [Name] akan menjadi teman barumu."
Aku menatap gadis berambut [your long hair] yang berdiri disamping ibuku sambil terus tersenyum.
Tangan kecilnya terulur mencoba mengajakku berjabat tangan namun aku mengabaikannya dan menatap gadis itu tidak suka.
Entah apa yang membuatku berperilaku seperti itu tapi aku merasakan ada sesuatu darinya yang membuatku merasa tidak nyaman.
"Tori ayo jabat tangan [Name]."
Sambil membuang muka, dengan terpaksa aku menjabat tangan [Name].
Aku tak peduli jika [Name] terganggu dengan perangaiku atau memberikan kesan pertama yang buruk padaku.
Tapi melihat senyum yang masih terukir diwajahnya membuatku ragu ia merasa terganggu.
Ugh.
Senyumnya sangat menyebalkan.
.
Tanpa aku sadari waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir satu minggu ia bersamaku.
Aku dapat melihat kerajinan dan ketekunan [Name] ketika mengerjakan sesuatu.
Gadis itu begitu sempurna hampir tanpa celah.
Tapi itu tak membuatku berhenti untuk tidak menyukai.
Dan lagi...
"Tuan muda suka warna apa?"
"Apakah tuan muda ingin menggambar bersamaku?"
"Tuan muda tau tidak kenapa pelangi warnanya warna warni?"
"Setiap sore aku suka jalan-jalan kebelakang rumah tuan."
... [Name] benar-benar membuatku merasa tidak nyaman.
Aku mendengus dan membentaknya kesal,
"Bisa diam tidak sih!? Berisik tau!"
[Name] diam, tak mengatakan sepatah katapun selama beberapa detik hingga akhirnya ia tersenyum dan membungkuk sopan.
"Baik tuan, sepertinya tuan muda sedang ingin sendiri, kalau begitu saya permisi."
Ia pun berlalu begitu saja.
Bukan kah dia sangat aneh?
.
"Kalian mau apa!?" Tanyaku kesal pada tiga anak laki-laki yang dua tahun lebih tua dariku.
'Mentang-mentang anak kelas 6, mereka mau menindas adik kelas begitu saja!?' Batinku emosi.
Melihat ekspresi marahku, mereka tertawa remeh.
"Hoho lihat siapa yang marah~"
Aku menggeram.
Salah satu dari mereka kemudian merebut boneka yang kugenggam dan membantingnya kelantai.
"Hei!"
"Heh, kau itu anak laki-laki. Malah bermain boneka seperti anak perempuan." Ejeknya lalu menginjak bonekaku dengan sepatu kotornya.
"Tidak-Akh!" Yang bertubuh paling besar diantara mereka bertiga menghampiriku dan menjabak rambutku kasar.
"Dan lihat rambutnya, merah muda. Warna macam apa ini?"
Merasa kesakitan, aku memukul-memukul tangan orang yang menjambak rambutku, namun nampaknya itu tak berefek padanya sama sekali.
"Lepaskan! Lepaskan! Lepaskan!"
"Hahaha, pukulannya lemah sekali!"
Sadar tak bisa melakukan apapun, air mataku mulai menggenang.
"Lihat! Dia ingin menangis hahaha."
"Dasar payah hahaha."
Dia menjambak rambut dengan lebih kasar.
"Kau---" Ia membuka mulutnya, seolah ingin berbicara sesuatu,
Namun belum sempat ia mengatakan sesuatu sebuah tendangan keras membuat jambakannya terlepas dan jatuh tersungkur.
"APA YANG---!?!" Kalimatnya kembali terpotong ketika sebuah tendangan tepat mengenai wajahnya.
Aku menatap sang pelaku terkejut,
[Name].
"Berani sekali kalian menyentuh tuan muda Tori dengan tangan busuk kalian." Ucapnya tenang tanpa ada nada takut sedikit pun.
Temannya yang tidak terima, berusaha memukul [Name].
Dan [Name] dengan mudahnya menghindar lalu memelintir tangannya hingga berbunyi,
Krek!
"AGHRR."
"Tuan muda, tutup matamu." Perintah [Name].
Aku yang tak bisa berpikir jenih hanya bisa mengangguk dan menutup mataku.
"Ingat, jangan mengintip."
Setelah itu yang kuingat semuanya telah berakhir dan aku membuka mataku.
Tiga anak laki-laki itu pun sudah terkapar tidak berdaya ditanah sambil merintih kesakitan.
Mulai saat itu aku mulai takut dengan [Name].
Mengingat aku memperlakukannya dengan buruk sebelumnya siapa tau aku akan berakhir seperti mereka.
Namun satu hal yang membuatku sangat takut padanya.
Aku ingat ketika pertama kali aku membuka mataku aku melihat [Name] dengan tatapan santainya melihat kepada tiga anak itu dan tersenyum,
Tersenyum dengan senyum yang selalu ia tunjukan padaku.
Semua orang juga [Name] senyumin gitu Tor ㄟ( ▔Д▔ )ㄏ
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Message | Himemiya Tori x Reader
FanfictionHanya tentang sepucuk surat di musim semi FragmentS 2rd Project Cover by @Nikishima_Kumiko